Monday, December 3, 2012

Time

May 1, '10 3:53 PM
untuk semuanya

sand-40376_640
Rasanya waktu berjalan cepat, cepat sekali. Mamaku bilang konon kabarnya bumi berputar lebih cepat. 1 jam nya pun (walaupun tetap 60 menit dan 3600 detik) lebih cepat.

Dulu sering menyalahkan aktivitas yang seabrek untuk dijadikan kambing hitam tidak punya waktu. Dan ternyata, walaupun aktivitas itu berkurang, waktu tidak pernah bisa luang, bahkan menurutku semakin sempit, karena berbagai macam teknologi dan kemudahan.

Teknologi memang seharusnya memudahkan aktivitas manusia, menolong manusia. Yang aku lihat saat ini, arus aktivitas dan informasi memang luarbiasa cepatnya, akhirnya manusia dipaksa berlari dan mengejar teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Di tempat yang arus informasi dan teknologinya begitu cepat, pekerja cenderung bekerja dalam waktu yang lama, tidur hanya sebentar, ketemu keluarga sebentar, apalagi ditambah macet, boro boro mau nambah ilmu misalnya baca buku agama atau solat tahajud yang tenang. Badan capek. Pikiran capek. Karena teknologi.

Kalo diceritain tentang masa lalu di desa di mana anak anak selepas maghrib mengaji dengan lampu teplok sampai isya, main main dengan tetangga waktu bulan purnama (maksudnya padang mbulan kumpul2 silaturahmi gituu), belajar setiap hari, aku mikir..

‘ya iya lahhhhh tv cuman tvri doang siarannya gitu gitu aja, listrik belum bagus, acara radio juga gitu gitu aja.. paling sandiwara radio ½ jam yang rame, kaga ada internet, ga ada tempat tempat gaul, if I lived those times, I probably would do the same thing… mengaji dan silaturahmi setiap malam, santaiiiii….’

Pada suatu ketika aku mengomentari seorang kawan yang punya hp baru. Karena lagi hunting gadget, aku memang suka liat2 hp orang. Sebuah smart phone yang bisa dimasukin aplikasi untuk push email. Tapi bukan identik dengan smartphone push email yang itu. Lalu kami membanding2kan smartphone tersebut dengan B*.

“Wahhh ngg mau deh punya B*, kalo bos tau, kita nggak punya alasan lagi kenapa belum buka email”, begitu katanya, kata seorang karyawan yang bos nya terkadang mengirim email maut, sms maut, dan telepon maut di luar jam kerja (maksudnya disuruh kerja dan mikir ekstra gitu). Karyawan jadi kena imbas beban kerjaan baru, karena si bos juga makin banyak nerima orderan, via email tentunya.

Dulu juga sempet ketemu seorang researcher dari Korea yang bercerita tentang siklus hidupnya (dan rata rata orang Korea), di mana dia bekerja hampir setiap saat, tidur hanya sedikit, hampir setiap weekend pula dia harus bekerja, dan agak2 mengeluhkan siklus hidup itu tapi dia tidak mempu menghindar karena kalau dia tidak mengikuti siklus itu, she won’t survive the –whatsocalled- competition.

Barangkali pertengkaran rumah tanggapun cenderung makin banyak terjadi karena pasangan yang telat ngasih info apa yang terjadi dengan dirinya. Mungkin setiap saat harus lapor status yah, ym kek, status febuk kek…  telepon ato sms kek..

Di saat aku sudah berada di rumah dan menguasai waktuku sendiri, akupun ternyata memiliki daftar list thing to do yang semakin panjang dan ngga pernah selesai. Akselerasi penambahan kerjaan lebih cepat daripada task yang selesai. Aku akhirnya memiliki gadget yang terkenal itu dan… bener.. memang sangat memudahkan hidupku. Tapi di sisi lain tambahan pekerjaannya juga semakin banyak. At the end, walaupun katanya teknologi itu memudahkan, sebenernya hidup tidak pernah menjadi lebih mudah.

Kangen menanti surat berhari hari dari sahabat pena

Raul 18 Bulan - Speech Therapy

May 5, '10 5:44 AM
untuk semuanya

Hari ini hari ke-3 Raul ikut speech terapy. Si gantengku ini sudah lebih dari 18 bulan, belum mengucapkan any single word. Sukanya ngomong uuh uuuh, kalo nunjuk sesuatu. Pemahamannya terhadap kata kata sudah baik menurutku. Dia bisa menunjuk apa yang ditanyakan (ehm kalo lagi mood, tentunya). Hari pertama ditemenin bunda. Hari kedua dilepas, pake acara nangis habis habisan dulu dikurung sama stranger, hehe. Tapi begitu diajak main ceria lagi. Tapi lagiii.. begitu dipegang mukanya karena mau massage bagian rahang, ngamuk lagi sodaraahhh..

Mengapa pake terapi segala?? Orang mungkin akan bilang

Gakpapa buu, si X juga baru bisa ngomong umur sekian

Perkembangan anak anak beda buu, anak cewe biasanya lebih maju bicaranya, kalo cowo telat

And so on, something like that lah..

Tapi ini yang membuatku memutuskan Raul harus ditangani

1.       Hasil fingerprint analysis nya memang bilang ‘he is behind on speaking ability’ (sejujurnya aku agak ngga ngerti maksudnya, apakah dia akan telat berbicara, atau terbelakang dalam berbicara, kedua artian itu berbeda sama sekali, and I don’t like the latter possible meaning). Bukan berarti lantaran ini hal bawaan lalu dibiarkan, begitu kata si ibu MME. Bakat positif harus digenjot, begitupun yang kurang positif harus dijadikan positif.

Raul sudah terlalu agak jauh dari theoretical milestone dalam hal berbicara. Kalo gak salah harusnya dah bisa bilang paling tidak memanggil sesuatu yang ada artinya (walaupun cadel) di bawah 1 tahun kan?

2.       Seorang sahabat dadakan (yahh barangkali anda sedang membaca ini, xixixi), - yang anaknya juga diterapi macem2 karena ada indikasi hiperaktif dan autis- berkata (kurang lebih bgini yaa)

Apa kamu bakal lebih percaya sama kata kata orang yang meringankan ‘ah gakpapa kok’, ‘ ahh anak saya baru 2 taun ngomong langsung cerewet’ yang sebenernya mereka gak punya dasar atas apa yang mereka bilang, hanya berdasarkan pengalaman

3.       DSA Raul, adalah seorang dokter santai yang slalu menggampangkan kekhawatiranku. Saat aku ‘mengeluh’ , dokter… raul bgini bginidia belum mau melakukan ini, beliau slalu bilang “AHhhh gakpapa bu,… dibeginikan sajaa.  Tapi begitu aku melaporkan tentang hal satu ini, reaksinya beda dari biasanya. Beliau langsung ambil milestone chart.

Tidak satu kata pun?? Tanyanya.

Kali ini beliau tidak menggampangkan seperti biasanya, langsung ambil kertas dan ngasih pengantar ke dokter tumbuh kembang. Beliau bilang sebenernya masih banyak waktu untuk observasi, tapi supaya lebih menenangkan, ke ahlinya aja.

Intinya, walopun sebenernya mungkin tidak ada apa apa (emang rada telat seperti Lily ponakanku), tapi tetep aja itu hanya dalam status ‘mungkin’, dan instingku bilang ini sudah alarm untuk mengejar milestone nya yang seharusnya. Kalo milestone anak plus minus sekian dari teori, maka menurutku ini sudah di luar range plus minus itu.  I want to play safe.

Aku sudah sempat mencoba bilingual ke Raul, tapi begitu ada indikasi ini, aku hentikan bahasa2 lain. Multilingual (lupa baca dimana) memang akan memperlambat kemampuan anak menguasai bahasa dengan baik (dibanding dengan 1 bahasa). Memperlambat gakpapa sih, asal masih di range nya. Tapi kalo di luar range, ah mending yang aman lah ya.

Widya Wiyata Pertama - Knowledge Package by ETL Learning

Izinkan saya memperkenalkan set buku dari masa kecil saya. Mungkin beberapa teman sudah mengenalnya di masa kecil dan merasakan benefit yang luar biasa dari buku ini: Widya Wiyata Pertama (Mengapa Begini Mengapa Begitu).

Ini salah satu paket buku yang bikin saya suka belajar dan baca buku tanpa pernah disuruh. Saat mendapatkan penjabaran  mengenai product knowledge saya mendapatkan info betapa pentingnya proses membacakan buku, yang dimulai sejak bayi. Buku buku ini memang materinya tampak terlalu jauh, tapi inilah saat yang paling tepat untuk mendongengi bayi apapun (yang gede jg boleh banget sih), bayi adalah absorbent mind, si otak spons yang akan menyerap info dengan effortless, jangan lupa juga di bawah 3 tahun bayi tidak memiliki conscious mind (semuanya bawah sadar), ketika besar akan terbentuk dinding nyaris tak tertembus antara sadar (punya peran 10-20%) dan bawah sadar (80%, bermanifesasi jadi karakter, kebiasaan). Di masa ini pula sinaps di otak tersambung ketika mendapat stimulasi (tentu kita harapkan stimulasi yang baik, tidak hanya visual, auditori, tapi juga kinestetik dan sensori).

 

Jadi, memang buku ini bukan segala galanya, tapi ia melingkupi beberapa aspek stimulasi penting untuk anak: Selain ilmu di dalam bukunya, juga tercipta komunikasi 2 arah (tidak seperti tivi yang satu arah), memungkinkan untuk diskusi dan Tanya jawab, terbentuknya bonding antara orang tua dan anak, dan memunculkan ide aktivitas untuk memenuhi aspek stimulasi lainnya (misalnya melakukan percobaan, menyanyi, menari, gerak tubuh dll).

Nahhh seri buku ini benar benar penuh ide dan memancing rasa ingin tahu, di dalamnya juga ada ide ide eksperimen yang simpel untuk dilakukan. Bedanya dengan jadul, sekarang ada talking pen nya (bernama Walter). Walter juga memuat berbagai informasi tambahan yang tidak termuat di buku. Raul sukaa sekali mendengar Walter bercerita. Sungguh partner yang sempurna untuk emak yang suka mati gaya seperti saya. Buku ini menjadi ‘penyelamat’ dan sumber ide aktivitas apa yang perlu dilakukan. Materinya padat dan kaya sekali.

INFO LEBIH MENGENAI BUKU INI
Ada 2 pilihan, bahasa inggris dan bahasa Indonesia

  • Memperkenalkan 4 pengetahuan inti: kehidupan, alam, sains dan dunia

  • Dilengkapi dengan walter/talking pen yang membuat setiap halaman buku bisa bersuara dan bernyanyi

  • Walter memuat 10,000 bunyi yang menarik dan berisi informasi luar biasa. Walter mendorong anak belajar pelafalan dengan menirukan dan merekam suaranya untuk dibandingkan degan suara aslinya.

  • Mengembangkan kreativitas dan daya ingat anak dengan proses belajar yang melibatkan percobaan percobaan

  • Interatif, memacu stimulasi dan rasa ingin tahu anak

  • Meningkatkan pemahaman anak akan pengetahuan dengan memberikan informasi yang relevan

  • Menambah wawasan dan pengetahuan bagi orang tua untuk menjawab pertanyaan anak

    Investasi untuk sejak BAYI hingga dewasa!
    Kapan perlu memiliki? Sejak bayi!


 

Aktivitas membaca Rara & Raul

http://www.youtube.com/watch?v=QbUd5p-0n4Q

Sedikit tentang buku Tubuh Kita

http://www.youtube.com/watch?v=CSKM8t0TRuA&feature=plcp

 

[IMG]http://i344.photobucket.com/albums/p337/rikariza/flyerWWP_final.jpg[/IMG]

e-mail: radhika.envitama@gmail.com

Saturday, December 1, 2012

Raul 22 Bulan







Aug 29, '10 8:43 PM
untuk semuanya

Alhamdulillah, dalam minggu ini Raul akhirnya membunyikan sesuatu yang bermakna.., dan tiba tiba kosakatanya banyak. Barangkali selama beberapa bulan, walaupun dia blm mau bicara, tapi dia menyerap banyak hal. Kata terapisnya juga gitu, Raul reseptif nya bagus, pemahaman terhadap kata2 sebenarnya bagus.

Berikut ini kosa kata yang muncul

-          Ayah (ini yng pertama muncul hoho)

-          Maw (mau)

-          Kaki

-          A’u (Raul)

-          Bdaaah (bunda)

-          Mimik

-          Bibi (pipis)

-          Bubbb (pup)

-          Biu (biru)

-          Ajeehh (lagi)

-          Buahh à paling demen buah jadi paling sering teriak ini

-          Mam

-          Amin

-          Mmmuaahhh à kalo nge sun

Beberapa hari yang lalu pengen coba 3 days toilet training, yaitu diaper less selama 3 hari. Konon katanya manjur, tapi Raul kaga manjuurrr , hehe. Sbenernya melelahkan sekali, mengasuh anak yang udah biasa pakai popok all day, lalu mendadak ga pakai popok. Aku smpet yakin2 aja 3 hari berhasil. Tp setelah blm sukses 3 hari, mau kembali ke popok rasanya sayang training selama ini. Karena walaupun blm 100% sukses, tapi ada progress yang dihasilkan. Kalo balik pake popok lagi ntar trainingnya sia sia dooong. Akhirnya menguatkan hati utk lanjut, walaupun kalo bocor dimana mana tu rasanya…. Hmmm…. Gemeeessss bangetttt.

Tapi dengan cara ini aku bisa mengenali sebenarnya kapan momen Raul pipis. Pola nya masih belum terlihat banget, tapi ternyata faktor emosi mempengaruhi. Alhamdulillah, dan ga tau jg sebabnya apa, Raul ternyata nyaris ngga pernah ngompol setiap tidur. Pernah 1x ngompol tp dikiiit banget ga sampai bocor ke kasur. Dia juga ngga pipis kalau sedang digendong atau dipangku. Kebanyakan bocor kalo lagi posisi berdiri, dan begitu pipis pun dia langsung freezes, ga berani melangkah kemana mana, nunggu diangkat. Nah... kalau dia bangun tidur uring2an minta nen dan gak diturutin krn mau aku angkat ke wc utk pipis pagi hari, maka di kamar mandi dia ga mau pipis dan akhirnya pipis di saat yg tidak tepat. Maka, kalo bangun tidur dia blm mau bangkit, aku biarin dulu sampai dia mau bangkit sendiri dgn ceria, lalu ke wc utk pipis. Dgn cara ini malah manjur.

Aku lihat Raul jg sudah belajar bahwa ada air di lantai itu licin, krn Raul beberapa kali terpeleset. Beberapa kali kasusnya cukup berat menurutku. Hmmm bukan utk ditiru utk accident yah, tp kenyataannya dengan accident.. dia belajar. Jadi.. walaupun aku blm bisa mengontrolnya utk tidak main air di kamar mandi, tapi aku berani melepasnya (tanpa dipegang) utk main air, karena kontrol kakinya di tempat basah kulihat sudah bagus. Kalau melangkah di lantai basah, jalannya jadi hati hati dan menapak satu per satu.

 

Raul main air

                                                            main air sampai basah kuyup

Raul masih butuh waktu utk mengenal orang, he’s sooo shy. Ayah minta aku buat ajak Raul kenal anak2 tetangga. Tp terus terang aku masih ‘picky’ dengan anak tetangga. Anak2 golongan pojok sanah ada yang umurnya dah agak gedean, dan aku ngga suka dengar cara mereka berbicara. Udah kenal kata2 goblok n sumthin like that. Aku lebih suka sama anak golongan pojok sini, anak2 yang masih seumur Raul ke bawah, masih polos2.. hehe. Tapi anak2 ini karena masih pada kecil juga keluar rumahnya jarang. Pengennya sih nyariin sekolah kalau sudah lulus terapinya. Memang sih ga terlalu setuju anak disekolahin kecil, lagian apa yg dilakukan di sekolah bisa dilakukan di rumah. Hanya saja ternyata Raul butuh bertemu dengan orang lain, belajar mempercayai orang lain.. and play along with them. Urusan ini, Raul mirip mak nya bangett, hihi.

About Parenting

Sering sekali aku melihat orangtua teriak ke anaknya. Something like “Jangan lari2!! Ntar jatoh!!”, atau “aduuuh nakal banget sih, duduk yang tenang napa”. Aku sering menyayangkan ortu2 yg seperti itu. Ya Allah semoga mereka dapat pencerahan. Tapi aku skarang ada di suatu masa yang rasanya setiap saat aku pengen teriak kata kata seperti itu. Rasanyaa.. udah diujung! Rasanya ingin aku teriakkan. Apalagi di saat Raul sedang bereksplorasi terhadap hal hal yang memang berbahaya, atau sbenernya gak bahaya tapi bukan hal yang baik utk dilakukan, seperti ngisi air dispenser ke gelas sampei penuh lalu diminumin sampe bajunya basah, main2 air keran di kamar mandi dan meraih keran air panas, ngambil toilet sprayer yang menyemprotkannya.. PADAKU!! Naik2 kursi ke mau buka magic jar  dan ngacak2 nasi (yg ini akhirnya aku biarkan).

Raul main nasi

                                                         Raul sayang.... what are you doing..?

Tapi karena ingat pesan ayah Edy dan mba Evariny, Alhamdulillah kata2 itu tidak pernah keluar. Kata2 itu sudah berhasil aku gantikan dengan kalimat yang positif, hanya saja… aku ngga bisa kontrol teriak saat kaget. Kata2nya memang positif, tp aku teriakin krn esmosi, misalnya “Raul kalau pipis di kamar mandi, Raul anak pintar kan.. kalau pipis dimana? Dii… kamar.. mandiii” Tapi aku bilang seperti itu pake nada orang marah, haha. Duh… masih perlu belajar nih jadi ibu yang benar. Aku sadar bahwa ortu yang sering teriak itu justru ngga punya wibawa. I still cant help it. Help help!! Apalagi basically aku orang yang ngga bisa marah. AKu takut jangan2 banyak emosi terpendam di diriku lalu di saat aku bisa marah ke anak, emosinya keluar smua. Duh jangan sampai deh. Harus banyak2 doa dan zikir

Raul mandi bola

Mystical Ullen Sentalu

Begitu lihat loketnya yang sepi, agak agak bertanya Tanya, apa bener ini museum. Its nothing like another museum, ehm… museum Geologi di Bandung misalnya? Beda banget dari luar. Pokoknya penampakan luarnya ga jelas deh. Front gate nya juga tertutup, dan hanya dibuka jika ada orang mau masuk.

ullensentalu1


Lorong hutan

Masuk museum ini harus didampingi guide. Kami disambut oleh mbak mbak berjilbab lebar yang tampak smart dari gayanya berbicara. Begitu pintu dibuka, seperti masuk sebuah kebun yang gelap. Setelah itu tiba lah kami di mulut ‘gua’ berbatu. Creepy, huh… Gua itu sebenarnya sebuah lorong panjang yang menghubungkan ke ruangan ruangan di museum.

ullensentalu2

 

Begitu masuk ruangan, baru deh rasanya agak civilized, ditandai dengan AC dan sebuah ruangan tua yang indah dan terawat. Tetep aja sih nuansa ‘tua’nya terasa.

Dari ruangan ke ruangan sebenarnya hanya berisi foto dan lukisan kaum bangsawan Jogja dan Solo sampai generasi yang paling baru. Di sinilah peran mbak guide. Tanpa guide, museum itu isinya hanya foto. Tapi dengan kisah kisah yang diceritakan oleh si mbak, dan berada di lorong lorong berisi lukisan dan foto besar dan indah, membuat rasanya pengunjung diajak hidup di keraton. Terlepas dari betapa tidak islami nya tradisi keraton kuno (yahh kejawen dan adat yang kelewatan), tapi mendengar cerita cerita tentang adat di keraton itu hal yang sangat menarik, karena segala hal yang ada di keraton sangat unik dan berbeda. Bener bener suatu hal yang menarik untuk diketahui, misalnya adanya perbedaan gaya busana yang menunjukkan kelas seseorang,  fakta bahwa putri yang belum baligh ga boleh pakai alas kaki, seorang ibu yang harus ‘ngabdi’ ke anaknya sendiri karena sang ibu hanya selir dan anaknya berstatus sebagai pangeran, dan belasan pelayan yang menemani bangsawan sejak ia lahir.

Hal menarik yang aku amati adalah bahawa para bangsawan ini, terutama yang perempuan, semua cantik cantik, berciri khas Indonesia... tapi berhidung bangir dan ber bibir tipis, khas banget lah.

Unik juga mengamati bahwa ada seni dan fashion di lingkungan keraton, misalnya ada raja yang suka banget matador, pakaiannya jawa banget tapi dicampur dengan gaya matador. Begitu pula pada masa tertentu, gaya pakai kain yang 'biasa' di-wiru, kemudian diselingi dengan munculnya fashion bernama kain 'seredan' (karena ujungnya nggak diwiru tapi dibiarkan sehingga 'terseret). Dalam ruangan yang lain diceritakan pula tentang filosofi pakaian pengantin wanita, dimana filosofinya daleeemmm banget. Segala macem asesoris memiliki makna yang merupakan penggambaran seorang istri yang ideal: siap mengabdi, siap menderita, mengayomi, monogami, dst.

Ada ruangan ruangan tertentu yang rasanya bikin merinding ketika memasukinya. PIlar pilarnya terbuat dari batu, mengingatkanku pada gedung lama ITB. Nah, iya, seperti ITB, h

anya saja ini lebih terawat, huehehehhe. Di area tertentu ada juga patung patung dewa, yang paling aku hafal tentu dewa Ganesha, hahaaa. Tapi kalo di sini ada ganesha lagi berdiri, kalo di ITB mah Ganeshanya duduk semuahh.

Ruangan yang paling keren menurutku adalah ruang yang berbentuk lorong, di mana di ujung ujungnya ada patung yang very well-designed, well-constructed, berwarna perunggu, salah satunya patung putri sedang menari. Bikin ruangan ini -yang remang remang- jadi gimanaa gitu. Di ruangan yang sama ada juga lukisan besar tarian massal yang diciptakan oleh seorang raja, di mana pada tarian tersebut konon Roro Kidul ikutan (digambarkan di lukisannya). Konon si nyai punya hubungan asmara dgn salah satu raja (wekkk ngeri amattt).

Ada ruangan yang berisi puisi puisi yang ditulis oleh para bangsawan ini, misalnya puisi putus cinta. Pakai bahasanya jg macem macem, ada yang pake bahasa Belanda. Puisinya keren keren juga.

Sayangnya, di dalam museum kaga boleh foto, jadi yang bisa difoto cuma area luar aja.

Museum ini adalah milik swasta lho, milik seorang keturunan Cina yang cinta banget sama budaya Jawa, seorang pengusaha batik (eksportir bo!) yang dekat dengan keluarga bangsawan jawa, sehingga bisa mendapatkan hibah pakaian pakaian bersejarah milik raja dan permaisuri. Worth a visit bangettts dehhhh...

 

ullensentalu3

 

Websitenya: http://ullensentalu.com/

Menyapih Raul

Ditulis 22 Sept 2010 di rikariza.multiply.com

raul 2 thn

Tadinya mau menggenapkan 2 tahun sebelum memulai weaning. Tapi entah kenapa pas banget 1 bulan sebelum Raul 2 tahun, banyak teman sesama ibu yang sedang menyapih anaknya, dan ngga semua jg genap 2 tahun, ada yang kurang kurang dikit. Memang sih ngga ada aturan saklek mengenai plus minus-nya.

Ditambah mbaknya Raul dah ngga balik lagi, aku pikir this is the moment, Raul harus segera mandiri, dalam hal toilet training maupun weaning. Kalo nggak, repotnya akan berkepanjangan, im afraid. Masih agak agak ngga rela sih, selain Raul ‘butuh’ menyusu, ternyata sebagai ibu, aku jg merasa ketergantungan dengan proses menyusui. Selain merasa connected, menyusui adalah cara yang ampuh untuk menghentikan tantrum, mempercepat proses tidur, apalagi kalau ibu kelelahan. Kalau Raul lagi pecicilan ke sana sini lalu dia minta mimi, akupun senang karena bisa beristirahat, menyusui sambil rebahan, hehehe…

So… ngga berniat menyapih tiba tiba sih. Hanya ingin coba coba aja. Aku ngga punya teori macem macem tentang weaning. Cara orang orang pun ternyata berbeda, karena respon anak terhadap cara penyapihan jg berbeda (hasil baca baca sekilas pengalaman orang). Ada yang dengan cara ekstrem ‘brotowali’ manjur, ada yg ngga. Caraku? Hmmm… ntar diceritain di bawah, tapi hanya 1 hari dan kayanya kok berhasil ya.

Barusan sekilas juga baca tentang Weaning with Love. My personal opinion, weaning itu hal yang berbeda dengan yang lain. Ada yang bilang menggunakan cara tiba tiba itu akan jadi trauma untuk anak. Nah yang aku bingung, trauma terhadap apa? Beda halnya dengan memandikan bayi dengan air dingin, yang katanya bisa menimbulkan trauma juga.

Beda kan? Mandi dengan air dingin akan dialami manusia hingga akhir hidupnya. Ketika ia trauma saat bayi, tentu akan jadi masalah ketika dia besar, ga bisa mandi pakai air dingin. Tapi kalau air susu ibu? Lha setlah 2 taun dia gak bakal lagi nyicip ASI kan? Let’s say dia “trauma” terhadap menyusui, aku rasa bukan trauma lagi namanya, tapi penanaman kepercayaan di alam bawah sadarnya bahwa saat ini, menyusu bukan hal yang tepat. 2 hari ini aku menerapkan bberapa hal yang idenya muncul begitu aja. Salah satu caranya ekstrim, tapi I have my own reason.

1.       Bubuk cabe

Ini yang ekstrim. Raul udah sesekali nyicip makanan pedas sebelumnya, secara accidentally sih. Dan dia merespon rasa pedas itu dengan …. Cukup baik. Dia ngerasa gak nyaman dengan pedas dan langsung minta minum, tapi setelah itu…baik baik saja. Mamaku jg menyarankan mengenalkan pedas karena pedas itu bisa membangkitkan nafsu makan.

Mungkin terdengar kejam yah, mosok nyapih pake bubuk cabe, kalau HANYA bubuk cabe, dan memaksakan. Tapi pada dasarnya bubuk cabe ini hanya cara pelengkap, setelah aku berusaha menanamkan pengertian terus menerus, bahwa asi nya sudah ngga bagus lagi (memang kan). Pedas adalah rasa yang unik. Saat kita ngerasain rasanya mau udahan. Tapi begitu udahan, pengen lagi. Tidak ada trauma terhadap rasa pedas. AKu menerapkan ini hanya utk 2x permintaan menyusui. Setelah itu ngga.

2.       Pillow talk

Sbelum dia mulai tantrum meminta ASI (lebih baik jauh jauh hari sebelumnya sih), aku menerapkan pillow talk. Redaksinya kurang lebih begini “Raul anak pintar, Raul anak sehat, Raul sudah besar. Raul pinter kalau haus minum dari gelas/botol, bisa air putih, susu, atau jus”

Semacam itulah, diulangin terus menerus. Hindari kata “nenen”, atau “asi”, atau kata apapun yang buat dia identik dengan menyusu.

3.       Tapping metoda EFT (emotional freedom technique)

Metoda totok di titik meridian tubuh, biasa digunakan untuk masalah kesehatan dan emosional, misalnya menghentikan ketergantungan terhadap rokok. Di Indonesia sudah ada metoda baru yang mengadaptasi dari itu, namanya SEFT, tapi aku lebih suka menyebutnya EFT saja. Unsur S sebenernya penambahan nilai doa, and I don’t like the idea of membakukan ‘doa baru’ dalam suatu metode. Jadi aku menyebutnya EFT aja.  Tentunya di dalam melakukan tapping aku juga berdoa, doanya intinya memfokuskan bahwa kita menyadari sedang menghadapi suatu masalah, tapi kita memasrahkan masalah itu pada Allah. Let His hand works on it.

4.       Berdoa setelah shalat.

Waktu setelah hari pertama tuh aku doanya kenceng banget (memohon mohon dengan sangaat). Abis gimana, tantrumnya edan edanan, bener bener bikin sedih dan trenyuh. 1 jam lebih dia teriak teriak nangis sampe suaranya serak, memohon untuk disusuin.

5.       Komunikasi di saat main, di saat makan, kapan aja. Setiap saat dia nunjukin keinginan untuk menyusu, SEBELUM keburu tantrum, ajak bicara bahwa dia sudah besar dan kalau minum dari gelas atau botol. Fokusnya ke distraction-nya, karena anak kecil tidak mengenal kata negatif. Ketika kita bilang ‘jangan lari’, ‘jangan nakal’, yang dia rekam adalah lari, dan nakal.

Aku agak akan takjub dengan hasilnya. Entah metoda mana yang efektif, tapi ini semua kuasa Allah. Rasanya baru kemarin Raul addicted to ASI. Dikit dikit mimik, kalo lagi tantrum akhirnya minta mimi, kalo tiba2 mati gaya, yg diinget mimi. Pokoknya hampir seluruh hariku rasanya porsi menyusui sangat dominan. Hanya dalam tempo 1 hari lebih, dia tidak pernah mengucapkan kata ‘mimik’, sesekali sih keluar.. tapi slalu diikuti ‘mimik… adek…’ (aku mengenalkan sebuah dummy newborn sebagai adek). Ada situasi tertentu dimana biasanya Raul minta mimik, yaitu saat bosan, saat merasa insecure, saat ngantuk dan saat marah. Nah… 1 hari setelah menerapkan cara cara di atas, saat dia mengalami kondisi tersebut, dia langsung menghambur ke pelukanku, seperti biasanya kalo mau nyusu, tapi dia hanya bengong, seperti pengen.. tapi malu meminta. Ajaib banget lah pokonya. Sesekali dia tempelin wajahnya, tapi lalu udahan… seperti orang yang sedang menahan diri, seperti tahu kalau menyusui itu bukan untuknya lagi. Subhanallah. Aku bener2 takjub dari mana itu asalnya. Padahal aku ga bermaksud total menyapih dia bulan ini, rencananya sih total bulan depan. Tapi ya sudah, aku melihat dia sudah siap, jadi aku teruskan.

Hari kedua, Raul tidur tanpa ngamuk minta mimi, tp dia punya pelampiasan lain, yaitu melihat slide show foto di hp. Dan dia marah kalau fotonya dihentikan. Pokonya dia liat slideshow itu sampe ngantuk dan tertidur. Saat kebangun di tengah malam (yang biasanya teriak  mimiiik!!), ini teriakannya berganti menjadi “iat opooohhh” (maksudnya lihat foto), lalu agak2 ngamuk. Ngamuknya ga berhenti sampai aku kasih dia hp yang udah diset slideshow foto, ampe pegel meganginnya, hehe. Sejak lahir Raul selalu tidur denganku dan selalu menyusu sebelum tidur, dalam 1 hari tiba tiba berubah.

Hari ini, hari ketiga, Raul tidur siang sambil makan buah, tanpa liat foto (walopun kalau terjaga masi minta jg, dasar narsis, hihi). Tidur malam pun dia ngga lihat foto, tapi butuh ditimang. Raul memang blm bisa tidur sendiri, masih kaya orang bingung kalo ngantuk digeletakin di kasur. Tapi perubahan drastis ini buatku too cool to be true.

Pe-er nya tinggal toilet training nih, blm sukses2 juga, hehe…

Aku ngga menyangka masa penyapihan adalah masa yang sangat berkesan, butuh mencurahkan perhatian ekstra, kasih sayang ekstra, dan aku harus membentuk ikatan tanpa bantuan ASI,menenangkannya tanpa ASI, menidurkannya tanpa ASI. Apalagi pas banget momen mbak yang jagain Raul slama ini dah mudik ga balik lagi. This moment is uniquely beautiful.

raul 2 thn2