Thursday, December 12, 2013

Raul 2 thn vs Raul 5 thn

Raul di usia 2-3 tahun: (saya baru berani bilang sekarang di saat fase nya sudah lewat, dulu mah ngga akan saya sebut sebut)

Takut ketemu orang, kalau ada anak anak ngumpul ga mau gabung, seolah minderan, kalo jalan jalan di lingkungan tetangga selalu nunduk kalau ketemu orang dan ngajak cepet cepet, tidak mau jadi pusat perhatian, tidak berani tampil (saat tampil di school play, dia berdiri nangis teriak2 di depan penonton –yang lalu akhirnya dibawa ke belakang panggung dan ngga jadi tampil)

IMG00501-20110501-1631

Raul, sekarang, di usia 4-5 tahun

Ramahhh sekali, suka kalau main sama teman teman, bahkan ngemong sama anak anak yang introvert, semangat untuk tampil dan menunjukkan kemampuannya, jiwa kepemimpinan baik, kalau di acara yang ada panggungnya, akan mendekati panggung dan minta kesempatan tampil.

Apa yang terjadi ya?

Saya juga ngga tahu tuh, hehe

Yang pasti saya tidak melabeli apapun. Yang saya ingat cuma saya melindunginya kalau bertemu dengan orang orang negatif yang selalu melabelinya. Kalau dia mendengar sesuatu yang buruk, saya akan netralisir. Tapi, kalaupun setelah stimulasi optimal, Raul tetap pemalu, yaa... emangnya kenapa, ya ngga apa apa juga kan, hihi.

I believe, a child's potential will manifest at a specific time that we cannot predict.

Just keep believing in your child:)

2013-06-09 09.32.28 2013-06-15 10.34.57

Wednesday, November 13, 2013

Kebenaran Allah

Berinteraksi dengan berbagai orang, di dunia maya, dunia nyata, sungguh tak ada satupun yg selalu sepemikiran denganku. Daan akupun yakin ga ada satu orangpun di dunia ini yg otaknya sama, selalu sepemahaman, termasuk dlm mempersepsikan kebenaran. Kebenaran jd relatif dan bisa diperdebatkan.

So, ku kembalikan lagi sajalah pada Yang punya pengetahuan terhadap kebenaran mutlak.

Allahummaa arinal haqqa haqqan warzuqnajtibaa wa arinal baatilaa baatila warzuqnajtinaaba

Kejang Demam (Lagi)

Okay, this is getting scary for me..

Total total Rara sudah mengalami kejang demam sebanyak 5x

1x (simple) saat usia 11 bulan

2x (kompleks) saat usia 14 bulan

2x (kompleks) saat usia 15 bulan

Mulai membuat gelisah krn tidak banyak bacaan yang berhasil didapatkan dengan kondisi kejang demam kompleks. Kejang demam kompleks yaitu kejang demam yang terjadi lebih dari 1x dlm periode 24 jam (pada 1 siklus panas yg sama tentu). Biasanya literatur (baik itu artikel populer maupun yang 'sepertinya' ilmiah) membahas kejang demam dengan bahasan yang berakhir pada apa yang dimaksud dengan kejang demam kompleks (kriteria). That's it. Tidak ada penjelasan kalau kejang demam kompleks lalu harus bagaimana. Ndilalah, kayaknya artikel2 kejang demam ini saling copas atau gimana ya. Isinya kok sama sama aja, heu.

Oleh sebab itulah, selama kurun waktu usia Rara seputaran 1 tahun sampe 15 bulan itu, rasanya cukup sering bolak balik ke dokter, karena aku merasa ngga bisa mengandalkan pegangan bacaan selama ini.

Alhamdulillah, pak dokter bantu2 cari literatur tentang kejang demam kompleks

 

Duh.. dilanjut kapan2 deh, hihi..

Wednesday, October 2, 2013

Busyyyy, Exhausting, & Fun Weekend

Kamis sampe Minggu lalu ada di Bandung. Kesempatan superrr jarang bisa ada di Bandung dalam waktu yang cukup lama. Biasanya ke bandung weekend, dan ga sempet ngapa ngapain, cuma main ke aki nini 2R aja. Mau ada tujuan ke tempat lain, waktunya ngga pernah ada. Maka... kesempatan ini digunakan... sebaikkkk baiknyaa hehehe...

Hari kamis dipake buat kunjungan ke Pasar Baru, sebenernya yang berkepentingan mama, beli bahan kaos buat jahit ciput. Laluuu.,... ngurus2 masalah air dll di rumah Bandung. Seperti biasa, begitu sampai rumah, Raul pingin naik kuda. Baiklaaahh naik kuda... (kuda hari gini mahallll 1 putaran 5rb doong padahal dulu jaman saya kuliah, cuma 2rb. Haduhh inflasinya persis dengan lumpia basah, 2ribu ke 5ribu)

Sudah diniatkan dengan tekad bulat bahwa hari Jumat mau melakukan hal hal yang tidak pernah bisa dilakukan jika ke Bandung sama ayah saat weekend, yaituuuuhhh.... jogging di Sabuga, main ke museum geologi utk nunjukin kerangka T Rex ke Raul, dan ke Taman Lalu Lintas!

Kesempatan langkaaa bisa ke Sabuga pagi pagi dan menghirup udara segarnya. Melihat orang orang semangat olahraga, melihat para lansia semangat rumpi rumpi sambil jalan cepat dengan sesamanya. Sooo energizing. Baru aja lari 1 lap, Raul ngikut di belakang, pingin ditungguin. Hiks... kaga pernah olahraga, skalinya masuk track lari, anak minta ditemenin. Akhirnya lari super pelan asal bisa diikutin, tp akhirnya Raul cape jg dan maksa diriku utk berhenti. Tp krn merasa anak ini ga bakal ilang, aku lari aja terus memuaskan urusan olahraga yang sudah kepending selama beberapa generasi. Di belakang Raul manggil manggil sampe nangis *huhu jahat mode ya saya* pokoknya dari awal sudah dikasihtau konsekuensi dari ikutan lari. I had told him not to join me lhoo...  Lalu di belakang disamperin ibu2 dan diajak jalan bareng krn disangka anak ilang, pdhl dari jauh aku jg ngawasiiiin, lhah aku cuma lari kecil bolak balik bbrp meter di depannya *sigh*

IMG02822-20130913-0714

Nahh setelah Sabuga, next destination is... Museum Geo. Senaang, krn ada yang mau join saat ituuu yaitu Sansan. Udah semangat 45 kitaa ketemuan di museum Geologi. .... dannnn tutup doooong, hari Jumaaat tutuuup .. haduuuhhh luar binasa kesel, hehe. Yasudahlah... masih ada tujuan lain... Taman Lalu Lintas!

Berhubung Rafa nya Sansan blm sarapan, mampirlah kita beli 'perbekalan piknik' buat di Taman Lalin. Beli roti, beli minuman ringan dll. Lalu kami meluncur ke Taman Lalin..

TUTUP JUGAAAAAAA *jambak rambut garuk2 tanah* apa apaan iniiihhh...

Berhubung aku ga ada ide, Sansan ga ada ide.. bener2 ga kreatif yaaa hihi.. akhirnya kami berpisah dan kembali ke habitat masing masing.

Keesokan harinya, dengan semangat 45, we headed to Museum Geologi

IMG02834-20130914-0902 Biar rame, share fotooo hari ini liat kerangka t-rex sama tengkorak manusia purba d museum geologi IMG02865-20130914-0944

Sampai jugaaa kami di sanaaa *terharuu*  kesampean jugaa lihat T Rex. Raul seneng banget di lantai 2 lihat kejadian erupsi, emang doi lagi seneng2nya ngebahas lempeng2 bumi begituu. Tp krn acara kami padat hari itu, di museum gak lama2. Padahal pingiin tuuuh sambil ngejelasin tentang kejadian terbentuknya bumi yang ada gambarnya lengkap di situ. Tapi yaa dijelasin selewat aja dehh. Keburu siaang ntar kepanasan di taman lalin.

Horeee terharu jugaa masuk taman lalin. Sangaattt murah dibandingkan masuk taman mini, tp dengan kepuasan yang sama, bahkan lebih. I dont even remember last time i went there, krn saya masih bayiiik, haha. Ternyata isinya seruuu, wahananya banyak tapi gak terlalu luas, jadi bs menjelajah tanpa jalan terlalu capek. The great thing about this park is... kita bisa menikmati isinya tanpa harus ikutin wahana2nya yang kudu bayar itu. Ada ayunan, ada perosotan, jungkat jungkit, dll, all for free (kecuali bayar masuk yahh, yang murah juga kook). Ada juga bangku bangku utk duduk dan sekedar chit chat sama keluarga.

Kopdar juga niiih sama mak mak GajahMotherhood. Sayang Sansan ga jadi ikutan karena ada ondangan. Di situ ketemu Essa, Rina, dan Elma, dengan anak anaknyaa. Puaasn naik sepeda, naik kereta, naik kuda putar *lah mendadak lupa namanya* -->baru ingat, carrousel, mancing mancingan.. dan yang bikin terharu... saya menemukan bapak bapak jual gasing tradisional.

Lah apa istimewanya gasing??

Jadi.. sudah bbrp minggu ini anak lanang minta gasing, yg diomongin gasiiing melulu, krn lagi baca buku ensiklopedi WWP yang tentang how things work gituu, ada gasingnyaa. Haduuh bingung jg nyari gasing di mana, akhirnya aku suruh Raul berdoa, hayuk Raul berdoa aja minta gasing ke Allah, bunda ga tau carinya di mana, tp kalo Raul berdoa, insyaaAllah Allah kasih jalan. Akhirnya aku tuntun tuh kata2 doanya, "Ya Allah,.. Raul minta gasing dong ya Allah" Blm ada seminggu lho. Alhamdulillaaaah Allah kabulkan, hihi.

IMG-20130914-WA0004
IMG-20130914-WA0003 (1)Alhamdulillaahhh... senaaang... puaas.

Ehm blm puas sih sebenernya, belum semua dijelajahiii...

Tapi tetap bersyukuuur, hari hari di Bandung padat dan bermanfaat.

Berhubung setelah itu mau menyiapkan pameran, jadi  field trip nya libur duluuuu. Selanjutnya bertekad akan sering sering kasih anak anak new experience. Selalu baruuu, selalu belajar. Mudah mudahan jadi anak anak pintaaar dan pemimpin yang hebaat. Aamiin.

Sunday, September 1, 2013

Menentukan Genre Pendidikan Anak

Hello readers..Assalamualaikum

Apa yang saya tulis di bawah, semata mata berasal dari seorang awam yg ingin bebersih otak. Im not the expert, dan tidak sedang berusaha menyampaikan kebenaran utk semua ya. This is just what’s in my mind. Can be wrong. Can be right. Allah is The All Knowing. Latar belakangnya adalah kebanjiran info teori pendidikan anak yg kalo ditilik, bisa bertentangan satu sama laen. Coba deh baca baca tentang Tiger Mom dan Unschooling. Wedehhh beda bangett. Tapi keduanya mengklaim mencetak anak yang keren.

Jadi inget dulu bahas Montessori di WA, trus ada yg nyeletuk: “eh Maria Montessori kan anggota freemason”. Batinku, Ah syuuss? Montessori yg salah satu kiblat parenting kuh??  Montessori yang teorinya membuat aku jatuh cinta?

Monggo browse ttg montessori, video2 aktivitasnya, teorinya. Keren banget dehh, apalagi liat kelas di sekolahnya, so amazingJ  Aku sempat banyak belajar dari kelas montessori, dari diskusi dengan pelaku montessori. Raul, sulungku, kurang lebih cetakan montessori juga tuh.  Monggo browse juga makhluk apaan itu freemason.

Oh well, iseng aja deh aku googling tentang Maria Montessori, cukup banyak sumber yang membenarkan keterkaitannya dengan freemasonry. Gak Cuma itu, ada jg yang nyinggung nyinggung Ki Hajar Dewantara juga. Yap. Bapak pendidikan. Memang seingatku Ki Hajar itu ngefans sih sama Montessori, dan menjadikannya sebagai inspirasi. Ada bahan bacaan tambahan nih. Terserah lho ya percaya atau nggak. Aku sih ngambang antara percaya dan tidak (tp cenderung percaya #loh), hehe. http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/acuan-hardiknas-ki-hadjar-dewantara-atau-kh-achmad-dahlan.htm#.UiMs0tKGFrc

Aku ngga sedang menyampaikan bahwa berita (montes & freemason) itu benar loh. Dalam dunia konspirasi, kebohongan pun bisa disampaikan oleh pihak yang –seharusnya- reliable. Sebaliknya, kebenaran bisa jadi disampaikan oleh seorang tak dikenal dalam sebuah blog gratisan. So.. jangan percaya apapun yang kau dengar/baca, Dan jangan pula tidak percaya. Nah lho bingung kan, haha.  Pada akhirnya, fakta akan kondisi dunia ini yang jadi petunjuk, berita itu benar atau tidak, atau hanya sekedar kemungkinan benar.  Ah sudahlah, sejarawan jg bukan, aku gak berani mengklaim apa apa. Sejarah pun bisa beda tergantung siapa yang menceritakannya. Eh btw, rupiah jatuh sekarang juga ada aktornya lho. Gampang banget lah kalo mau ngancurin Indonesia, tinggal si aktor jentikkan jari (eahhh potensi oot detected. Stop)

Di sisi lain, aku jg mikir, what is the worst thing could happen kalo aku menerapkan montessori, toh ajarannya bagus. Iya kan bagus? Ngajarin kemandirian, tanggung jawab, saling menghormati, endebreh endebreh. Nahh tp dalam rangka waspada, baiklah kita cari tahu, akan sesesat apa aku jadinya kalo menerapkan montessori murni.

Ternyata, montessori dan freemasonry, sama sama mengusung hal yang sama, yaitu humanisme.

Humanisme? Sounds cool. Lucu ya kalo jadi nama band. Apa Humania terinspirasi ini? Krik krik... (sok sok bikin kaitan konspirasi, qiqiqi)

Terdengar netral2 saja. Se netral kata ‘semesta merestui’..

Senetral kata demokrasi.

http://examples.yourdictionary.com/examples/examples-of-humanism.html

Humanism emphasizes human dignity and the love of nature. This philosophy sees humans solving problems with rational thought and without the influence of secular or religious institutions. Humanism supports individual liberty, as well as human rights and responsibility for humankind and the planet.

 http://id.wikipedia.org/wiki/Humanisme

Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.

Humanisme sekular mencerminkan bangkitnya globalismeteknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme sekular juga percaya pada martabat dan nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui logika. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat dan agama setempat.

Maap lagi nih, aku bukan ahli dlm hal ini. Kalo definisi humanisme menurut 2 sumber yg kucomot di atas salah, wahh kasih tau yah. Jangan langsung percaya yah sama aku. Hehehe

Sesuatu yang mengesampingkan agama, memisahkan agama, ya sekuler lah namanya. Sekuler, jelas bukan prinsip islam. Kecuali yg ngaku islam di bawah Islam liberal yah.

Filosofi Islam yang kuanut sekarang, adalah sesuatu yang mungkin dianggap tidak netral oleh kaum naturalis atau humanis (murni). Rhona Bryne boleh saja berteori bahwa takdir digerakkan oleh pergerakan partikel dalam alam semesta, yang sebenernya ‘rahasianya’ adalah di pikiran manusia. Demokrasi boleh mengutamakan apa yang dipentingkan oleh rakyat. Humanisme boleh berfokus pada kepentingan dan keberhasilan manusia. Tapi yang aku pegang, tidak berhenti di situ. Semua berpangkal disebabkan oleh Allah, dan dibatasi oleh aturan Allah. Semua teori tersebut jadi salah kaprah, karena bebas dan berpotensi meniadakan Allah. Kita di dunia, bukan utk misi mensejahterakan manusia, tapi jadi khalifah, membawa misinya Allah, bukan? Kesejahteraan manusia adalah efek, bukan tujuan. Cencuhh banyak yg gak setujuu. Gakpapaa, kita jalani misi masing masing saja lah kalo geto.

Dalam montessori murni (bukan momontessorian alias pendidikan yg cuma comot comot metoda montes), semua agama dibolehkan masuk. Semua negara dikenalkan. Semua budaya dikenalkan. Semua agama dikenalkan. Saat idul fitri, kita lebaranan, saat natal, kita natalan. Tujuannya adalah sesuatu yang –tampaknya- bagus, yaitu toleransi, empati.

Aku pun sebetulnya agak2 mempertanyakan kenapa di buku kegiatan Raul dulu waktu di montessori (yg mengedepankan islamic value) ada pengenalan sama santa claus. Tapi knapa ya waktu itu lupa lupa wae mau nanyain ke gurunya.

Sebetulnya tulisan ini digerakkan oleh wacana parenting yang baru aku dengar yaitu unschooling. Begitu baca2, widih keren juga, tapi kok dapat kesan ini juga salah satu cara parenting humanis ya? Ternyata di belantara internet, banyak yang mengkaitkan unschooling dengan humanisme. Ngerinya, aku menemukan sebuah tulisan seseorang yang murtad dan dia menyatakan bahwa unschooling berperan besar dalam hal ini (unschooler.com) .  Yaa.. gak heran sih. Output dari pendidikan model begini adalah si anak yang menemukan dirinya sendiri. Kalau dia menemukan Allah dalam proses tersebut, wahh kebayang deh anak macem ini pasti akan jadi seorang muslim yang keren.

Hidayah memang domain Allah. Tapi, bukankah punya peran menjadikannya Islam, Nasrani, atau Majusi?

("Tidak lahir seoarang bayi kecuali dilahirkan dalam keadaan suci, kemudian kedua orang tuanya yang menjadikan Yahudi, Nasrani dan Majusi" (HR. Al-Bukhari Muslim) http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/kisah-mualaf-yang-membuat-para-muslim-menjadi-malu.htm#.UiN9gtKGFrc

Trus mau ngomong apa lagi ya aku, bingung..

Uhmm... *penyakit menulis tidak terstruktur, gakpapalah.. namanya jg bebersih otak*

Aku nggak sedang bilang kalo montessori atau unschooling sesat loh yaa. Sungguuuh itu bukan domain aku utk menentukan. Sampe sekarang pun aku suka intip intip web montessori mama utk nyari ide aktivitas buat anak. Apalagi ada yg disebut islamic montessori, islamic unschooling sebagai bentuk adaptasi dari teori asalnya. Jd inget bu Julia kepseknya Rumah Bermain Padi ngedongeng, dulu belio sekolah jauh2 ke eropa belajar ttg montessori, tp belio ngerasa something is missing. Ya sudah belio pulang dengan mengadaptasi teori tersebut yang sesuatu dengan akidah islam. Yahh kalopun dengan memberi label islamic lalu menjadi ‘less universal’, dan justru mengurangi esensi prinsipil dari montessori itu sendiri, gakpapa laahh gak penting ituuu buat sayaa, hoho.

Nahh sekarang, daripada lieur sama teori parenting yang berserakan di luar sana, lebih baik waspada aja sama kemungkinan penyisipan ideologi2 lain yang halus banget. Perkuat akidah, dan kaitkan semua hal ini adalah kuasa Allah. Berdoa terus dehhh supaya kita tetep dijaga sama Allah. Diri ini tetap membuka hati lebar lebar utk semua ilmu Allah melalui teori ciptaan dari makhluk ciptaanNya.

Wallahu a'lam bis showab. Kebenaran hanya milik Allah. Kita manusia cuma dikasih pengetahuan secuil:) Semoga Allah menjaga kita.

(Maaf ya... ending tulisannya gak menjawab judul tulisannya, qiqiqi)

Monday, August 26, 2013

[Renungan] Ibu : Bekerja atau di Rumah ? (part 3 of 3)

https://www.facebook.com/notes/elma-fitria/renungan-ibu-bekerja-atau-di-rumah-part-3-of-3/10151818978712660

... lanjutan dari [Renungan] Ibu : Bekerja atau di Rumah (part 2 of 3).

Dari sudut pandang tentang anak.

Seperti halnya jodoh, yang sudah Allah pasang-pasangkan sedemikian rupa. Maka anak dan ibu pun demikian, sudah Allah pasang-pasangkan. Ibu yang ini untuk anak yang ini. Ayah yang ini, untuk anak yang ini. Allah menjamin tidak akan salah pasang, tidak akan salah menempatkan, dan tidak akan salah memberikan situasi.

Jika ibunya cerdas, dan ayahnya cerdas, silakan mengira-ngira, seperti apa anak yang akan Allah titipkan ? dan mengapa anak itu harus dititipkan pada orang tua yang ini ?

Maka, lagi-lagi, pasti ini ada tujuannya. Bagian dari misi penciptaan kita. Menjadi ibu adalah salah satu misi wanita diciptakan. Menjadi ayah adalah salah satu misi laki-laki diciptakan. Jadi observasi dengan menyeluruh, bagaimana kita bisa menjadi orang tua yang tepat untuk anak yang ini ? sesuai dengan tujuan Allah memasangkan kita dengan anak itu.

Dari situ, bisa dilihat apakah saat ini, pilihan untuk bekerja dulu, atau fokus di rumah dulu, sebagai pilihan yang tepat ? Ingat lho, “saat ini”. Karena bulan depan, tahun depan, bisa jadi beda lagi kesimpulan kita. Makanya, satu-satunya cara untuk tahu : pasang mata dan telinga batin, lalu tanya pada Allah

“what do YOU want me to do now ?”

Kaitannya dengan batas waktu, koridornya dalam Islam hanya : susui anak kalau bisa sampai 2 tahun, ajari anak shalat mulai 7 tahun (dan kalau usia 10 tahun belum shalat boleh dihukum), dan mempersiapkan anak masuk usia baligh (karena setelah baligh, pahala dan dosa mereka yang tanggung sendiri).

Dari sudut pandang tentang suami.

Ada anggapan yang umum : bahwa laki-laki ketika menjadi ayah sekali pun, punya kebebasan berada di luar rumah, dalam pekerjaannya, atau dalam aktivitas lain. Bisa kemana saja sesuka hati. Sementara wanita, ketika menjadi ibu, ruang gerak terbatas, seringkali hanya bisa di rumah saja, tidak bebas, tidak bisa kemana-mana dengan sesuka hati.

Well, untuk tahu apakah anggapan ini benar dan baik untuk dipercaya, atau justru menyesatkan pikiran, saya bertanya ke suami. Dan inilah jawabannya :

Lelaki (suami) baik-baik tidak pernah menganggap : berada di luar rumah – bekerja - beraktivitas lain, sebagai “enak-enak” atau “kebebasan”. Jika ada laki-laki yang berpikir itu kebebasan, maka dijamin dia bukan laki-laki yang baik.

Maka, wahai semua wanita, jangan mau merasa  iri dengan yang seperti itu. Jangan mau merasa “bebas” seperti itu, karena yang kau iri-kan, yang kau cemburui, sebenarnya bukan gambaran laki-laki baik-baik. Anda salah mengira.

Laki-laki yang baik akan membawa beban tanggungannya dalam pikirannya kemanapun dia melangkah. Setiap ikhtiarnya penuh doa semoga bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga. Sebelah mana bebasnya ? sebelah mana enak-enaknya ?

 

Dalam ikhtiarnya, hampir selalu berhadapan dengan ketidakpastian. Ada saja yang tidak bisa diukur dari amanahnya. Cukup atau tidak untuk keluarga, barokah atau tidak, halal atau tidak, sesuai kompetensi atau tidak, berurusan dengan atasan dan bawahan bagaimana, dll. Sebenarnya, dunia di dalam rumah seperti urusan rumah tangga dan pengasuhan anak, justru lebih mudah terukur.

 

Jika wanita sering melihat suami yang baik-baik pun ketawa-ketawa di luar seolah hidup begitu bebas dan bahagia. Ah, itu karena, tidak semua laki-laki pandai mengekspresikan pikiran beratnya dan doa-doanya melalui raut wajahnya.

 

Jadi tak perlu lah saling iri. Karena dalam tugasnya, suami tidak mengambil jatah wanita dalam keutamaan dan kebahagiaan sebagai istri dan ibu. Begitu pun istri, dalam tugasnya, tidak mengambil jatah laki-laki dalam keutamaan dan kebahagiaan sebagai suami. Tidak ada yang saling mencuri jatah. Masing-masing punya jatahnya sendiri-sendiri.

Dengan sudut pandang ini, kita bisa memahami, bahwa jika suami dan istri bersepakat untuk si istri bekerja di luar rumah, maka hanya akan baik jika : bukan karena istri melakukan kewajiban suami. Hanya akan baik jika : istri murni melakukan itu untuk atualisasi dirinya. Hanya akan baik jika : suami dan istri sama-sama paham bahwa jika istri ikut menanggung kebutuhan keluarga, maka itu shadaqah. Oleh karena itu, tidak boleh ada paksaan. Tidak boleh ada tekanan, apalagi tuntutan.

Sebagai sepasang manusia yang sudah Allah takdirkan untuk bersatu, mulailah selalu dengan keyakinan bersama : apa yang Allah minta dari kita sekarang ?,

lalu perjelas melalui diskusi berdua karena butuh sama-sama paham dan sama-sama enak,

lalu sepakati, dan bergeraklah atas kesepakatan tersebut.

Sering-sering evaluasi pilihan-pilihan yang sudah diambil.

Dan pastikan, selalu, hadapkan wajah berdua hanya pada Allah. Lalu pastikan selalu menatap ke depan, ke arah yang Allah tunjukkan.

Apapun yang Allah pesankan saat ini pada anda, bekerja dulu ataupun di rumah dulu. Then you are in the right track to heaven :) . Congratulations Mom :)

[Renungan] Ibu : Bekerja atau di Rumah ? (part 2 of 3)

Inih lanjutannyaa di copas dari link inih


https://www.facebook.com/notes/elma-fitria/renungan-ibu-bekerja-atau-di-rumah-part-2-of-3/10151818885352660

 

... lanjutan dari [Renungan] Ibu : Bekerja atau di Rumah ? (part 1 of 3)

Okay, so now, what should I do ?

Tanya pada Allah SWT. Tanya pada yang membuat kita. Sebagai produk pabrik, maka bertanyalah pada si pemilik pabrik :

 

1.      1.  saya ini didesain untuk apa ?

2.      2.  untuk sampai pada misi pembuatan saya, saya harus melalui proses apa saja ?

3.      3.  Dan saat ini saya harus ada di proses mana ?

Sejatinya, hanya Allah yang punya segala jawaban yang kita tanyakan. Bukan forum ibu-ibu, bukan milis komunitas, bukan teman, bukan orang tua, bukan suami, bahkan ... bukan kita sendiri.

Pada dasarnya, hidup kita ini diperjalankan oleh Allah. Allah yang Menentukan kita akan belok kemana, parkir dimana, nge-gas dimana. Kita lah yang perlu pasang mata dan telinga batin, untuk mendengar petunjukNya.

Kita hidup dalam rencana Allah. Dan karena Allah Maha Mengurus hambaNya, maka dijamin, kita tidak akan ditelantarkan. Itu juga berarti, kita boleh, sangat boleh, percaya penuh pada rencanaNya.

Nah, Allah tidak selalu menjawab 3 pertanyaan tadi sekaligus saat ini. Dalam banyak kehidupan, Allah hanya memberi tahu kita beberapa tahun ke depan, atau bahkan beberapa hari ke depan. Ibaratnya, malam hari kita mengendarai  mobil di jalan panjang dan gelap gulita, dengan mengandalkan lampu mobil sebagai cahaya. Kita tidak bisa lihat ujung jalannya, tapi kita bisa lihat 20 meter ke depan dengan lampu mobil itu. Ya kita cukup percaya pada 20 meter di depan itu. 20 meter, lalu 20 meter lagi, lalu 20 meter lagi. Kita yakin, dengan mengikuti itu pun kita bisa sampai di ujung jalan.

Seperti itulah IMAN.

Percaya pada informasi dari Allah untuk 20 meter ke depan hidup kita. Iman yang membawa kita menjalani hari-hari dengan yakin. Karena pada hari-hari yang terbatas itu, kita percaya pada perintah Allah : jalanlah di jalan ini. Kita tidak tahu, untuk sampai di tujuan kita, kita akan dibawa belok kemana saja. Tapi kita tahu, kita akan dibawa Allah sampai ujung jalan, sampai ke misi penciptaan kita, hanya dengan terus menerus mengandalkan 20 meter di depan yang terlihat tadi.

And you know what ? that is enough. Sangat cukup untuk membuat kita hidup tenang dan yakin bisa sampai di tujuan kita. Asal ikuti pesan yang Allah berikan saat ini. Jadi pasanglah mata dan telinga batin.

Satu hal yang sangat saya yakini. Allah memberi bekal kekuatan pasti untuk sebuah maksud. Jadi seorang wanita diberi kecerdasan pasti juga untuk sebuah maksud. Dan itu pasti untuk sesuatu yang besar. Saya yakin, kecerdasan setinggi ini tidak hanya diberikan untuk beberapa orang yang ada di rumah saja. Terlalu banyak kalau hanya untuk suami dan anak-anak saja.

Maka pastilah kecerdasan tinggi ini dipersiapkan untuk amanah besar dan luas. Mungkin sebesar dan seluas umat. Dan amanah ini juga akan unik, sesuai misi penciptaan kita. Every task for every single person.

Jadi saya yakin, akan datang waktunya Allah menagih kecerdasan ini, untuk digunakan bagi kebaikan lebih banyak orang, untuk kebaikan umat. Nah, waktunya kapan ? biar Allah yang tentukan.

Allah Maha Tahu apa seorang hamba sudah siap dibawa ke amanah besarnya. Allah Maha Tahu, apa saja proses yang harus dilalui sampai seorang hamba siap menjalani misi penciptaannya. Maka pastikan, selama belum sampai ke amanah misi penciptaan kita, kita selalu meng-up grade diri kita menjadi lebih baik dan lebih cerdas.

Jika saat ini, misalnya, pesan dari Allah adalah : fokus dengan yang di rumah dulu. Maka yakinlah panggilan itu akan datang kok. Hidup kita masih panjang. Dan ketika panggilan itu datang, kita telah jadi orang yang berbeda dari kita sekarang. Ketika amanah itu datang pada kita, kita akan sangat bersyukur bahwa kita pernah dibina oleh Allah sebagai ibu rumah tangga di rumah, sehingga kita punya kekuatan-kekuatan yang tidak akan pernah kita punya jika kita tidak pernah jadi ibu rumah tangga.

Kehidupan rumah tangga, sebenarnya memberikan kesempatan seorang ibu melihat dirinya apa adanya, lepas dari penilaian kinerja perusahaan. Ini berarti juga kesempatan mengasah banyak sifat asli dalam diri kita. Jadi jika saat ini, misalnya, pesan Allah adalah : fokus di rumah, maka seorang ibu punya kesempatan memperbesar kapasitas keikhlasan, empati, kesigapan, termasuk iman.

Sehingga, pada saatnya amanah besar itu datang, kita akan tahu bagaimana mendahulukan kepasrahan pada Allah lalu diikuti dengan sebaik-baiknya ikhtiar.

 

... bersambung ke [Renungan]  Ibu : Bekerja atau di Rumah ? (part 3 of 3)

[Renungan] Ibu : Bekerja atau di Rumah ? (Part 1 of 3)

Copas dari tulisan temen sayah yang okehe bangeth

https://www.facebook.com/notes/elma-fitria/renungan-ibu-bekerja-atau-di-rumah-part-1-of-3/10151818852932660

Salah satu kegalauan yang terjadi pada ibu-ibu berpendidikan tinggi : memilih bekerja atau tinggal di rumah. Ini tentu saja sering terjadi pada teman-teman lulusan ITB.

 

Pemicunya bisa dari komentar orang, mulai dari yang halus sampai yang mencibir. Atau pertanyaan dari orang tua / keluarga, mulai dari yang sekedar bertanya, sampai yang seolah menagih. Atau dari diri sendiri : yang di rumah merasa ngiler ingin bekerja-berkarya di luar, yang bekerja di luar rumah ngiler ingin menghabiskan waktu dengan anak-anak di rumah.

 

It is a never ending topic. Ini juga pergulatan batin yang bisa jadi belum berhenti, meski sudah memilih salah satu pilihan.

 

Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi beberapa sudut pandang yang saya rasakan seumur saya menjadi istri dan ibu.

 

 

Saya ingin mulai dari istilah. Karena saya rasa ada masalah mendasar disini. Persepsi.

 

Entah sejak kapan, mulai ramai istilah : working mom dan stay-at-home mom. Working mom mengacu pada ibu bekerja eight – to – five, stay-at-home mom mengacu pada ibu yang memilih di rumah “saja”.

 

Awalnya, ini cuma istilah. Lambat laun jadi dasar persepsi. Adanya istilah ini membuat pengelompokan, yang membuat pikiran jadi merasa harus memilih antara 2 pilihan. If you’re working mom, than you can’t be a stay-at-home mom. Begitu juga sebaliknya.

 

Lebih jauh lagi, jadi bikin dua kelompok yang kadang saling –maaf- mencibir, atau malah saling iri dan ngiler.

Lucu kan jadinya ? How that term can actually drive your mind into a perception. A dicotomy. Ya, sebuah dikotomi. Pembedaan yang tegas.

 

Well, maaf, saya menolak pembedaan itu. Either you’re working or not, you are a FULL TIME MOM. Karena tak ada seorang ibu pun, yang pernah lepas pikirannya dari anak-anaknya. Dimana pun ibu itu berada. Di kantor, di rumah, di pasar, depan kompor, depan laptop, depan setumpuk kerjaan, ketika ber-daster, ketika ber-blazer. Whatever you do, whereever you are, a mother is a Full Time Mom. Titik.

 

 

Ini juga membawa ke sudut pandang baru.

 

Yang manusia butuhkan, laki-laki ataupun perempuan, adalah ruang untuk berkarya. Maka berkarya bisa dilakukan dalam bentuk apapun dan kapan pun. Saat bekerja di kantor, saat mengelola online shop, saat mengasuh anak, saat berbincang dengan tetangga.

 

Seorang ibu yang saat ini sedang fokus di rumah, bisa nanti Allah bawa ke dunia kerja. Seorang ibu yang berkarir, bisa nanti Allah bawa ke rumah. So be flexible.

 

Lagipula setiap ibu adalah pribadi yang berbeda. Cerita hidupnya beda, tuntutan dan amanah hidupnya beda, dan yang paling dalam adalah : misi penciptaannya dari Tuhan juga beda, maka akan Allah beri lika-liku hidup yang beda juga.

 

Jadi sangat tidak adil membanding-bandingkan antara hidup seorang ibu dengan ibu yang lain. Antara hidup seseorang dengan orang lain.

Tidak adil pada diri kita sendiri, jika memandang terus laju gerakan orang lain, dan membandingkannya dengan diri sendiri.

Tidak adil pada diri sendiri, jika anggapan orang lain menjadi kacamata kita ketika melihat diri sendiri.

 

So stop comparing yourself, this is your life. Not others.

 

 

Hidup kita tujuannya jelas : Mewujudkan misi penciptaan dari Allah.

 

Setiap orang unik dengan misi penciptaannya sendiri-sendiri. Oleh karena itu diberi bekal perjalanan yang beda, yaitu : bakat dan kekuatan yang beda. Dan tentu saja, diberi lika-liku hidup yang beda, karena setiap orang dibentuk oleh Allah dengan cara yang beda. Different life for every single person.

 

Jadi, hidup kita bukan untuk menjawab pertanyaan orang lain. Bukan untuk memenuhi ekspekstasi orang lain. Bukan untuk menyenangkan orang lain. Bukan untuk memuaskan standar orang lain.

 

Bedakan dengan :

Hidup untuk berkarya sebaik-baiknya. Hidup untuk menjadi istri sebaik-baiknya. Hidup untuk menjadi ibu sebaik-baiknya. Hidup untuk berbakti pada orang tua dengan sebaik-baiknya. Hidup untuk menjadi teladan di keluarga dengan sebaik-baiknya.

 

Hidup juga bukan untuk memanggul harga diri kemana-mana. Hidup bukan untuk menenteng kebanggaan apalagi gengsi. Hidup bukan untuk berharap dinilai sebagai : “sudah jadi orang atau belum”. Itu sangat dangkal.

 

Listen to this :

Saya tidak butuh pengakuan orang untuk menjadi berharga. Apa adanya diri saya, itu sudah sangat berharga. Jadi jangan pasangkan harga diri saya pada identitas : wanita karir, karyawan MNC, engineer, mom-preneur, dll. Seolah jika saya tidak punya identitas itu, then I’m nothing. Itu salah besar.

 

Siapa pun saya, saya terlahir dengan membawa 100% cinta dan penghargaan. Bagaimana pun diri saya, saya sangat berhak dicintai. Sangat berharga. Sangat istimewa.

 

So, please, do check your intention. Check your mind. Check your heart. Heal it.

Tuesday, July 16, 2013

Raul’s Circumcision

Awalnya sama sekali ngga terlalu mikirin kapan Raul (4.5 tahun) sunat. Aku berpikir, khitan adalah sesuatu yang besar, dan bisa jadi menyakitkan buat seorang anak. Jadi, aku lebih mikir let it flow, ada masanya dia akan minta sendiri. Apalagi setelah baca baca tulisannya pak guru holistic healing yang bilang bahwa sirkumsisi adalah hal yang traumatis dan merupakan tindakan mutilasi yang harus dihindari di dunia moderen (which is saya tidak setuju ya kalo terkait tuntunan agama yang hikmah dlm bidang kesehatannya pun sudah terbukti, tp saya ambil lesson nya aja, yaitu mengenai minimasi trauma).

Tapi, karena Raul masih ngalamin enuresis, yang setelah diobservasi sepertinya bukan masalah fisik (bukan berhubungan dengan diabetes), sangat mungkin masalah psikologis.. ada insecurity terhadap sesuatu barangkali (tapi tentu kalo psikologis agak sulit dan perlu waktu utk observasi yah),  pakdok memberikan salah satu usulan ini. Khitan. Khitan memang tidak ada hubungan langsung, tapi akan menjadi sebuah momen pembaruan, momen transformasi psikologis seorang anak. So... bismillah, saya mulai sounding ke Raul jauh jauh hari. Saya ingin Raul menuju ke tempatnya khitan dengan bangga dan antusias.

Saya bilang ke Raul gimana kalau Raul disunat nanti saat liburan. Anak laki laki harus disunat, cepat atau lambat. Lalu saya mulai cari cari info mengenai metoda khitan, which was lumayan bikin pusing dan bingung, karena masing masing punya kelemahan dan risiko. Tapi saat itu, saya sedang cenderung pada smart klamp. Saya cari videonya di youtube, dan saya tunjukkan ke Raul. Kami tonton deh video sunat bareng bareng. Saya ngga bakal bilang kalau sunat itu tidak sakit. Saya bilang, nanti dibius, mungkin ada sakit, tapi Raul pasti bisa mengatasi itu. Dan dia pun makin antusias, dan mulai cerita cerita ke orang orang kalau dia mau disunat, dengan gagah berani.

Pilihan kami jatuh ke sebuah klinik sunat yang dinaungi sebuah organisasi terkenal, letaknya di dekat rumah. Nah, saat libur telah tiba, kami ke sana, tanya biaya dan sebagainya. Agak kecewa, karena di sana hanya melayani metoda kauterisasi, sementara metoda ini adalah metoda terakhir yang ingin saya pilih. Tapi, pihak klinik berhasil meyakinkan, bahwa metoda ini aman, cepat, minim rasa sakit, minim darah. Ditunjang dengan berbagai foto sunatan massal, sunatan artis, dan sunatan pejabat termasuk sunatan anaknya dokter. Di temboknya banyak dipajang piagam, sertifikat, macem macem dah. Antriannya punnn bujubuneng... panjang bener. Saya sempat cari cari lagi yang bisa smart klamp ataupun metoda konvensional yang bisa dilakukan segera (karena masa libur yang terbatas, dan saya berharap Raul punya kesempatan utk recovery yang panjang). Di saat merasa harus segera memutuskan, belum ketemu juga. Akhirnya atas pertimbangan dan persetujuan ayahnya juga, bismillah, di klinik itu saja. Toh yang menangani tim dokter juga.

Hari Senin, sebelum ayahnya ngantor, kami datang ke sana habis solat subuh. Alhamdulillah ga ada antrian dan langsung masuk. Dokternya tidak banyak bicara. Ga ada perkenalan ke anak. Langsung nyuruh Raul rebahan di atas kasur. Krn khitan adalah hal yang saya anggap urusan serius dan besarl, saya mulai melakukan proses komunikasi ke Raul. Saya bilang ke Raul, dia akan menjalani proses sunatnya dengan alat yang itu, nanti begini begitu. Raul tanya sakit atau tidak, pake jarum atau tidak, dijahit atau tidak. Setahu saya sih ga dijahit dan ga terlalu sakit, tapi saya tanyakan saja ke dokternya, sebagai bagian dari prosesi komunikasi.

‘Dok, nanti disuntik ngga dok?’

'Nggak', jawab dokter

Ngga dijahit juga kan?

'Nggak',  jawab dokter

'Wahh alhamdulillah, tuh kan... Raul pasti bisa. Mungkin akan sakit sedikit, tapi engga apa apa'

'Smart klamp nya mana bunda?', tanya Raul

Ups.... jangan jangan saya kurang mengkomunikasikan kalau dia nggak jadi pakai metoda smart klamp. Haduuuhhh maaf naaak

Sekarang kita mau pakai kauterisasi, Raul. Itu alatnya. Prosesnya lebih cepat. Kalau smart klamp seminggu harus balik lagi *ngeles deh*

'Tapi Raul mau smart klaaaamp' , mulai merajuk. Yah yah.. panjang dehh ceramah saya ke Raul. Ayahnya ikut bantu juga.

Setelah itu, dokter mulai mengeluarkan jarum suntik untuk bius. Duh... kaget. Sebenarnya dari awal saya sudah mikir, kalau sunat pasti akan ada jarum untuk bius, dan saya tidak mengharapkan dokter berbohong untuk mengelabui anak. Setelah dokter bilang ga pakai jarum, saya pikir benar benar ga pakai jarum. Langsung buru buru saya koreksi, saya ga mau Raul merasa dibohongi. “Waduh sayang, maaf ya, ternyata ada jarumnya, tapi engga apa apa kok, itu biar ngga sakit”

Langsung di njus deh. Tapi entah kenapa Raul kesakitan. Mungkin berlebihan aja krn takut ada jarum masuk kelamaan.

Setelah itu pelan pelan dokter membuka kulitnya, dan terlihatlah itu kotoran kotoran di balik kulitnya (nahhh inilah hikmah dari khitan sodara sodara, kita ga akan mungkin membersihkan kotoran kotoran di balik kulit ituuuu). Setelah itu dilakukanlah proses pemotongannya dengan kauter. Tapi hikss... Raul nangis kesakitan, I didn't understand what was going on. Dia bener bener kesakitan, atau karena keburu ketakutan aja.

Pasca pemotongan, dokter tiba tiba... bikin kaget saya sekali lagi dengan mengeluarkan jarum dan benang jahit. SEKALI LAGI saya harus koreksi ke Raul sebelum proses menjahit dimulai, sementara si dokter diem aja gak ngomong apa apa. “Wahhh... bunda pikir ga dijahit sayang, ternyata dijahit. Maaf ya. Tapi engga apa apa kok, kan sudah dibius...”  Tapi lagi lagi Raul nangis membahana. I felt guilty, dan kesel sebenarnya sama dokter. Proses komunikasi tidak berjalan lancar, dan saya nggak suka praktisi khitan tidak melakukan komunikasi jujur untuk pengkondisian. This is a big thing, dan ternyata painful jiwa dan raga. Harusnya kan ada proses hypno khitan kek atau apapun lah sebutannya. Ini anak kecil gitu lho. Jadi sepanjang tangisannya saya Cuma bisa pegang tangannya dan terus berdzikir, sambil agak agak mengutuki diri sendiri, kenapa saya nggak kenalan dulu gitu sama dokternya, kenapa saya terburu buru demi mengejar waktu sebelum liburan selesai. Arrrgghh.. kesal sekali. Atau memang saya aja yang lebay dan sebenarnya semua anak mengalami ini? Tapi ya sudahlah. Yang bisa dilakukan hanya kasih dukungan terbaik sekarang.

2 malam pertama saya nggak bisa tidur, karena Raul ngga bisa tidur. Nyut nyutan katanya. Sakit katanya. It really broke my heart. Saya jg H2C lihat wujud hasilnya. Kok begini, kok begitu, ikut panik. Apalagi Raul meronta ronta dibersihkan pasca pipis, ga mau dibersihkan, karena sakit. Mau ngasih salep juga musti berantem. Hari ketiga sudah ngga keluar darah, tapi emang keluar getah khas luka bakar. So... sebenernya metoda ini, dari segi penyembuhan, tidak lebih baik lah dari konvensional. Waktu penyembuhan kira2 sama. Bedanya, metoda konvensional akan lebih banyak darah, kalau kauter akan lebih banyak getah (haisshhh dipikir pikir sama repotnya). Alhamdulillah kira2 1 minggu sudah ngga protes kalau dibersihkan, dan 2 minggu sudah lepas semua keropeng lukanya. Duh lega banget hasilnya bagus dan sepertinya kemarin kemarin saya terlalu didera ketakutan hasilnya akan ga bagus. Alhamdulillah walopun dokternya nyebelin saat prosesnya, tapi ternyata mau menjawab sms kekhawatiran, bahkan nelepon. Jadi ngga perlu kontrol pasca sunat hehe..

[caption id="attachment_213" align="aligncenter" width="300"]diambil dari alatkhitan.com diambil dari alatkhitan.com[/caption]


Gambar di atas adalah gambar celana sunat, dipakai selama penyembuhan. Dokter menyarankan di rumah tidak usah pakai apa apa, supaya kena udara dan mempercepat penyembuhan. Celana ini dipakai saat ke luar rumah saja. Hari kedua pasca khitan, saya memutuskan ngajak Raul pergi belanja ke Carrefour, lumayan lah buat hiburan dia supaya ngga terlalu mikirin nasib mr.P nya, huehehehe. Selama di jalan, happy happy aja tuh. Drama nya dimulai ketika sampe rumah lagi, hihi.

Alhamdulillah, syukur pada Allah, terlepas dari segala proses yang bikin kesal, tentu ada hikmah dan pembelajaran buat kami. He’s a big boy now, dan dengan bangga bilang ke aki nini nya, ‘raul sudah sunat lho!’

2013-01-17 09.20.58Radhika

Kejang Demam

Sharing ttg kesehatan ahh
Hendak sharing mengenai tatalaksana kejang demam pada anak, dan info terkait

Emang sih ya ada di buku, tapi suka dilewat lewat kalo baca buku teh, giliran kejadian, tetep wee bingung, hahaa..

Berikut ini yaa
1. Kejang demam biasanya terjadi pada demam hari ke 1, kadang kadang gak musti panas tinggi loh. Waspada kalau punya bapak atau ibu yang kecilnya pernah kejang demam.

2. Yang perlu diperhatikan adalah: durasi kejang, kondisi anak pra dan pasca kejang. So, keep calm, perhatikan jam atau stopwatch, kalo perlu rekam pake video, bisi bingung jelasinnya ke dokter, kalo emang perlu ke dokter nantinya.

3. Kejang demam adalah hal yang harmless, jadi ndak perlu teriak teriak panik *ini mah mimin banget haha* justru butuh tenang utk mencatat segala gejala, supaya kita bisa identifikasi, ini kejang demam apa bukan (kalo bukan kejang demam, bisa epilepsi, bisa meningitis)

4. Normally terjadi 2-5 menit. Kalo sudah lebih, atau terlihat membiru, bawa ke UGD. Biasanya kalo kejang pertama atau di bawah 1 tahun, UGD akan merujuk utk rawat inap. Tapi kalau sudah paham gak perlu ke UGD, haduuh mending jangan ke UGD deh ntar disuruh rawat inap dan susah pulang dan disuruh minum AB tanpa penjelasan, haha (*curhat pelaku pulang paksa dari RS* yang kemudian dibenarkan oleh dsa nya si anak)

5. Rebahkan anak di kasur, longgarkan pakaian, jangan ditahan gerakannya. Miringkan, utk mencegah tersedak kalau2 anak lagi makan. Amati anggota badannya, kejangnya simetri atau tidak. Catat. (no gendong, no guyur guyur air, no kopi atau sendok). Catatan ini buat bahan konsul sama dokternya, kalo memang mau ke dokter.

6. Kejang demam sederhana terjadi Cuma 1 kali dalam 1 siklus panas. Kalau lebih dari 1x dlm 24 jam, disebut kejang demam kompleks. Kejang demam kompleks, not necessarily sesuatu yang bahaya, hanya butuh investigasi lebih lanjut.

7. Ngasih kopi, sendok, konon adalah mitos. Tapi yg disebut mitos itu bisa jadi hanya karena blm ada pembuktian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Mimin ndak berani bilang pemberian kopi atau sendok atau guyur air dingin sebagai tindakan yang salah jg sih, hihi, tapi,.. do it at your own risk. Blm ada buktinya kopi mengatasi kejang, TAPI... ada buktinya (kata pakdokter) bahwa kopi bisa mencegah (atau mengatasi ya? Lupa) apneu alias henti nafas, dan henti nafas adalah hal yang bisa saja terjadi, dan merupakan salah satu efek samping –yang memang kemungkinannya kecil terjadi- pemberian obat anti kejang.

8. Obat anti kejang punya efek samping mengantuk dan bikin lemes (dan... henti nafas) . Sementara respon pasca kejang itu sendiri bisa macam macam, bisa nangis, bisa lemes, tidur. So, pemberian obat anti kejang bisa meninbulkan kesimpulan yang ambigu mengenai respon pasca kejang. Rata2 dokter sih akan meresepkan ini, tapi dsa nya anak2 mimin cenderung nggak, kecuali utk pasien di remote area, atau pasien kejang kompleks yang ada gejala mengkhawatirkan.
Sekian, trimikisi, smoga bermanfaat:)

Wednesday, March 27, 2013

Ekonomi Islam - Perbankan

Oke… topic liqo kami tanggal 26 Maret adalah tentang ekonomi islam (lagi), fokus sama perbankan syariah. Kali ini aku rangkum biar ga digetok ibu narasumber lagi.

Narasumber kita kali ini adalah Bu Alfati N. featuring Bu YuriaPC. Jawaban dari narasumber sesuai dengan warna pada namanya yaaa… Harap diketahui bahasan  di bawah adalah untuk newbie. 

 

Sedikit intro untuk rangkuman di bawah

3 transaksi yang dilarang dalam islam: Riba, Gharar, dan Maysir. Dalil mengenai pelarangan 3 jenis transaksi ini akan saya rangkum di post yang lain.

 

Here we go

Bismillahirrahmanirrahiim

 

Me:  Ya atuh masak kpr margin nya gede banget, bikin rumah gak terjangkau, hihihi

AN: Itu yg ngatur BI atuh buuuu. Buat keseimbangan ekonomi. Mikro dan makro itu berkaitan. Bunga diturunin, ngaruh ke cadangan devisa, export import, transaksi LN, dll

Kl yg murah2,itu buat rakyat kecil Rikkkk

Nah kalo gajinya gede, deposito minta hasil gede, ya ngga bisa.

Kpr konven bunganya ga fix..bebas naik turun sesuka hati

Wajar atuhhh margin KPR gede

Misal dirimu margin depo 6% (dah versi gede banget nih)

Kebayanglah ya bank kudu jual KPR dgn margin min 9%

Lha 6% diambil Rika

Someday, depo bakal dibikin jd 1% kyk Jepang

So kredit pun bs jd 3-4% sajaaaa

KPR blm bs rendah karna nasabah nabung, depo,dkk blm cocok dkasih kebijakan margin kecil

Bukan hanya KPR, semua kredit bank

Tapiiiii

Thn depan BI mulai menurunkan margin/bunga bank secara drastis kl dsetujui

So bisa jd bakal cm 1% margin/bunga deposito teh per tahun

Kayak Jepang, eropa,amriki

YPC: Jadi deposito pun turuuunnn

AN: Yg mau ngutang jd murahhhhh

Yuppiiiiii

Jualan LM larissss

YPC: Orang ga mau nabung lagii..pada beli forex, ikut trading, beli obligasi

Bank ketar ketir

AN: Investasi jualan RD, saham, franchise laris manis tanjung kimpulll

YPC: Bunga kpr pun ikut naik...wakakak

Cyclus never end

AN: Iyaaa, itulah ekonomi

Kl analisa suami, angka 1% blm cocok utk Indonesia

4% mentoknya

Itupun kl ekonomi stabil

YPC: Kalau soal hitungan ya rik, ga usah dibandingin..konven atau syariah ga mibgkin jauh beda

Ga Mungkin

AN: betullll, da acuannya BI rate

Konven murah karna diskon 1-2th pertama

Abis itu siap2 dehhh    -----> ini yang disebut ketidakjelasan, transaksi yang dilarang 

YPC: 4% dan investor pun kabur...qiqiqi

Emang ada yang mau nyimpen disini dikasih 4%?

Resiko tinggi gitu

AN: Paling pol tuh ekonomi Islam

Untung rugi bagi rata

Tp indonesia blm siap

Negara islam manapun dink,blm siap

Karna mental penipu dan nggak bertanggung jawab msh banyak

Mungkin saat khilafah nanti bakal ada sistem yg lebih adil

Skrg tahapnya sosialisasi dan mengurangi akad maghrib dulu

Maysir, gharar, riba

Rika datang k bank bawa uang 5M, bilang titip invest ya bank, berapapun hasil/ruginya sy trima

Mak Lei datang k bank minjem 5M, untungnya bagi ama bank

Rugi pun kita atasi bersama

Aman yaaa

Tp mungkin ga yaaa

Yg punya deposito yg bakal ga rela, bu Rika itu  ---> ih bawa bawa namakuhh

Kl sekarang, itu belum bs dilakukan, karna yg buka tab dan depo msh mengharapkan keuntunngan

Sehingga urk sementara, yg dibereskan syariah adalah membungakan uang, transaksi diperjelas dan spekulasi dilarang keras.

Mona : Duuhh..sering disebut di qur'an ya pdhl..*kmn aja

 

Elma:  Jadi bank syariah di kita belum ada yg tanggung rugi bersama ya ?

 

AN: Belum ada Elma

Tp ketika nasabah rugi (bukan karna kelalaian), nasabah bisa diskon marginnya bahkan kembalikan pokok saja

AN: Kl bank konven, udah rugi, bunga berbunga pula

Iya..paksu ku blgny gt jg..kl bnr syariah ya bagi hasil itu hasil untung maupun rugi

Orang rugi kok diperas

Yg nabung mau ga kayak gt?

YPC: Didemo sama nasabah dan dihajar BI 

AN: Margin bulan ini minus ya kata bank

Elma:  Bunga berbunga ya kalo yg konven ? Wewww ... Kirain berbunga doang.

AN: Lha uang yg dipinjeminPan uang yg nabung dan depo ini Mon

Bunga berbunga Elmaaa

Itu jahatnya

Trus dari segi akad, kita minjem uang kan ke bank konven? Dilarang lho dlm islam

Kl butuh uang buat beli, ya jualbeli aja sekalian

Mona: misal buka deposito di bank nih

5M deh

 

YPC: Meni hobi eta 5M

AN: Teh Patra, dan ibu2 lain jg deh, so total 100M

Biar bank bisa ngasih keuntungan ke Mona dan ibu2 lain, uangnya kudu diputer kan Min?

Mona : Iya

AN: Diputernya itu dengan ngasih kredit Mon

Kl kreditnya sistem tanggung rugi, nasabah yg nyimpen duitnya jg kudi siap kl margin bulan/thn ini rugi, bener ga?

Mona Iya..andersten..

AN: Itu yg blm siap Mon

Mona: Hoo..iya2..bank dan nasabah siap rugi ua?

 

AN: Ada syarat utk tanggung rugi bs berlaku

1. Akhlak masy kudu jujur, bertanggung jawab

2. Masy yg nyimpen uang mau dengan dan siap dgn resiko tanggung rugi

Me: Maap agak loncat, Jadi kalo pinjem kpr mau dpt bunga atau bagi hasil kecil, artinya nasabahnya jg dpt bunganya atau bagi hasil kecil gt?

 

Me: Oo pantes ya kalo minta modal ke bank, bank ga mau tanggung rugi

Me: Ini yg dibilang temenku, bank syariah itu blm syariah

Me: Krn yg dibayarkan adalah bagi hasil prediksi keuntungan, bukan aktual

 

Tantri:  Brarti sy kpr pinjem duit kr bni ga boleh sbnrnya ya  dlm islam?

Me: Btw asuransi dlm kpr nya jg konvensional, dobel dosa saya ya, hiksssss

AN: Kumaha kl yg minjem teh sengaja mau ngebobol bank, so kl rugi dia bebas ga usah byr lg?

Intinya, jika Islam sudah mendarah daging dimasy, baru sistem ini bs jalan

Rikaaaa,belum sesuai syariat 100%, tp udah better kan daripada konven, dan itu pun alasan blm bisa 100% syariat karna keadaan aka terpaksa.

Skrg temenmu maunya apa? 100% syariat?

Ya dakwah lah yg kenceng ke masyarakat

Jgn protes tanpa solusi,ya nggak.

@Elma dalam Islam tegas dilarang minjam uang lalu byr lebih,itu namanya riba. Dalilnya banyak kok, brows aja.

Tantri: Brarti sy tiap bulan berdosa  bayar cicilan ke bni

Tantri : Mau pindaah

 

AN: Karna sudah ada yg lebih baik, iya Tan. Walaupun blm ideal.

Pindahin aja.

Bedanya cm kena biaya lg aja kok

Margin mah percayalah, sama sajaaaa, beda2 dikit.

Kelebihan bank syariah daripada konven secara Islam saat ini

1.Transaksinya sudah tidak riba

2.Transaksi udah jelas jualbeli/ kerjasama/ titipan/ dll bukan spekulasi kayak judi lagi.

3.Dosalurkannya hanya utk sektor yg dibolehkan, so pabrik bir, babi, sambung rambut, sambung alis, judi, prostitusi, rokok ga bakal dpt kredit dari bank syariah. So ga bakalan bs hidup kan usaha kayak gt? Kecuali modal sendiri.

Kekurangannya

1.Belum ditemukan akad yg tepat utk bisa save dalam transaksi kerjasama yg bagi untung/rugi.

@Riika iya, kl mau KPR atau margin kredit apapun kecil, margin deposito dan tab nasabah jg pasti akan kecil. Konsekuensi.

@Mona belummmm, dimana2 blm bisa diterapkan akad ini. Tp MUI meegaskan kl nasabahnya rugi karna benar2 diluar prediksi dia alias bukan karna lalai dan sengaja, maka bank syariah hrs memberi diskon margin/ memperpanjang jangka waktu byr/ memghapuskan margin buat nasabah itu.

Elma: Berarti memang ekonomi syariah di indonesia ini diterapkan bertahap ya.

Elma: Setauku pinjem.ke bank syariah akadnya beda

YPC: Pokoknya kalau urusan sama bank syariah aman..

Elma: Misalnya kita mau beli mobil, trus mau pinjem uang ke bank syariah. Maka mekanismenya  bank syariah akan beli mobil itu, trus dia jual lagi dg harga lebih tinggi ke kita. Nah kita nyicil sesuai harga jual si bank ke kita dibagi waktu nyicil.

YPC: Jadi di Islam itu setiap muamalah tidak boleh ada pihak yg terzhalimi

Kalau ada uang dipinjem lamaaa itu menzhalimi yang punya uang

Jadi pinjam uang itu adalah transaksi darurat kalau tidak ada cara lain.

Dan tidak boleh berlebih

Tantri Trus status rumah sy yg dicicil dgn cara pinjam ke bank konven, rumahnya jd ga berkah dong ya

Sandi Primeia 15th jg ...

AN: Kl bank konven, tetep kudu bur bunga, dan itu bunga berbunga itungannya.

Jd dia diminta balikin 4M aja, ga usah pake bunga/margin.

Diperpanjangpun dia nggak sanggup bayar.

Misal, dia utang 5M, baru byr 1M, usahanya bangkrut.

YPC: Kalau untuk beli barang, si peminjam kan mendapat keuntungan karena jadi bisa beli dan menikmati barang tanpa modal. Wajar kalau yang punya uang juga mendapat keuntungan. Maka sebaiknya disini digunakan akad jual beli (murabaha). Jadi bukan pinjam uang

Kalau untuk modal usaha, si peminjam kan bisa dapat keuntungan. Agar adil yg punya uang juga dibagi. Maka digunakan akad mudharabah atau musyarakah. Jadi ada bagi hasil

AN: Tau ga, nasabah besar non muslim skrg setia ama bank syariah.

Me: Maksudnya nasabah besar itu apa

YPC: Yg M  M an malahan skrg sama bank syariah kebanyakan. Kecuali yg udah kadung ada kerjasama ama bank konven, kayak Payrol, diskon margin, dll

Yg saving dan minjam diatas 1M Rik

Me: Ooooo

YPC: Karna mrka merasa aman jika ternyata usahanya macet, ga kena bunga berbunga

Cumaaaa terkendala dikecepatan proses

END OF CHAT

Sunday, March 24, 2013

Waktu

Bangun pagi, siap siapin sarapan anak2, siapin raul sekolah, dandan dikit tuk mengantar suami ke depan pintu, kalo mba imah bikin sarapannya masih kurang pantes, ikutan jungkir balik mendandani isi dan tampilan meja..

Antet ayah kadang paralel dgn antar raul, jd yang mana yg duluan aja deh,...

Baru deh aku bisa mandi..
Nemenin rara main, dan sarapan. Kira2 jam 9 deh sarapan yg bener.

Time is running so fast. Aku menemani rara, biasanya agak ngga khusyuk krn mikirin urusan bisnis yg selalu keteter. Kalopun pegang laptop utk kerja, ga fokus sambil nengok rara, ngawasin pergerakannya yg heboh..

Sampai maghrib, biasanya aku ga sempat punya waktu lama dan fokus utk kerjaan. Aku harus segera menyiapkan diri sambut suami. Beresin kamar kapal pecah, ruang tengah, meja makan. Just a quick move. Kadang2 juga ga sempat.

Setelah anak dan suami tidur, baru kubuka laptop. Sekitar jam 11 malam deh, kalo beruntung. Seringnya rara terbangun dan mau aku disampingnya, nenenin, sampe ikut tidur, bablas sampe pagi. Nah kalo beruntung, aku masih melek sendiri, tp ga lama kemudian mulai menguap nguap tak kuat. Mata sudah berkabut.

Kalo lebih beruntung lagi, aku bs bgadang the whole night, mengerjakan banyak hal. Tp biasanya besokannya meriang.

Tipikal hariku seperti ini, sehingga makin hari, things to do akan semakin menumpuk, mulai yg penting hingga ga penting.

Ya Allah, karuniakan padaku rizki kesehatan dan rizki waktu yg luang, sehingga aku bisa mengemban semua amanah dgn tidak menzalimi orang lain, tdk  sampai menzalimi anak anak, suami, mama, pelanggan, orang di rumah, dan diri sendiri.

Aku ingin punya banyak waktu utk menemani anak anak
Aku ingin punya waktu utk belajar masak
Ingin waktu utk bebersih rumah
Ingin waktu utk membangun fondasi usaha supaya bs bermanfaat utk orang lain
Ingin waktu utk have fun dan berbakti pada suami
Ingin waktu utk rileks, ber me time, nonton hiburan sesekali tp rutin
Ingjn waktu utk membaca dan belajar agama
Ingin waktu utk ibadah dengan khusyu.

Engkaulah penggenggam waktu. Please kabulkan doaku ya Allah...
Aamiin

Ikhtiar dan pilihan (studi kasus: home birth)

Tiba tiba pengen nulis lagi tentang ini krn diskusi dengam seseorang tentang suatu isu terkait ikhtiar manusia.

Penen cerita lagi tentang home birth, dengan sudut bahasan yang berbeda.

Aku memilih home birth
1. Utamanya bukan utk pembuktian bahwa perempuan bs melahirkan secara alami
2. Bukan anti sesar
3. Bukan skeptis akibat keracunan nonton film birth as we know it yg ,emang mengkritisi fasilitas medis terhadap ibu bersalin

Lebih karena
1. Belum menemukan fasilitas medis yg memenuhi kriteria: dekat, pro asi, pelayanan memberikan kesempatan utk menjadikan pasien sebagai subyek yg berhak memilih pengkondisian sebuah proses kelahiran

2. Trauma dgn kelahiran sblmnya yang tanpa privacy, penuh intervensi tanpa komunikasi, walaupun dokternya termasuk dokter yang super baik hati

3. Puengen bangt nyobain waterbirth tp praktisi dokter yg deket lelaki. Ogah.

Bisa dilihat bahwa reasoning utamanya adalah mendapatkan pengkondisian emosi yg baik, rasa tenang, bahagia, dan mendapatkan tindakan intervensi sebagai last option dgn diberi kesempatan untuk memutuskan dengan sadar, kemauan sendiri, bukan kemauan orang, kepentingan diri dan bayi, bukan kepentingam orang lain, karena... dari kesimpulan 'dongengan' yg panjang utk diceritakan, hal ini adalah faktor lahirnya manusia yg bahagia, sehat lahir batin, minim trauma, krn trauma kelahiran aku percayai membawa dampak kepada karakter (selain faktor2 lainnya seperti genetik dll, tentunya), dan bonding emosi ibu dan bayi yang akan terbawa hingga nanti.

Risiko
Aku sih (merasa, rasanya lho ya) bukan tipe wanita wanita hebat (seperti yg kubayangkan) dan kuat yang percaya diri besar dengan kekuatan diri, dll (dalam hal memilih home birth). Sebenarnyaaa  lebih disebabkan keputusasaan tidak menemukan fasilitas medis yang bisa dan mau memasilitasi harapanku. Dengan kondisi aku sadar bahwa aku bukan belum jadi tipe yang 'alami alami'  (yg dengan persisten melakukan FC atau eat raw food, rajin yoga dst), sering makan mi instan dan sambel botol, sering terganggu relaksasi, lebay ketakutan saat pijat perineum, jarang earthing, jarang latihan nafas dan latihan latihan lainnya, I might have more risk daripada wanita wanita hebat yang telaten mempersiapkan diri. Tetep siiih aku berusaha menyempurnakan persiapan, tapi yaa... masih banyak deh kekurangannya. Orang orang jaman dahulu memang melahirkan dengan mudah, udara yg mereka hirup lebih bersih, mereka jalan kaki jarak jauh setiap hari. Mereka makan makanan alami walopun ngga pernah niat melakukan diet food combining atau diet raw food yang ngetren kembali jaman sekarang. Kesehatan mereka lebih seimbang, yang aku percaya inilah yang menyebabkan tubuh mereka bekerja dengan baik, termasuk dalam kehamilan dan kelahiran. Minim komplikasi.

Hari gini? Dengan kondisi aktualku? Yang bener aja, sampe sekarang aku juga suka mikir, weww pede juga ya gua ngelahirin rara di rumah dgn kebiasaan hidupku yang tipikal urban begini. Beginiii.... Aku melihat kok risikonya. Worst case nya adalah aku mengalami komplikasi ga ketebak yang lebih lambat ditangani ketimbang kalau aku melahirkan di rumah sakit, bagaikan orang naik motor atau mobil yang berisiko ketabrak, bagaikan main sky diving yang berisiko parasutnya ngadat lalu langsung jatuh dan ..... (isi sendiri yah).

Tapi coba lihat best case nya. Best case nya adalah aku melahirkan dalam situasi tenang dan penuh cinta, hormon tubuhku bekerja optimal dan membantuku melahirkan dengan sangat lancar, asi ku melimpahruah seiring melimpahnya oksitosin, bayiku lahir tanpa dibuat stress atau dipaksa keluar karena alasan lewat tanggal atau alasan kondisi penyulit yang sedikit meleset dari standar text book. Bayiku terlahir dari perut seorang ibu yang bahagia. Aku percaya kebahagiaan dan ketenangan orang orang yang menyambutnya mempengaruhi kebahagiaannya sebagai manusia baru. Dia lahir dengan tenaaang sekali, peralihannya begitu lembut dan tidak mengagetkan, dia keluar tanpa ditarik, keluar benar benar atas free will nya, murni kerjasama ibu dan bayi, memberikan ia kesempatan perdana untuk merasa dipercayai. Ibaratnya sky diver yang bisa melihat pemandangan sejauh cakrawala, merasakan aliran adrenalin yang ngga ada duanya, yang pastinya dia tidak lagi mengkhawatirkan parasutnya akan terbuka atau tidak.

Aku ingin memberikan kesempatan best case ini untuk terwujud. Setelah membuat pilihan, baru deh mari kita mikir untuk merencanakan manajemen risikonya, kuasai dan tentukan batas kedaruratan di mana kita harus memasrahkan diri pada pihak medis yang kompeten, jika memang pasti berhubungan dengan jiwa sang bayi. Kalaupun ada kondisi gawat, aku juga ngga akan ngotot melahirkan normal. Selanjutnya pasrah total, percaya Allah, percaya diri, percaya sang bayi.

Closing..
So.. ikhtiar bukan berarti menghindari segala risiko dengan menghilangkan segala potensi baik dan menurunkan cita cita. It's about setting your self goal and limit. Setiap orang bisa punya tujuan dan batas sendiri. Jika berbeda, ini bukan masalah benar atau salah, tapi sekedar perbedaan preferensi tujuan atau cara:-) yang pasti, sebelum nentuin tujuan dan batas, set your mind to zero, hilangkan trauma, kebencian subyektif atas sesuatu yang bisa jadi muncul akibat kejadian kecil dalam hidup kita yang sebetulnya tidak bisa kita jadikan generalisasi.

Sekian dan tirimikisiiii:-)

Monday, March 18, 2013

Menyiapkan Masa Depan

Dari komennya seorang teman di grup ITBMH tentang 'menyiapkan masa depan'

Makasih bu Alfati Nova:)

Ada banyak dalil dlm Al-Qur'an yg memganjurkan kita utk berusaha menyiapkan hari esok, dan bagaimana usaha terbaik utk itu jg ada dalilnya, lalu usaha2 yg dibolehkan jg ada. Dalam hadits jg banyak, aku kutip beberapa aja nih:

1. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al-Hasyr : 18)

2. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.(Annisa : 9)

3. “Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.” Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah
kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.” (Yusuf : 46 – 49)

4. Dari Sa’d bin Abi Waqas ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “… Sesungguhnya engkau jika meninggalkan anak-anakmu dalam keadaan kaya (berkecukupan) adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam kondisi miskin meminta-minta pada manusia. Dan sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah kepada keluargamu dengan tujuan mengharap keridhaan Allah SWT, melainkan akan Allah berikan pahala atasnya, bahkan suapan yang engkau suapkan ke mulut istrimu…” (HR. Bukhari)

TAMBAHAN dari Bu Mentor Teh PATRA

1. Rasulullah menyimpan makanan untuk kebutuhan keluarga selama setahun [HR Bukhari no 2904 dan Muslim no 1757].

2. Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. [HR Muslim & Ahmad]

UPDATE

Teh Patra : Sepemahaman saya, dalam hal Rasulullah menginfakan seluruh hartanya, statusnya 'pernah'. Itu adalah kemuliaan beliau dan para sahabat, tapi bukan untuk dijadikan syariat. 

Makanya Rasul bertanya pada Abu Bakar saat Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya 'lalu apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?'. 

Dan Rasul juga tidak protes terhadap Umar yang'hanya' menginfaqkan separuh hartanya. Dan juga tidak memerintahkan semua sahabat menginfaqkan seluruh hartanya seperti beliau.
Teh Patra Dalam Islam, harta yang paling barakah adalah harta yang paling banyak manfaatnya. Makanya islam tidak merekomendasikan/melarang harta idle. Seperti air menggenang, harta idle itu berpotensi mengandung penyakit. Lagipula harta idle akan terus berkurang karena zakat.

Tapi larangan ini bukan bersifat haram seperti haramnya berjudi atau mencuri. Hanya tidak disukai, tidak barakah. 
Harta idle itu terutama ditujukan pada harta yang benar2 diam, tidak jelas peruntukannya. Uang nganggur, tanah, bangunan, dll.

Sementara kalau tabungan yang jelas peruntukannya, itu dikategorikan planning, persiapan. Jadi bahkan dianjurkan. Dalam kaidah fiqh disebutkan 'sesuatu yang tanpanya suatu kewajiban tidak dapat dilakukan maka hukumnya wajib'. Misalnya jika untuk melakukan kewajiban berhaji tidak mungkin ditempuh kecuali dengan tabungan haji, maka tabungan haji menjadi wajib.

Apalagi di kondisi jaman sekuler seperti sekarang, dimana segala sesuatu memang harus bayar. Kecuali kalau mau sekolah ga bayar kayak saya..hehe

7 minutes ago · Like · 2

Friday, March 8, 2013

Niat dan Keikhlasan

Mentoring 1. Niat dan Keikhlasan

quranDari Umar ra berkata bahwa saya mendengar Rasul bersabda : Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapat balasan sesuai apa yg diniatkannya.

Barangsiapa berhijrah utk mendapat keridhaan Allah dan RasulNya, maka hijrahnya akan mendapat keridhaan Allah dan RasulNya.

Barangsiapa berhijrah untuk dunia yg dikehendakinya, atau wanita yg ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu pada apa yang dikehendakinya

(teks dan rincian hadis bisa dilihat di http://muslim.or.id/hadits/menghadirkan-dan-mengikhlaskan-niat-dalam-amal-ibadah.html)

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan Nya dalam menjalankanagama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus' qs. Al Bayinah : 5

Note from teh Patra:

Memurnikan ketaatan ( mukhlisin) maknanya adalah wala' (loyal) dan bara' (berlepas diri).

Artinya kita memberikan loyalitas hanya pada Allah saja dan berlepas diri segala sesuatu selainNya.

Niat adalah sesuatu yang mendasari amal. Niat yang menentukan hasil dari amal yang kita kerjakan.

Kalau kita niat mencuci piring agar piring menjadi bersih, maka piring akan menjadi bersih.

Kalau kita niat mencuci piring untuk menyediakan piring bersih untuk keluarga, agar menjadi keluarga yang sehat, selalu bersedia beribadah dan menjadi manusia yg bermanfaat bagi ummat, maka pahala dari semua yg kita niatkan itu tetap kita dapatkan dan piring tetap bersih juga.

Friday, January 4, 2013

Mommy Owned Business @ Kuningan City

Weekend lalu aku mengikuti acara yang diadakan oleh Indonesia Mompreneur, yang ternyata ceritanya dalam rangka hari ibu. The World of Motherhood, begitu nama acaranya. Acaranya sih macam macam, tapi aku mengincar untuk mendengar sharing dari beberapa tokoh bisnis, atau ibu ibu yang terjun dalam dunia bisnis. Ini nih pembicaranya. Yang fenomenal adalah makan cupcakes gratis SEPUASNYA. Wkwkwkwk…

Karena si saya agak ndeso, saat itu belum pernahhh merasakan yang namanya cupcakes, jadi ngences bin mupeng tuh meihat cupcakes bertebaran di mana mana, dan akhirnya aku merasakan cupcakes untuk pertama kalinya, … 15 Desember 2012, wkwkwkw.

[caption id="attachment_182" align="aligncenter" width="211"]Mommy-Owned-Business-Motherhood-Event-721x1024 Iklan acaranya nih[/caption]

Mayaaannn... ter charge semangat untuk majuu. Dapet motivasi dari Alex Sriwijono yang cerita bagaimana menemukan passion. Jadi ya sodara sodara, passion adalah hal kegiatan yang 'menjiwai' hidup kita, yang kita melakukannya tanpa lelah. Duh catetannya ilang gak tau kemana *lho*

Trus dapet sharing dari emak emak pelaku bisnis, salah satunya dari mba Lucy Wiryono owner holycow steak yang setelah ditilik, cara iklannya oke banget nih dan nggak mainstream. Trus trus dapet pengetahuan mengelola keuangan juga dari Ligwina Hananto. Bekal dari beliau adalah, harus bisa menggaji diri sndiri dan ngasih THR ke diri sendiri. Point noted!

Yahh oleh oleh dari sini dapet suntikan semangat, dapat teman dan ilmu. Kerja kerasnya adalah.... action nyahh, ahahahaha! Mari beraksi

[caption id="" align="aligncenter" width="225"]bisnis Yahh.. backlight. Gakpapa deh lha kameranya jg minjem xixi[/caption]

[caption id="attachment_180" align="aligncenter" width="300"]Cupcake cupcka Tadaaaa... the Cupcakes! slurpieee [/caption]