Friday, January 31, 2014

My Hijab Journey

Ini tahun 2014. Jadi, saya sudah berhijab konsisten selama kurang lebih 16 tahun. Alhamdulillah, sudah lama juga ya, dari 1998. Saya memutuskan untuk konsisten memakai, setelah sebelumnya Cuma kadang kadang pakai, yaitu sejak sekitar tahun 1992.


Yup. 1992. Angka yang jadul banget yah. Itu saat saya kelas 4 SD. Mungkin 1993 ya (kelas 5), saya tidak terlalu ingat pastinya.


Ada keluarga yang pakai jilbab? No


Bapak kyai? No


Ibu ustadzah? No


Sekolah di pesantren? No. Saya sekolah di sekolah umum yang multikultur multiagama. Dalam 1 kelas, saya punya teman teman Sasak, Bali, Jawa, Sunda, Bugis, Islam, Kristen, Katolik, Hindu. They are all great people. Love them


Saat saya kelas 4 SD, saya tinggal di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Saya tidak mengenal 1 orang pun yang sehari harinya pakai jilbab rapat. Jilbab sih sudah dikenal, buat dipakai kalau lebaran dan hari raya lain, atau waktu kasidahan. Tapi untuk sehari hari? Hmm agak agak lupa sih ya. Rasanya nggak ada. Mungkin ada sih anak IAIN, tapi saya tidak, terlalu ingat. Saya Cuma ingat papa mama saya agak agak melihat saya aneh. Tapi mereka ngga melarang sih, karena mereka orang tua yang sangat demokratis.


Jadi, 2 kali seminggu, datang guru ngaji. Awalnta guru ngaji saya adalah pegawai papa di kantor. Saya ingat saya memanggil beliau Pak Pah ( ternyata namanya Fachruddin), orang Sasak asli. Beliau yang mengenalkan saya dengan tajwid. Lumayan lah, karena bimbingan beliau saya juara 1 lomba tajwid di sekolah. Not bad , hei? Hihi. Pak Pah ini fokus di mengaji, membaca AlQuran. Membaca saja. Lalu entah apa sebabnya agak agak ngga ingat, guru ngaji diganti oleh seorang mahasiswa IAIN (Ya Allah, maafkan aku pak, aku melupakan namamu). Rupanya ilmu beliau tidak hanya di membaca saja, tapi kami juga sering mengkaji.


Dari pak mahasiswa IAIN ini lah saya dikenalkan dengan ayat hijab. Begitu jelas. Perintah Allah. Batasannya juga jelas. Bukan tipe tipe ayat yang butuh mikir apaa yaa ini maknanya. Ayat ini membuat saya mikir berhari hari (atau berbulan bulan ya). Ya, saya masih kelas 4 atau 5, saya lupa. Entah kenapa saya tidak mempertanyakan kenapa orang orang di sekitar saya tidak berhijab. Mama saya saja tidak tahu tentang ayat itu. Saya hanya fokus pada perintah Allah itu. Tidak lama kemudian saya sering  ke mana mana pakai kerudung, dengan keterbatasan pakaian. Dulu fashion ngga seperti sekarang. Nyari padanan baju panjang aja susahh sekali. Saya ingat foto foto saya berjilbab di saat SD itu old-fashioned banget, bahkan untuk penilaian di jaman itu. Saya sendiri tidak pernah merasa PD dengan fashionnya. Saya sering merasa baju saya tabrak lari dan ngga ada bagus bagusnya. Saya bahkan ngerasa seperti ‘tante tante’. Tapi dari hati saya yang terdalam, saya lebih suka berpakaian seperti itu daripada tidak pakai kerudung rapat. Saat itu mama saya membebaskan saja. Papa saya malah berpikir ini Cuma emosi sesaat, haha.


Boleh saya ulang bahwa saat itu saya tidak mengenal siapapun yang berhijab rapat sehari hari? Saat itu belum ada dakwah intensif seperti sekarang. Tidak ada panggilan ana, anta, anti, ikhwan, akhwat, ucapan barakallah, jazakillah, dll yang sering terdengar sekarang. Tidak pernah pula sedikitpun pernah mendengar istilah salafi atau wahabi, yang konon kabarnya di masa kini ‘dipersalahkan’ sebagai penyebab terjadinya apa yang segolongan orang sebut arabisasi ini (jilbab dianggap budaya arab yah menurut pak Quraish Shihab? hihi. Hadeehh saya punya opini khusus soal yang satu ini, tp kapan kapan aja ah bahasnya). Saya hanya ditunjuki Al Quran. Itu saja. Jelas jelas perintahnya ditujukan ke wanita muslim, bukan orang Arab. Al Quran memang dari Arab. Yes. Kalo memang mengikuti Quran disebut arabisasi, well, ya sudahlah, pakai saja istilah itu. Let say im a victim of arabisasi. Hehehehe.. I’m an aware victim. So no problem. 


Masuk SMP, saya menunjukkan keseriusan dengan mengajukan proposal pada papa untuk mengenakan jilbab di sekolah. Saat itu tidak direstui. Sebenarnya bukan karena tidak demokratis. Tapi papa belum mengerti bahwa ini kewajiban, dan papa takut ini masih gejolak kawula muda yang mencari jati diri. Rasanya mama malah sempat bilang, nanti saja pakai kerudung kalau sudah menikah. Tapi ya sudahlah. Saat itu saya sangat orangtua-minded, maksudnya saya sangat mengagungkan kepatuhan terhadap orang tua. Jadi saya nurut aja. Yaa memang nyatanya saya ternyata mengalami masa abg yang banyak gaya, ngeceng sana ngeceng sini, hihi. Dulu lagi musim nge gank, populer2an, ada pemilihan king queen segala di sekolah (zzzz ga penting banget deh penobatan itu). Tapi saya ngga pacar2an seperti yang lain. Bukan karena haram (blm tau apa apa tentang itu), tapi karena kata papa nanti aja pacarannya kuliah tingkat 2.  Jadi ya sudah saya terima nasib saya ngeceng ngeceng saja. Lebih enak ngeceng, bisa banyak yang dikecengin. Haha.


Daftar SMA, lagi lagi saya mengajukan proposal untuk pakai jilbab. Alhamdulillah, melihat kesungguhan saya, papa restui. Yippiiiie. Masa MOS diwajibkan pakai baju SMP, so saya masih pakai setelan gaul itu. Begitu selesai MOS, pakai baju SMA yang tertutup. Alhamdulillah, i’m so relieved, walaupun –waktu itu-, saya lebih suka melihat muka saya tanpa jilbab daripada dengan jilbab, karena muka saya bulat, dan jilbab segiempat itu bikin muka saya terlihat tante tante. Tapi ya itu tadi, saya merasa ada kebebasan di dalamnya.





Alhamdulillah yaaa sekarang gampang banget cari baju. Mau pakai abaya polos aja ngerasa cukup pede, karena cuttingnya bagus, bahan kerudung juga bagus bagus. Thanx to fashion ;p  Makin ke sini baju saya semakin longgar tapi ngga old fashioned, makin longgar saya merasa semakin bebas, selain bebas badan ngga jadi obyek pandangan/syahwat, saya juga jadi merasa bebas dengan keterikatan harus tampil jadi pusat perhatian, keterikatan dengan bagaimana orang melihat kita secara fisik. Potensi penyakit hati dengan berhijab makin longgar sih tetap ada, tapi potensinya sudah jauh dipangkas:) and i'm so happy with myself now.

Disclaimer: Sungguh saya baru tahu kalau hari ini adalah Hari Hijab Internasional. Tiada sedikitpun terbersit menjadikan hari ini spesial secara spiritual, karena memang tidak ada tuntunan apapun. Ini juga kayaknya baru baru dicanangkan ya, ga tau juga, kok tiba2 hari ini seliweran Hijab Day di newsfeed FB. Selama bukan terkait ritual, saya mengambil pilihan untuk membolehkan menjadikan hari hari tertentu sebagai 'momen khusus untuk menjadi reminder.


Friday, January 24, 2014

Tugas yang Sesuai dengan Usia Anak

 

Dapet ini dari sini: http://www.flandersfamily.info/web/wp-content/uploads/2013/11/Age-Appropriate-Chore-Chart-for-Children.pdf

Buat catatan pribadi

housechores

Saturday, January 18, 2014

Pede Bicara Seksualitas pada Anak

Tulisannya masih berantakan paragrafnya, haha... dah malem ah benerinnya besok aja.. *kalo sempet*

*prolog macam apa ini*

*kalo nunggu editing sempurna bisa gak kelar2 ini tulisan, nasib emak emak :D*

*abaikan*

Hari ini menghadiri seminar parenting mengenai PD Bicara Seksualitas pada anak, oleh Elly Risman.

Sepertinya sudah banyak ya peserta seminar beliau yang menjelaskan gambaran besar perhatian bu Elly Risman, yaitu masalah pornografi dan media.

Supaya nggak capek nulis (hehe dasar males), berikut ini salah satu blog yang membahas seminar Ibu Elly Risman http://sovianavratilova.wordpress.com/2012/09/03/anak-anakku-generasi-z-catatan-dari-tetralogy-seminar-supermoms/  (halo teh Ivaa, numpang masukin link yaah hiihi). Tadi ngga dibahas sih topik keseluruhan tetralogi supermoms. Tulisan tersebut buat intermezo tulisan saya aja :D  Untuk pembuka, tadi juga dipaparkan fakta fakta baru, betapa anak anak tidak dibekali tentang bagaimana menjaga tubuh dan kehormatannya. Jangan salah, dengan rasa ingin tahu yang besar tentang apa yang mereka lihat dari tivi dan majalah, mereka akan meniru, walaupun ngga ngerti. Merinding gak sih diceritain ada anak kecil (lupa umur berapa, kayaknya 5-6 tahun?) dateng ke ibunya ngomong: “mamah mamah tadi aku sama temen main bercinta bercintaan doong”, apa coba yang mereka lakukan. Hmm.. ga tega menuliskannya di sini.

Fokus seminar yang saya ikutin lebih ke arah bagaimana membicarakan seksualitas pada anak. Emang sepenting apa sih? Kenapa harus dibicarakan? Tabu banget yaa bicara masalah giniaan.

Oh iya ketika ngomongin seksualitas, kita bicara jg mengenai totalitas kepribadian; apa yang dipercayai, dirasakan, dan bagaimana bereaksi ; bagaimana berbudaya, bersosial, dan berseksual ; bagaimana tampil ketika berdiri, tersenyum, berpakaian, tertawa dan menangis ; bagaimana menunjukkan siapa diri kita. So... bukan masalah yang ‘whatever you are thinking now’ aja yaa...

Nah, sudah nggak jaman lagi kita tabu tabu ngomongin ginian. Media aja udah ngga tabu nampilin yang begini. Adegan porno aja tersebar mudah di ujung buku jari, sinetron abg yang yah you know lah, isinya cinta cintaan, rebutan pacar, bullying, dll. Kalo kita masih aja malu malu ngomongin ini ke anak, ehhhh siap siap aja diambil sama media, diambil sama tayangan tayangan gak mutu di stasiun stasiun televisi kita, acara2 ga jelas yang isinya bullying, slapstick, penampilan alay, penampilan host yang melambai, dan joget joget kesurupan. Yahhh gimana anak2 kita gak makin banyak yang melambai kalo yang di tivi lihat begituan.

So... seminar ini ngasih petunjuk bagaimana berbicara pada anak, dengan memperhatikan karakter komunikasi anak juga, selain usia, kemampuan berpikir, dan perkembangan emosi.

MEMBUAT KURIKULUM

Oke pertama tama, kita harus siapkan ‘silabus’. Materi apa saja yang mau kita kasihin ke anak. Tulis ya ibu bapak. Pajang di tempat yang kita lihat setiap hari. Boleh cermin  tempat kita dandan, boleh lemari baju, dll.  Berikut ini contohnya yaa




























KegiatanMentorJadwal
Penjelasan dampak TV, plus minus tv, i nternet, PS, HP, dllAyah BundaNovember
Penjelasan persiapan BalighAyahDesember
Bagaimana bergaul yang baikBunda, KakakJanuari
Konsekuensi menjadi orang dewasaAyah BundaFebruari

 

Okay, that schedule above sounds strict ya. Santai aja. Ini Cuma buat pengingat kok. Aplikasinya mah silahkan atur atur aja dan ngga harus saklek jadwalnya. Masalahnya, kalo ngga bikin ginian, kita banyak lupanya (haduhhh saya bangett hiks).

Tabel di atas hanya contoh, silahkan atur atur lagi hal apa yang ingin kita bicarakan ke anak. Lihat lihat usia anak juga yaa. Bahasan yang berat ya simpan untuk umur yang lebih besar. Kalo anak 4 tahun diajak ngomongin konsekuensi jadi orang dewasa, ya kayaknya rumit juga yah, haha.

PETUNJUK MENJAWAB PERTANYAAN ANAK

Bu Elly menunjukkan hasil survei ke anak SD, sekitar kelas 4-5, yang berisi pertanyaan apa saja sih yang mereka penasaran sama jawabannya, terkait seksualitas. Hasil surveinya mengagetkan, pertanyaannya... mengerikan mengerikan, kalo  buat yang asalnya konservatif seperti saya. Nih contoh:

-          ML itu apa sih?

-          Malam pertama itu apa?

-          Kenapa kok kondom ada rasanya?

Sulit dipercaya bukan. But hey, that’s the fact. Ya sudahlah kita harus melanjutkan hidup kita kan. Nyatanya anak anak kita memang mikirin hal itu. Mending kita fokus menghadapinya saja.

Berikut urutan menjawab pertanyaannya (urutan ini harus dilatih. Serius, kalo ga dilatih tetep aja gelagepan biarpun tahapan berikut sudah dihafal luar kepala)

  1. Tenang dan kontrol diri

  2. Tarik nafas panjang, santai ajaaaa.....

  3. Cek pemahaman anak


“yang kamu tahu tentang itu apa?”

Inget, jangan bertele tele nanya tau dari mana, bla bla.. fokus aja sama pemahaman anak sejauh apa, so kita bisa jawab tepat sasaran

  1. Kalo kita merasakan sesuatu, katakan (opsional)


Misalnya kita mau mengekspresikan kekagetan kita (karena sudah kadung berekspresi kaget misalnya, hihi). Contoh: “Waahhh bunda kaget nak, ga nyangka kamu nanya itu”

  1. Jawab pertanyaannya. Khusus point nomer 5 ini, ada tipsnya

    1. Tangkap inti pertanyaan. Bisa jadi anak nanyanya juga agak panjang. Kita sendiri yang perlu mencerna, intinya apa sih, supaya jawabannya juga bisa tepat sasaran

    2. Beri jawaban yang terbaik saat itu dan kaitkan dengan norma agama

    3. Kaitkan dengan seseorang yang dekat dan dikenal anak

    4. Pendek dan sederhana




Kalau tidak bisa jawab/belum tahu, tunda dengan jujur. Tapi kasih tenggat waktu, asal jangan kelamaan. Minta waktu 1 hari deh.

Kalaupun kita memang perlu menjelaskan dengan panjang lebar dan tinggi, jawabannya tidak usah diborong saat itu juga, karena otak anak anak ternyata tidak bisa mencerna informasi yang terlalu banyak. Rule of thumb nya, cukup jawab 15 kata. Singkat, padat, efektif. Kalau masih perlu menjelaskan, jelaskan di lain waktu. Jawaban penuh dibagi menjadi beberapa sesi, namun 1 sesi punya kesimpulan kunci. Bu Elly menyarankan kesimpulan kunci itu terkait dengan akidah, wujud taqwa pada Allah

 

ILUSTRASI PERCAKAPAN

.......

(tulis nggak yaaa.... spoiler dong buat anak anak remaja, hihi)

 

PERSIAPAN MENJELANG BALIGH

Buat anak laki laki yang mulai ada tanda tanda mau puber

-          Jelaskan perbedaan mani dan madzi

-          Jelaskan tentang mimpi basah

-          Terangkan mengenai kewajiban menjaga pandangan dan kemaluan

-          Kasih tau bahwa setelah puber, mereka sudah menjadi dewasa dan menanggung konsekuensi amalnya masing masing

-          Jelaskan alat reproduksi laki laki

-          Cara bersuci

Buat perempuan

-          Jelaskan alat reproduksi perempuan

-          Terangkan mengenai kewajiban menjaga pandangan dan kemaluan

-          Jelaskan apa itu menstruasi, bagaimana terjadinya

-          Kenalkan jenis jenis pembalut. Bekali anak dengan pembalut walaupun dia belum menstruasi, tapi sudah ada tanda tanda mau puber

-          Cara bersuci

-          Cara membersihkan darah haid pada pembalut, belajar bertanggungjawab atas yang keluar dari kemaluannya, termasuk ga jijik dan sembarangan buangnya.

Love you, Allah

Pada suatu saat, pada titik (yang kuanggap) terendah di mana aku sedih, merasa tidak berharga, kadang pengen mati aja (kalau dirunut ada gejala depresi), aku (sekarang) merasa, saat itu justru Allah sedang sayang sekali padaku. Jadi ketika itu, ketika aku benar benar merasa hilang pegangan, dengan sepenuuuuuhhhh hati, jiwa, dan raga, aku sujud, aku menangis sejadi jadinya, curhat habis habisan pada Allah, minta tolong pada Allah. Aku merasakan benar benar tidak bisa mengandalkan siapa siapa, merasa sendiri. Allah yang maha penyayang, dengan cara memberiku kejatuhan mental sedemikian rupa, di sisi lain justru membangkitkan rasa keberserahan yang total. Aku lemas. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Jadi aku serahkan hatiku, rasa sedihku, pada Allah.

Aku tidak tahu ada momen khusus apa sehingga aku merasa jauh lebih tenang. Makin ke sini, makin tenang, makin bersyukur, makin bahagia. Bersyukur sekali punya teman teman yang soleehaaah di grup whatsapp. Di grup makin sering saja membahas perenungan mengenai diri sendiri, betapa Allah sudah memberikan porsi peran kita di dunia, betapa kita sudah ditakdirkan dan diserahi peran sesuai kapasitas dan karakter kita, menjadi ibunya si A dan si B, menjadi istrinya C, menjadi anaknya D. Di saat yang sama juga aku mencoba ikut grup TDOJ, mengintensifkan tilawah, yang berasa juga punya peran mendamaikan hati, mulai mendoakan orang orang di sekitarku yang selama ini mungkin aku anggap berandil dalam penderitaanku, Allah pun mempertemukanku dengan orang yang belajar mengenai pembersihan hati. Selain itu Allah pun memunculkan seseorang yang membuatku ingat bahwa aku pernah belajar teknik self healing yang sebenarnya sudah lama aku pelajari tapi memang aku tidak pernah meluangkan waktu untuk praktek, sehingga akhirnya aku praktek lagi.

Aku yakin, karena kehendak Allah, karena resultan dari hal hal yang aku mulai lakukan untuk berdamai dengan diri sendiri, juga hal hal yang secara langsung Allah beri padaku,  things have changed. Bukan cuma aku yang menjadi lebih tenang menyikapi realita yang tidak sempurna, tapi... realita itu sendiri juga berubah, atas kehendak dan kasih sayang Allah, tentunya. Akupun mengambil kesimpulan, fokuslah dengan memperbaiki respon kita terhadap masalah, besarkan energi kita, dan lihatlah bagaimana lingkungan kita berubah. Syukurku pada Allah yang menjatuhkanku sehingga aku bisa tunduk dan berserah total. Syukurku pada Allah yang sayang dan mau mengangkatku dengan memberikan jalan jalan solusi untuk dilalui.

Laa haula wa laa quwwata illa billaah....

Surah ke-94. 8 ayat. Makkiyyah  (sumber tulisan di bawah: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-insyirah.html)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


Ayat 1-8: Kedudukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan ketinggian derajatnya, serta perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam agar terus berjuang dengan ikhlas dan tawakkal.


أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (١) وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (٢) الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (٣) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (٤) فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ   (٨)


Terjemah Surat Al Insyirah / Alam Nasyrah Ayat 1-8


1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?,


2. Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu,


3. yang memberatkan punggungmu,


4. Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.


5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,


6. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.


7. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan yang lain),


8. dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.



Tafsir bisa dilihat di  http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-insyirah.html  

NAFAS dan Pengelolaan Emosi

Hari ini menghadiri seminar parenting mengenai PD Bicara Seksualitas pada anak, oleh Elly Risman. Di situ beliau menyinggung tentang nafas. Apabila anak anak kita bertanya pada kita hal hal yang mengagetkan (biasanya yang terkait seksualitas itu serba mengagetkan), maka tips nya adalah mengambil nafas panjang dan hembuskan. Sapaaa yang ga kageet kalau anaknya yang masih 5-8 tahun nanya apa bedanya sotomie dan sodomi? Oh nooooo...


Menurut bu Elly, saat kita kaget, itu adalah saat gerbang bawah sadar terbuka (aduh beliau nyebutnya bawah sadar atau apa ya, mohon maap kalo salah ya bu Elly, huhu). Nah, dengan cara mengatur nafas, kita bisa melepaskan emosi batin kita (lagi lagi maaf kalo istilahnya salah, saya ingetnya ‘emosi batin’). Jadi sebelum menjawab dengan tenang, atur nafas dulu. Inhale..... exhale... 


Saya mau nyambung nyambungin aja dengan ilmu yang saya pernah dapatkan sebelumnya dari guru yang berbeda. Saat ikut nonton bareng film Birth as we know it bersama mas Reza Gunawan (praktisi Holistic Healing), kami peserta nobar mendapatkan pesan untuk keep breathing saat melihat pemandangan yang mengagetkan. Sekedar info, di film tersebut banyak sekali adegan melahirkan tanpa sensor, dan kita pasti tahu banget bahwa image melahirkan selama ini adalah mengerikan, sakit, dan dengan image tersebut yang tertancap dalam di bawah sadar kita, kita disuruh nonton kepala bayi crowning lewat jalur lahir, mungkin ada darahnya pula, kebayang nggak gmn bakal mengagetkannya dan mengerikannya melihat adegan tersebut?? Beberapa mungkin akan melihatnya sebagai disturbing video. Ada juga yang melihatnya sebagai pemandangan yang indah dan menakjubkan (melihat awal perjalanan manusia melihat dunia). Disturbing atau menakjubkan, tergantung apa belief kita di awal mengenai melahirkan.


Sangat disadari mungkin trauma akan bermanifestasi ketika menonton adegan tersebut. Ketika dalam kondisi kaget itu kita malah menahan nafas, traumanya malah makin nancep deh. Justru dengan tetap bernafas, kita bisa melepas emosi batin yang jelek jelek (lagi lagi kalo istilahnya salah mohon maap yaa, ya intinya gitu deh hihi). Nyambung yaaa sama bu Elly :) Waahhh ternyata manfaat nafas itu begitu yaa..


Nahh nyambung lagi ke Reza Gunawan, beliau membahas nafas juga nih untuk pengelolaan stress, emosi, dll. Wawancara beliau di NET TV bisa dilihat di sini.


Baiklaaah. Selamat Bernafas:) Jangan lupa syukuri paru paru yang sehat dan karunia oksigen di alam buat kita;p


Alhamdulillaaaaah:)

Monday, January 13, 2014

Istri atau Asisten Rumah Tangga?

Beberapa hari yang lalu, newsfeed FB saya ramai oleh link berikut ini

http://www.rumahfiqih.com/m/x.php?id=1389123555&istri-atau-pembantu-rumah-tangga.htm

Ngga usah disalin di sini yaa, silahkeun meluncur pada link di atas. Intinya... dalam islam, istri yang dianggap wajib mengerjakan pekerjaan rumah (ngepel, masak, nyuci, dll) itu sebenarnya salah kaprah, karenaa... ya memang tidak wajib, hehe.

Lalu berlangsunglah diskusi ini di grup liqo yang saya ikuti:

(sementara pake nama samaran dulu, kecuali nama saya sendiri, hhihi)

PART ONE. PROLOG

Tyas: Saya kok agak kurang sreg ya

Soalnya inget kisah yg fatimah lg giling gandum terus Rasulullah datang...terus fatimah minta pembantu..sama rasul ga boleh..krn pahalanya besar

Ada tetangga curhat istrinya tiba2 minta pembantu..minta rumah..kyknya istrinya abis baca artikel ini

rika | Rika: Tyas, imho, kalo blm punya art dan suaminya punya uang, kasih aja ART napa sih

Nah kalo ga punya uang buat hire art, kasihtau ke istrinya.. “kalo papi hire art, kudu potong uang belanja, mami mau?”. Suruh istrinya milih.

...Walopun aku jg masih tandatanya ttg hubungannya dgn fatimah n gilingan gandum

 

(bagi yang masih bingung apa maksudnya Fatimah dan gilingan gandum, monggo browsing aja yaa..  bisa kepanjangan kalo dishare di sini)

Kira2 ada maksud apa rasul sampe membiarkan anaknya keletihan seperti itu

Apa mungkin krn 'menghormati Ali sebagai suami, sebagai wali dari fatimah?

Saat itu kan Ali memang termasuk tidak punya ya, so istrinya harus bersabar

Tp itu kesimpulan saya sdiri yaa, jgn dijadikan rujukan, ehe

Dian: Yg fatimah n gilingan gandum mkn lebih ke ngajak fatimah utk pengertian dgn kondisi suami yg pas2an

rika | Rika: Kayaknya akan lebih imbang kalo kesimpulan fatimah n gilingan dimasukkan ke penjelasan ust sarwat ya

Jd gak dipelintir oleh oknum istri

Dian: Yg kurang sreg dari artikel itu yg bagian kewajiban istri hanya di urusan melayani kebutuhan seksual.

rika | Rika: Krn ini yg sifatnya halal haram, dosa, gt kali ..

Tyas: Nah yg saya sesalkan tuh..artikel ini mungkin bikin sebagian istri yg tadinya ikhlas..mengerjaan pekerjaan rumah krn berharap pahala teteskeringat krn mengrjakan keewajibannya sebagai seorang istri..jd "oooh jd ngga wajib toh..pahalanya ga pol dong..bukan pahala wajib"..dan jd nuntut macem2 ke suaminya..selain tetangga..gurunya sodara saya...dia bahas artiukel ini dr sudut pandang gitu...jd dia baru tau dan merasa selama ini rugi..

Dian: Iya mmg artikel ini harus dipahami hati2. berpotensi salah persepsi. Jujur kmrn stlh baca artikel ini sy sempet bbrp detik kepikiran 'wah alhamdulillah brarti gpp/ga dosa kl ga masakin sarapan suami, ternyata bkn kewajiban'. Jd tergoda buat nyantai pagi2 ga masak sarapan hehe.

Adya:  Sy mah klo baca artikel macam gini, bukan ikjlas ga ikhlas sih jdnya, tp ceritanya bertekad ngajarin ketrampilan ngurus rumah, baik ke anak cewe maupun anak cowo dengan tanggungjawab yg sama. Karna itu kebutuhan hidup. Karna ini kebutuhan hidup. Klo mau makan ya hrs bikin dulu dll... Bukan layan melayani

Tyas:  Buat yg sekedar baca..tidak sampai merenungkan hikmah, dsb..emang jd provokatif sih artikel ini

PART TWO. WEJANGAN SERIUS

Wejangan bu Elma Fitria (yang ini namanya beneran)

Setuju urusan rumah tangga adalah tentang memenuhi kebutuhan, bukan hubungan ordinat dan subordinat. Kata "melayani" suami dalam Islam , setau saya konteksnya di kamar.

Lalu kenapa seringnya istri yang menyediakan kebutuhan suami ? imho, paradigma yang tepat adalah bagi tugas, dan karena saya mencintai suami saya, i want to make everything easier for him karena suami sudah berlelah lelah menyediakan kebutuhan sekeluarga uang suami adalah uang keluarga. uang istri adalah milik istri sendiri.

Suami harus siap dihisab atas kesalahan anak istrinya, sementara istri dan anak tidak perlu menanggung hisab atas salah suaminya. Urusan rumah tangga, kalau wajib mah ya memang engga. Rasulullah juga pernah, bbersih rumah, masak sendiri, jahit sendiri, dll. Jadi ini tentang bagi tugas dalam memenuhi kebutuhan keluarga, dan ekspresi cinta untuk masing2 pasangan.

Ini tentang bermain secara tic tac, mana yang dioper sebagai tugasmu, mana yang dioper sebagai tugasku. and together we’ll reach our purpose, mendapat ridha Allah SWT

Kalau yang fatimah, setau saya, fatimah itu minta khadimat ke Rasulullah saw yang baru saja pulang perang dan bawa orang2 semacam "rampasan" perang, jadi biasa diperbantukan sebagai budak

Fatimah pun meminta atas persetujuan Ali

Rasululullah menolak permintaan Fatimah

Lalu Rasulullah mendatangi Fatimah dan Ali. Melihat sendiri kondisi mereka yang teramat sederhana. Alas tidur hanya tikar, selimut hanya nutup setengah badan, dll.

Lalu Rasulullah bersabda, "maukah engkau aku tunjukkan yang lebih baik daripada yang kau minta"

"tasbih sekian kali, tahmid sekian kali, tahlil sekian kali, setiap selesai shalat. Sungguh itu lebih baik bagimu"

oia kalau ga salah itu teh setelah Rasulullah meminta si penggilingan menggiling sendiri ya ?

hadeuh harus baca shirah lagi, rada campur aduk ingatan

mungkin ada yang bisa bantu cari link nya   ?

yang penggilingan itu berputar sendiri, Rasulullah kan bilang tentang begitu banyaknya pahala yang mengalir dari setiap butir gandum yang digiling, diolah, lalu dinakan, dari setiap helai rambut anaknya yang disisir, dst ...

jadi pahala urusan rumah tangga dan merawat anak itu sangat besar

Wejangan Teh Patra (namanya beneran juga)

Berikut ini penjelasan Ibu Mentor:

Begini begono buibu...kewajiban istri itu yang disebut langsung dalam Islam 'Hanya' masalah seksual ini.

Wajib itu artinya : kalau dikerjakan mendapat pahala, kalau tidak dikerjakan hukumnya Dosa

Karena satu2nya kebutuhan laki2 yang hanya bisa dipenuhi dengan menikah ya kebutuhan seksual itu.

(Brarti masalah ini sebenernya masalah yg besar dan penting ya

Iya si, soalnya zina tu hukumanny Rajam

Kebutuhan makan, nyuci, dll mah jadi bujangan juga oke)

Setelah menikah, pemenuhan hal2 lain itu bisa didelegasikan..kecuali satu. Ya kebutuhan biologis itu

Berbeda dengan wanita, laki2 yang kebutuhan biologisnya tidak tersalurkan, akan mengganggu ibadahnya. Bahkan akan menggiringnya pada dosa besar.

(Hmnmm.. tugas pria dan wanita itu memang sudah ada porsinya masing masing yaa. Please see… setara ibu bukan sama, setara itu sadar dengan hak dan kewajibannya masing masing)

Bayangkan betapa menderitanya suami yang tidak terpenuhi kebutuhannya oleh istri. Sudah lelah bekerja, uangnya dihabiskan pula oleh keluarga. Kebutuhannya malah tidak terpenuhi.

Istrinya obsesif lagi..boro2 ngasih jalan poligami. Kalo cuma mau dapet rumah rapi sih bayar pembantu aja..murah. Nyuci kiloan..murah. Makan beli jadi..apalagi istrinya juga ga jago masak..heu..

(Bukan 'hanya' ya klo gt.... Menjaga dr dosa besar)

Dalam Islam, zina itu haram. Hukumnya rajam. Bahkan harus menundukkan pandangan. Maka tugas istri adalah menyediakan semua kebutuhan yang seperti itu dan halal. Dan itu sebetulnya tugas yang berat.

Harus selalu siap kapanpun diperlukan. Bahkan kata Rasul walaupun di atas punggung onta.

Kata Rasul..seorang laki2 yang tergoda di jalan hendaklah segera pulang dan menemui istrinya. Tentunya bukan utk bantuin cuci piring kaan?

(Jdaaang…. Wikikikik)

Nah..istri itu harus standby dengan kondisi suami begitu.

Btw itu perumpamaan paling ekstrim..di atas onta. Meureuuun..dulu waktu para kafilah dagang pergi perjalanan berminggu2..kalo butuh ya harus bisa di atas onta..hehehe

Ini yg kebanyakan istri ga ngerti. Ini yg menyebabkan banyal perselingkuhan dan perceraian

Istri sibuk mengurus rumah..ketika suami butuh kabur...alasannya lelah. Lalu suami harus bagaimana? Bersabar??

Jadi, frame kewajibannya kita harus tau dulu. Kewajiban ini prioritas utama.

Selanjutnya hanya bumbu cinta...masak enak, rumah rapi, baju harum, pekarangan indah berbunga.

Ga perlu disuruh, itu bukan kewajiban. Tapi itu tambahan pahala yang Allah sediakan untuk para istri sholihah.  Semuanya dilakukan untuk menambah rasa cinta dalam rumah tangga..menambah mood juga untuk bercinta. Nah..kalo kebalikannya ya jadi salah. Pekerjaan sampingan menguras energi untuk melakukan hal yang wajib..

Intinya..kenapa laki2 mau nikah? Utamanya karena kebutuhan bioligisnya harus terpenuhi.

Untuk itu dia harus membayar mahal : menafkahi istrinya lahir batin

Kalau anak kan asset ya,  invest ...laki2 ngurus anak..nanti yang ngurus dia kalo tua kan anaknya. Tapi istri ini biaya, cost.

Nah..ketika laki2 dapat pemenuhan ini tanpa harus menikah, tentunya mereka bersuka cita..enak bisa makan sate ga usah miara kambing..heu..

Makanya pernikahan makin lama makin ga laku.

Yang paling diuntungkan dengan gerakan para feminis itu ya para lelaki..

Perempuan bisa cari duit sendiri..laki2 enak.

Perempuan ga mau nikah..tapi mau nyodorin tubuhnya gratis yaa bagaikan kucing ditawarin ikan asin. Kucing persia aja tergoda.

Dalam islam, cerai itu di tangan suami. Mengapa? Salah satunya karena secara finansial yang paling dirugikan dalam cerai itu ya suami. Udah banyak keluar duit, bayar mahar, nafkahin istri..trus masih harus bayar gono gini.

Kalo istri kan mau cerai tinggal pake perasaan aja..hehehe..

PART THREE. EPILOG

Apaan yahh penutup dan kesimpulannya?

Kesimpulan saya ini ya:

1.       House chores memang bukan kewajiban siapa siapa (suami atau istri), tapi secara umum itu memang kebutuhan pribadi manusia, so ya kerjasama dan atur atur aja dehh. Kalo istri ga mau ngerjain rumah tangga ya gapapa, artinya siap uang nafkah dipotong buat ngebayar ART. Hihi..

2.       Ajarin anak laki untuk survive mengerjakan urusan rumah tangga juga, karenaa…. Bukan kewajiban istri :D Sooo ini modal buat teamwork saat menikah nanti.

3.       Urusan pemenuhan biologis itu adalah hal yang serius. Bukan HANYA. Apalagi buat laki laki.

4.       Artikel Pak ustadz itu membicarakan strict mengenai masalah hak dan kewajiban, fokus terhadap yang disebut sebagai ‘kerjaan pembantu’. Okee? Belio hanya membicarakan 1 aspek saja dalam pernikahan. Tentu tidak salah, krn memang artikelnya fokus membahas itu. Tapi sebagai suami istri, yang membina rumah tangga, please see it in a bigger frame. Pernikahan itu bukan sekedar suami wajib ini istri wajib itu, pernikahan jg mengenai memberi dan menerima, mengenai cinta, komunikasi, kerja sama, semua itu pake SENI, juragan. Yang lain lain ini dibutuhkan sekali dalam rangka kompak beribadah pada Allah.

Demikiaaaaannnn ringkasan liqo kali iniiih.

Wassalam:)