Sunday, September 1, 2013

Menentukan Genre Pendidikan Anak

Hello readers..Assalamualaikum

Apa yang saya tulis di bawah, semata mata berasal dari seorang awam yg ingin bebersih otak. Im not the expert, dan tidak sedang berusaha menyampaikan kebenaran utk semua ya. This is just what’s in my mind. Can be wrong. Can be right. Allah is The All Knowing. Latar belakangnya adalah kebanjiran info teori pendidikan anak yg kalo ditilik, bisa bertentangan satu sama laen. Coba deh baca baca tentang Tiger Mom dan Unschooling. Wedehhh beda bangett. Tapi keduanya mengklaim mencetak anak yang keren.

Jadi inget dulu bahas Montessori di WA, trus ada yg nyeletuk: “eh Maria Montessori kan anggota freemason”. Batinku, Ah syuuss? Montessori yg salah satu kiblat parenting kuh??  Montessori yang teorinya membuat aku jatuh cinta?

Monggo browse ttg montessori, video2 aktivitasnya, teorinya. Keren banget dehh, apalagi liat kelas di sekolahnya, so amazingJ  Aku sempat banyak belajar dari kelas montessori, dari diskusi dengan pelaku montessori. Raul, sulungku, kurang lebih cetakan montessori juga tuh.  Monggo browse juga makhluk apaan itu freemason.

Oh well, iseng aja deh aku googling tentang Maria Montessori, cukup banyak sumber yang membenarkan keterkaitannya dengan freemasonry. Gak Cuma itu, ada jg yang nyinggung nyinggung Ki Hajar Dewantara juga. Yap. Bapak pendidikan. Memang seingatku Ki Hajar itu ngefans sih sama Montessori, dan menjadikannya sebagai inspirasi. Ada bahan bacaan tambahan nih. Terserah lho ya percaya atau nggak. Aku sih ngambang antara percaya dan tidak (tp cenderung percaya #loh), hehe. http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/acuan-hardiknas-ki-hadjar-dewantara-atau-kh-achmad-dahlan.htm#.UiMs0tKGFrc

Aku ngga sedang menyampaikan bahwa berita (montes & freemason) itu benar loh. Dalam dunia konspirasi, kebohongan pun bisa disampaikan oleh pihak yang –seharusnya- reliable. Sebaliknya, kebenaran bisa jadi disampaikan oleh seorang tak dikenal dalam sebuah blog gratisan. So.. jangan percaya apapun yang kau dengar/baca, Dan jangan pula tidak percaya. Nah lho bingung kan, haha.  Pada akhirnya, fakta akan kondisi dunia ini yang jadi petunjuk, berita itu benar atau tidak, atau hanya sekedar kemungkinan benar.  Ah sudahlah, sejarawan jg bukan, aku gak berani mengklaim apa apa. Sejarah pun bisa beda tergantung siapa yang menceritakannya. Eh btw, rupiah jatuh sekarang juga ada aktornya lho. Gampang banget lah kalo mau ngancurin Indonesia, tinggal si aktor jentikkan jari (eahhh potensi oot detected. Stop)

Di sisi lain, aku jg mikir, what is the worst thing could happen kalo aku menerapkan montessori, toh ajarannya bagus. Iya kan bagus? Ngajarin kemandirian, tanggung jawab, saling menghormati, endebreh endebreh. Nahh tp dalam rangka waspada, baiklah kita cari tahu, akan sesesat apa aku jadinya kalo menerapkan montessori murni.

Ternyata, montessori dan freemasonry, sama sama mengusung hal yang sama, yaitu humanisme.

Humanisme? Sounds cool. Lucu ya kalo jadi nama band. Apa Humania terinspirasi ini? Krik krik... (sok sok bikin kaitan konspirasi, qiqiqi)

Terdengar netral2 saja. Se netral kata ‘semesta merestui’..

Senetral kata demokrasi.

http://examples.yourdictionary.com/examples/examples-of-humanism.html

Humanism emphasizes human dignity and the love of nature. This philosophy sees humans solving problems with rational thought and without the influence of secular or religious institutions. Humanism supports individual liberty, as well as human rights and responsibility for humankind and the planet.

 http://id.wikipedia.org/wiki/Humanisme

Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.

Humanisme sekular mencerminkan bangkitnya globalismeteknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme sekular juga percaya pada martabat dan nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui logika. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat dan agama setempat.

Maap lagi nih, aku bukan ahli dlm hal ini. Kalo definisi humanisme menurut 2 sumber yg kucomot di atas salah, wahh kasih tau yah. Jangan langsung percaya yah sama aku. Hehehe

Sesuatu yang mengesampingkan agama, memisahkan agama, ya sekuler lah namanya. Sekuler, jelas bukan prinsip islam. Kecuali yg ngaku islam di bawah Islam liberal yah.

Filosofi Islam yang kuanut sekarang, adalah sesuatu yang mungkin dianggap tidak netral oleh kaum naturalis atau humanis (murni). Rhona Bryne boleh saja berteori bahwa takdir digerakkan oleh pergerakan partikel dalam alam semesta, yang sebenernya ‘rahasianya’ adalah di pikiran manusia. Demokrasi boleh mengutamakan apa yang dipentingkan oleh rakyat. Humanisme boleh berfokus pada kepentingan dan keberhasilan manusia. Tapi yang aku pegang, tidak berhenti di situ. Semua berpangkal disebabkan oleh Allah, dan dibatasi oleh aturan Allah. Semua teori tersebut jadi salah kaprah, karena bebas dan berpotensi meniadakan Allah. Kita di dunia, bukan utk misi mensejahterakan manusia, tapi jadi khalifah, membawa misinya Allah, bukan? Kesejahteraan manusia adalah efek, bukan tujuan. Cencuhh banyak yg gak setujuu. Gakpapaa, kita jalani misi masing masing saja lah kalo geto.

Dalam montessori murni (bukan momontessorian alias pendidikan yg cuma comot comot metoda montes), semua agama dibolehkan masuk. Semua negara dikenalkan. Semua budaya dikenalkan. Semua agama dikenalkan. Saat idul fitri, kita lebaranan, saat natal, kita natalan. Tujuannya adalah sesuatu yang –tampaknya- bagus, yaitu toleransi, empati.

Aku pun sebetulnya agak2 mempertanyakan kenapa di buku kegiatan Raul dulu waktu di montessori (yg mengedepankan islamic value) ada pengenalan sama santa claus. Tapi knapa ya waktu itu lupa lupa wae mau nanyain ke gurunya.

Sebetulnya tulisan ini digerakkan oleh wacana parenting yang baru aku dengar yaitu unschooling. Begitu baca2, widih keren juga, tapi kok dapat kesan ini juga salah satu cara parenting humanis ya? Ternyata di belantara internet, banyak yang mengkaitkan unschooling dengan humanisme. Ngerinya, aku menemukan sebuah tulisan seseorang yang murtad dan dia menyatakan bahwa unschooling berperan besar dalam hal ini (unschooler.com) .  Yaa.. gak heran sih. Output dari pendidikan model begini adalah si anak yang menemukan dirinya sendiri. Kalau dia menemukan Allah dalam proses tersebut, wahh kebayang deh anak macem ini pasti akan jadi seorang muslim yang keren.

Hidayah memang domain Allah. Tapi, bukankah punya peran menjadikannya Islam, Nasrani, atau Majusi?

("Tidak lahir seoarang bayi kecuali dilahirkan dalam keadaan suci, kemudian kedua orang tuanya yang menjadikan Yahudi, Nasrani dan Majusi" (HR. Al-Bukhari Muslim) http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/kisah-mualaf-yang-membuat-para-muslim-menjadi-malu.htm#.UiN9gtKGFrc

Trus mau ngomong apa lagi ya aku, bingung..

Uhmm... *penyakit menulis tidak terstruktur, gakpapalah.. namanya jg bebersih otak*

Aku nggak sedang bilang kalo montessori atau unschooling sesat loh yaa. Sungguuuh itu bukan domain aku utk menentukan. Sampe sekarang pun aku suka intip intip web montessori mama utk nyari ide aktivitas buat anak. Apalagi ada yg disebut islamic montessori, islamic unschooling sebagai bentuk adaptasi dari teori asalnya. Jd inget bu Julia kepseknya Rumah Bermain Padi ngedongeng, dulu belio sekolah jauh2 ke eropa belajar ttg montessori, tp belio ngerasa something is missing. Ya sudah belio pulang dengan mengadaptasi teori tersebut yang sesuatu dengan akidah islam. Yahh kalopun dengan memberi label islamic lalu menjadi ‘less universal’, dan justru mengurangi esensi prinsipil dari montessori itu sendiri, gakpapa laahh gak penting ituuu buat sayaa, hoho.

Nahh sekarang, daripada lieur sama teori parenting yang berserakan di luar sana, lebih baik waspada aja sama kemungkinan penyisipan ideologi2 lain yang halus banget. Perkuat akidah, dan kaitkan semua hal ini adalah kuasa Allah. Berdoa terus dehhh supaya kita tetep dijaga sama Allah. Diri ini tetap membuka hati lebar lebar utk semua ilmu Allah melalui teori ciptaan dari makhluk ciptaanNya.

Wallahu a'lam bis showab. Kebenaran hanya milik Allah. Kita manusia cuma dikasih pengetahuan secuil:) Semoga Allah menjaga kita.

(Maaf ya... ending tulisannya gak menjawab judul tulisannya, qiqiqi)