Wednesday, April 4, 2012

Islam dan Perbudakan

Seorang teman menjawab pertanyaan teman lainnya mengenai perbudakan dalam Islam. Di post di ini utk dibaca lagi kalo kalo lupa, hehe...

Thanx buat Rira Nurmaida, for the enlightening comments.

Islam datang ketika perbudakan sudah menjadi bagian dari khidupan umat dan sudah menjadi hal yang lumrah. Karena itu, terkait realitas yang dihadapi, Islam mengajukan dua tawaran solusi terkait hal tersebut. Yang pertama, stereotip bahwa budak adalah manusia klas dua dan wajar diperlakukan semena-mena, diperjualbelikan, pokoknya tidak manusiawi, maka harus ada upaya untuk membebaskannya. Yang kedua terkait praktik perbudakan itu sendiri, hak-hak dan kewajiban tuan terhadap budak dan sebaliknya.
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًۭٔا ۖ وَبِٱلْوَ‌ٰلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًۭا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَـٰمَىٰ وَٱلْمَسَـٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًۭا فَخُورًا [٤:٣٦]
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (an-Nisa:36)

Terus Rasulullah bersabda: “Takutlah pada Allah dengan hamba sahaya kalian, mereka adalah saudara kalian yang Allah jadikan di bawah kekuasaan kalian. Berilah mereka makan dari apa yang kalian makan, berilah pakaian dengan apa yang kalian pakai, jangan membebani mereka dengan beban yang memberatkan, jika kalian membebani mereka, maka tolonglah mereka.” (riwayat Muslim)
Jadi perlakuan baik terhadap budak itu wajib terhadap budak. Hak-hak kewarganegaraan termasuk penjagaan nyawa juga sama seperti orang merdeka (misalnya ada yang membunuh hambanya maka wajib diqishos juga.) Terkait pemberian hak untuk “bersenang-senang” (istimta’) sebagaimana suami-istri dengan budak itu salah satu hikmahnya terkait pengangkatan martabat budak ybs seolah dia seorang istri yang merdeka (ya, agak sulit sih pas bagian ini), ketika dia mengandung dan melahirkan anak tuannya, otomatis akan jadi merdeka begitu tuannya meninggal.
Tapi meski demikian, penekanan dalam Islam adalah untuk membebaskan perbudakan sepenuhnya. Kita bisa melihat ini dari banyaknya mekanisme:
1. anjuran membebaskan budak dan balasannya dengan pahala yang besar, juga berbagai mekanisme kafarat yang memberikan opsi untuk membebaskan budak (misalnya ketika membunuh seorang mukmin tanpa sengaja, melanggar sumpah, suami istri berjima’ di siang hari bulan ramadlan, dll) .
2. Dalam beberapa kasus tertentu, seorang hamba bahkan bisa bebas dari pemiliknya secara otomatis tanpa ada kehendak dari pemilik, misalnya ketika tuannya itu adalah mahramnya sendiri (misalnya mewarisi budak atau membelinya), atau jika ada tindak kekerasan dari tuannya, si budak otomatis bebas, kalau tuannya menahan, hakim yang turun tangan membebaskan.
3. Bahkan Islam mensyariatkan bahwa si budak mungkin saja membebaskan dirinya sendiri jika ada perjanjian mukatabah dengan tuannya, misalnya tuannya bilang kamu bisa bebas jika membayarkan sejumlah uang. Dan perjanjian macam itu termasuk perjanjian yang tidak boleh dicabut.
4. Belum lagi pihak Negara melalui baitul mal punya pos tersendiri dari zakat untuk membebaskan budak.
Nah, sekarang kan praktik perbudakan sebetulnya memang sudah tidak ada. Kalau ada yang bilang di arab itu menganggap pembantunya seperti budak, wallahu a’lam. Tapi sesungguhnya kan akad mereka itu ajir-mu’ajir (kepegawaian/pengupahan), jadi ga absah memperlakukan mereka seperti budak (lagipula apa benar diperlakukan sebagai budak seperti yang disyariatkan oleh Islam? Selama mengikuti syariat islam, rasanya punya budak itu malah merepotkan banget, seluruh makanan, pakaian yang kita makan sama dengan mereka, tidak boleh membebani, tidak boleh melakukan kekerasan, dll, kayaknya sama aja kayak nambahin anggota keluarga baru, kalau butuh pekerja lebih simple mengupah orang tinggal member dia tugas terus menggaji sesuai kesepakatan antara kita dg ybs, ga usah mikirin menyamakan kualitas hidupnya, heu2)

Lagipula Islam sejak diturunkan sampai sekarang dapat dikatakan anti perbudakan karena menawarkan alternative atas berbagai hal yang dulunya memungkinkan manusia memperbudak manusia lain. Zaman dulunya kan perbudakan terjadi missal karena seseorang berhutang lalu ga bisa bayar, maka dia diperbudak si pemberi hutang, nah Islam mensyariatkan untuk memberi penangguhan untuk membayar hutang, sampai ybs sanggup membayar, dan ada keutamaan untuk ridha membebaskan utang. Kemudian, dulu itu perbudakan termasuk salah satu sanksi criminal, orang yang mencuri dll bisa jadi hukumannya diperbudak, nah islam datang dengan ketentuan2 pidana yang tidak mencabut status kemerdekaan seseorang. Atau pihak suku yang kuat memperbudak yang lemah, nah islam kan melarang hal itu. Terakhir tawanan perang sebagai budak, nah di QS Muhammad ayat 4, Islam mensyariatkan membebaskan tawanan perang atau menerima tebusan (tidak memperbudak). Memang pernah terjadi Rasulullah menetapkan sejumlah perempuan dan anak2 yang membantu musuh di perang hunain sebagai budak, tapi itu pengecualian hanya bagi yang terlibat dalam perang dan hukumnya sekedar boleh sesuai keputusan pemimpinnya, kecil kemungkinan diambil keputusan seperti ini, apalagi kalau perang disterilkan dari perempuan dan anak-anak. Jadi kesimpulannya Islam datang memang untuk menghapus perbudakan selamanya dengan mekanisme2nya.

 

You can reach Rira at:

www.kompasiana.com/rira

twitter: @preciouscygnet

http://kkcygnet.wordpress.com/

 

Sunday, April 1, 2012

Rahasia Posisi Janin Bagus

Alhamdulillah 2x hamil posisinya ga aneh2. A: apa rahasianya? me: ngga pernah mengkhawatirkan tentang posisi, ngga pernah mikir takut melintang, sungsang, dsb. At the end, Allah decides.

Kurasa ini mirip mirip dengan ASI ya. Kadang kadang kebanyakan baca masalah ASI macet bikin kita kuatir berlebihan: 'gimana kalo ASIku nanti macet dll'. I never worry about it. I'm a woman. Inshaallah lancar. Sama seperti paragraf sebelumnya: at the end, Allah decides, dan tugas kita cuma pasrah.