Thursday, November 27, 2014
Perang Kebenaran dalam dunia Emak
Monday, November 3, 2014
Rara Berenang
Tuesday, August 26, 2014
Menyapih Rara
- Merupakan kesempatan untuk ‘memperbaiki’ proses kelahiran yang mungkin sedikit atau banyak, disadari atau tidak disadari, traumatis bagi bayi, maupun ibu. It’s a healing moment.
- Kesempatan membangun ‘bonding’ atau keterikatan emosional yang dampaknya akan dirasakan seumur hidup.
- Cara ampuh bagi ibu untuk istirahat jika kelelahan. Ibu menyusui tentu paham banget kalau proses menyusui ini juga cara untuk memberi kenyamanan di saat ibu dan bayi merasa tidak nyaman. Anak sakit, misalnya demam, akan lebih ‘calm down’ dengan menyusu. Ibu yang kelelahan, capek nemenin atau gendong anak, tinggal duduk atau tiduran saja dan semua hepi, hihihi. Hingga anak kalo lagi tantrum dan ibu udah bingung mau ngapain lagi untuk membuat anak mau diem, peluk aja dan sodori nenen, insyaaAllah.. lapar atau tidak, anak akan diem, wkwkwk.
So, untuk Rara, saya meniatkan untukWeaning With Love (WWL). WWL sebagai suatu metoda lho ya. Saya yakin kok semua cara penyapihan pasti lah pakai cinta ;p
Kalau untuk Rara, saat anaknya terlihat benar benar ‘sakaw’, saya akan kasih dulu. Saya akan bertahan ngga menyusui jika Rara juga bisa mengatasi keinginannya sendiri setelah beberapa waktu. Ternyata memang ada saat saat di mana dia tidak benar benar butuh menyusu, tapi hanya kebiasaan iseng saja. Nah kalau lagi ‘iseng’ ini, biasanya Rara akan ngotot minta nenen nya hanya beberapa saat saja, dan bisa dialihkan. Konsekuensinya, ya memang capekkkk hehehe. Tapi ya sudah, demi kita berdua ya naak, supaya kita berdua sama sama move on.
Thursday, August 21, 2014
Finding Sin She
Anak kecil memang sering batuk pilek. Katanya itu sudah biasa. Anak kecil mengalami ping pong batuk pilek. Katanya itu juga biasa, apalagi kalau beraktivitas di sekolah.
Tapi bagaimana kalau anak batuk pilek, begitu sembuh batuk pilek lagi, begitu seterusnya. Memang katanya ‘biasa’. Namun kalau berlangsung selama berbulan bulan, dan selalu diikuti batuk yang menyakitkan, anak yang tadinya termasuk di persentil bawah, lalu makin kurus dan kurus hingga rusuknya menonjol, siapa Ibu yang tidak kuatir.
Raul mengalami itu sejak akhir tahun lalu. Demam sudah jadi makanan sehari hari. Nafasnya selalu berlendir. Ngga bosan saya pergi ke dokter, walaupun buku kesehatan anak sudah saya lahap dan sebetulnya tidak ada kriteria ‘harus pergi ke dokter’. Pertama, saya sendiri sebagai ibu sudah cukup khawatir, dan saya cukup mendapat tekanan kanan kiri depan belakang, yang tidak usah diceritakan. Judgment of being a bad mom, careless mom. Ngga ada yang bilang gitu sih, tapi yahh i can read situation lah. Pertahanan saya malah sempat jebol karena putus asa. Saya ngasih berbagai obat racikan dan sirup hasil wisata dokter, yang sebetulnya menurut dsa langganan saya, dokter yang paling saya percaya, adalah obat yang tidak perlu. Tapi bagian diri saya yang merasa terancam, merasa perlu utk memberikan obat obat ini, salah satu alasan adalah untuk meredakan tekanan psikis yang menimpa saya, kedua.. dengan alasan siapa tahu ternyata ada sesuatu yang tidak diketahui dsa langganan saya, tapi terbaca oleh dokter lain (yah kita semua tau lah dokter pun bisa berbeda pandangan, i consider it as knowledge puzzle aja deh, ga ada yg bener atau salah), walaupun kalo disuruh berpikir tenang, otak waras saya mengatakan dsa langganan saya itu yang paling saya percaya.
Semua dokter yang saya sambangi bilang Raul ini alergi. Saya selalu memancing semua dokter utk mengarah pada TB, tapi semuanya tidak melihat TB dalam kasus batuk parah Raul yang berkepanjangan, bahkan profesor ahli paru pun tidak mengarahkan pada tes mantouk, walaupun eyangnya Raul terus nge push saya buat tes mantouk. Saya sudah sempet men’diet’kan Raul dari aneka macam makanan (termasuk yg sebetulnya bergizi): coklat, snack, susu, telur, seafood, ahhh apalagi ya, banyak banget. Ngga ngaruh juga tuh. Obat obatan racik dan sirup dari dokter itu, lumayan meredakan gejala, yang lalu kalau habis nanti akan muncul lagi batpilnya. Saya inget saya sampai curhat pada seorang dokter dadakan yang kami temui, yang bikin ayahnya anak anak ilfeel berat dan ngga mau ke dokter itu lahi
“Dok, kalau memang alergi, lalu nanti setelah ini kambuh lagi, masak sih harus minum obat terus Dok? Anak saya ini udah bolak balik minum obat”
“Ya iya, mau gimana lagi. Ya udah kalau mau aman, pindah atau liburan dulu ke New Zealand dulu sana”
Jadi maksudnyaahh, Raul disuruh minum obat batpil terus begituh?? Atau disuruh liburan ke luar negri?? Pak dokter ngga ngira ngira ya pasien nya ini dari golongan ekonomi mana?
Di bulan ketiga Raul batuk kronis, dia mengeluhkan sakit telinga. Tentu saya agak parno ada infeksi telinga, makanya saya touring de doctor lagi. Nah, semua dsa yang periksa Raul tidak mengkhawatirkan telinganya, padahal hampir tiap malam kami ngga bisa tidur krn Raul selalu kesakitan sekali sampai jerit jerit dan menangis. Udah batuk, demam tinggi, telinganya nyeri pula. Lengkaplah sudah penderitaan kami. Ditambah ‘judgement’ tersirat terhadap diri ini, krn anak yang kurus dan susah makan.
Lalu saya juga sempat menyambangi biotes, sebuah tes dan terapi alergi yang saya tau sejak awal bahwa ini pseudoscience. Yah, ini lah yang namanya keputusasaan dan keputusan dlm kondisi tidak waras. Hasil tes agak tidak masuk akal krn kedua anak saya alergi terhadap banyak hal yang tidak bisa dihindari. Cmoon! Guling, bantal, debu, coklat, gula, susu (duh apalagi yaa.. termasuk makanan wajar juga alergi). Harga terapi nya pun cukup mahal. Untung saja sejak awal saya sudah dikasih perasaan ragu, sehingga saya tidak datang lagi. Hehe
Saat infeksi telinga memuncak saya juga sempat berobat ke holistic healer, salah satu pak guru saya. Di situ di accupressure, moksa, dan .. diapain lagi ya.. lupa. Sayangnya ke sana waktu lagi demam, jadi kurang optimal. Saya sih merasa nyaman ya dengan cara ini, cuma emang belum sempat balik lagi ke situ, jadi selanjutnya konsul via chat aja, dan belum diminta balik ke situ.
Saya lupa, sekitar bulan April atau Mei (Bulan ke 5 Raul batuk kronis. Yakk bayangin anak batuk terus selama 5 bln dan batuknya berat, dan saya juga menjalani sleepless nights bersamanya), ndilalah temen saya Tantri menyarankan untuk coba ke sinshe yang pernah dia datangi. Treatment nya memang pakai herbal (akar2an tanaman tapi sudah dikapsulin). Lalu saya coba lah datang ke sana walaupun tempatnya agak di ujung dunia. Namanya Sinshe Ban Hua. Prakteknya di Tubagus Angke. Datang ke sana, rasanya bukan di Jakarta dehh.. veryy old town. Kawasan ruko tua yang tampak gak elit, dan bengong lah saya begitu lihat tempatnya. Serius ini? Di situ? Dari balik kaca mobil saya lihat ruko kecil tua dengan plang kecil yang lusuh, tapi orang berkumpul banyak sekali. Ternyata itu orang orang sedang menunggu dipanggil.
Ya sudah Bismillah, apapun bisa jadi jalan kesembuhan dari Allah. Saya ke sana hari Senin, hari kerja. Kata salah satu pasien, kalau Sabtu bisa menggila lagi. Prakteknya bisa dari pagi sampai jam 9 atau 10 malam. Total jendral saya nunggu 3 jam di sana sebelum dipanggil.
Sinshe lalu memegang nadi Raul sambil terpejam sejenak
Ini paru parunya banyak sekali lendirnya, yang kanan agak lebih banyak dari yang kiri (atau ketuker ya, lupa!) Ini pasti kalau begini batuk pileknya ga sembuh sembuh. Kalo sembuh bentar lagi batuk lagi, begitu terus
(bengong)
Ini telinganya ada cairannya, kanan dan kiri, tapi yang kanan lebih banyak
(bengong lagi. I didnt tell him anything I swear!)
Yaa.. tapi semuanya bisa diobatii.. ada obatnyaa
(nyengir)
Rara juga diperiksa. Saya lebih concern ke dermatitisnya, dan berat badannya. Alhamdulillah urusan batpil, Rara ngga masalah. Sinshe juga melihat ada lendir di dada Rara, tapi ngga parah. Nah satu laagi yang sampai sekarang masih bikin tandatanya, sinshe bilang salah satu kaki Rara lemah. Itu saya baru tahu, tapi sekilas sih tampak baik baik saja.
Sinshe sangat ramah dan suka ngobrol. Beliau malah cerita tentang tugu pancoran dan betapa menyedihkan orang orang Indonesia saat ini lebih suka berbahasa dengan campur campur bahasa asing. Beuh nasionalis banget lah . Ohj iya beliau juga ngga setuju dengan pantangan makanan karena alergi, apalagi telur. Telur itu penting untuk otak. Kita harus makan telur, begitu katanya. Lalu kami pulang bawa oleh oleh pil herbal. Memang sih harusnya mah as a so-called smart parent harusnya saya tahu apa isinya. Saya nanya juga kok. Tapi ternyata, walaupun Sinshe orangnya ramah banget dan banyak cerita ini itu , beliau masih orang ‘tipe lama’ yang ngga merasa penting menyampaikan apa yg ada di obatnya. Tapi Bismillah aja, dari wawancara dengan pasiennya yang sudah jadi langganan berpuluh puluh tahun, dulu obatnya akar akaran beneran, pasien yang disuruh ngerebus dan mengolah. Tapi ya teteup sih, ngga tau akar akaran apa, dan sepertinya ngga akan dikasih tau.
Akhirnya... dengan susah payah saya kasih pil herbal itu ke Raul dengan cara dibuka dan bubuknya dicampur air. Jangan bayangin puyer ya. Herbal ini nggak gampang larut seperti puyer. Wujudnya seperti tanah, diaduk juga ngga larut walaupun sudah bubuk. Jadi kebayang juga ‘eewww’ nya makan gituan. Alhamdulillah Raul pelan pelan bisa kerja sama, tapi Rara enggaaa. Beliau melakukan penolakan sepenuh hati, jiwa dan raga. Ya sudah lah, daripada trauma, yang buat Rara ngga dilanjutin.
Alhamdulillah sodara sodara, 6 hari minum herbal, Raul ngga batuk lagi. Dan sejak itu hanya batpil 1x waktu lebaran kemarin, karena ketularan sodara sodara. Tapi batpilnya ringan dan sembuh dengan alami tanpa treatment macem macem. Ya Allah bersyukuuuurrr banget. Penantian 5 bulan menderita akhirnya ketemu ujungnya juga. Tentu kesembuhan ini dari Allah. Ya ya i know it’s not Evidence based medicine. Justru itu saya berharap suatu saat herbal ini maju penelitiannya sehingga bisa dipertanggungjawabkan, menjadi EBM, trus bisa jadi ‘resep dokter. Saya juga berharaaapp banget fenomena yang katanya alergi ternyata bukan ini bisa dijelaskan oleh pengetahuan kedokteran, karena sinshe juga ngejelasinnya awam banget sih, hehe. Alhamdulillah sekarang Raul makan apaa aja. Telur, susu, coklat, dan yang katanya tersangka paling utama seperti mi instan dan snack murahan sekalipun, tidak memicu Raul batuk.
Wednesday, July 23, 2014
Wednesday, June 25, 2014
The Little Observer
Contohnya hari ini emak baru pulang keluar rumah seharian nganterin doi olahraga plus nganter paket ke tempat yang agak jauh, lalu bocah menyambut emak yang kecapean di depan pagar, langsung nodong emaknya pake obeng entah dapat dari mana, dan botol air mineral kosong. Btw, sejak pagi emak sebenernya ngerasa ga enak badan karena kecapean outing ke mal sendirian bawa 2 bocah yang kepentingannya beda beda (Kalo mba Astri Nugraha baca ini pasti komennya: Dasar manja!! Baru 2 doang anaknya. Aahahha). Emak yang pulang berharap bisa rebahan ditodong minta nenen juga sama yang kecil, lalu yang gede minta agar obengnya dipanasin untuk bolongin botol aqua.
Oh no... percobaan tekanan air again? Pleeease kita sudah melakukannya berulang kali hik hik. Tinggalkan akuuuuuuu... begitu isi hatiku, hihi. Sementara yang kecil mendapatkan yang dia mau.
Akhirnya setelah si kecil selesai nenen, dengan gontai emak penuhi keinginan bocah. Obeng itu emak panaskan di kompor, lalu emak lubangi salah satu sisi botol. Kali ini bocah minta bolongannya sejajar, bukan bertingkat seperti percobaan tekanan air. Oke jadi 2 lubang sejajar. Dengan muka sumringah bocah menerima botol itu lalu memasukkan sumpit di satu lubang dan tembus ke lubang lainnya.
I didnt really care what he did. Maafkan dakuu, I was suuper exhausted dan nge hang! Bantal mana bantaal.
Setelah bocah kecil selesai nenen tahap 2, mereka berdua asik entah ngapain di kamar mandi. Oke.. menurut rumus parenting, kalau ada keheningan dalam waktu lama, something not good (according to emak) is happening. Tapi emak ga peduli ah, mau basah basah sono lah, pokoknya emak leyeh leyeh dulu. Sampai kemudian emak agak takut si kecil kepeleset. Akhirnya emak ngintip.
...
...
...
Bocah mengisi botol tersebut dan saat penuh, bocah itu berharap botolnya terguling. Tapi karena tidak terguling, dia gulingkan sendiri. Ya ampuuuun, bocah sedang mendemonstrasikan ember tumpah seperti yang ada di waterpark. Hari ini memang dia bengong lama sekali melihat ember raksasa di waterpark. Duh duh... emak jadi terharu dan merasa kasian karena emak cuekin bocah dari tadi. Ternyata dia mengamati bagaimana cara kerja ember tumpah itu.
The little observer. Bocah ini sangat antusias kalau ditunjukkan sesuatu atau diceritakan tentang suatu benda. Pada saat yang lain, dia suka merekonstruksi apa yang dia dapatkan dalam bentuk gambar atau benda rakitan (bisa dari lego, gigo, atau bahan bekas seperti botol tadi).
Contoh, bocah membuat susunan sendiri terjadinya siang dan malam berbekal globe dan lampu baca, membuat tank, space shuttle (beserta roket dan tangki bahan bakarnya karena memang itulah yang diperlukan untuk peluncuran space shuttle), helikopter, pesawat, lampu lalu lintas, kapal (yang dikasih nama sesuai dongengnya: bismarck, ms hood, yang emak pun gak tau apa apa tentang itu haha). Bocah pun hafal bangett warna warna planet, satelit, dan hafal kalo planet Uranus itu cincinnya tegak, tertuang di gambar gambarnya. Ya Allaaaah, bocah ini cerdas sekaliii, alhamdulillaah..
Hmmm kira kira bocah model begini cocoknya jadi apa ya?
Monday, June 23, 2014
Jaga Dirimu Baik Baik Wahai Para Ayah
Familiar dengan berita kasus pelecehan seksual, seks bebas dini (atau tidak dini), sodomi, pedofilia, sampe perkosaan terhadap ayam??
Berita berita ‘aneh’ seperti itu semakin banyak berseliweran. Siapa yang tidak setuju dengan saya bahwa ini bencana??
Sudah lah tidak perlu saya jelaskan, kalau belum baca, please baca ini dulu
http://islamisfun.wordpress.com/2014/02/16/karena-bu-risma/
Tidak mau anak anakmu menjadi generasi rusak, rusak moralnya, rusak otaknya, akibat pornografi dan hal hal seperti itu? Terutama para ayah, saya berpesan... please... NGACA!
Pada suatu hari saya pernah sedang kumpul kumpul makan malam dengan keluarga besar. Salah satu ponakan jauh saya pinjam hp ayahnya, swipe swipe swipe... dan kemudian cekikikan. Ayahnya lalu tiba tiba menampilkan wajah kaget dan panik, lalu direbutlah hp tersebut. Saya sendiri tidak mengkroscek apa yang ada dalam hpnya, tapi saya tahu itu konten porno atau yang sejenisnya. Saya juga tidak mikir bahwa ayahnya sengaja menaruh konten porno di hpnya, karena di hp saya sendiri saya sering heran tiba tiba ada video yang tersimpan di folder tapi tidak pernah ingat kapan mengunduhnya. Untungnya yang secara tidak sengaja tersimpan di hp saya adalah video tentang Al quran.
Saya juga sempat terlibat dalam grup whatsapp yang isinya banyak laki lakinya. Saya paham banget jaman mahasiswa dulu, anak laki laki memang kalau bicara banyak sekali konten sex joke, tapi ketika kini kami semua sudah jadi orang tua, saya merasa sangat terganggu mereka masih memelihara kebiasaan itu, apalagi dilakukannya di grup whatsapp, di mana mereka mengetikkan kata kata itu di rumah. Kalaupun kata kata itu diketikkan di tempat kerja, toh HP mereka juga akan sampai ke rumah. Para ayah ini, membawa kata kata jorok bermuatan porno ke rumah mereka sendiri, tempat di mana mereka seharusnya membangun generasi sehat. Di lingkungan saya, beberapa perempuan mengeluhkan hal yang serupa, betapa mudahnya kata kata dan materi jorok dilontarkan.
Pada suatu ketika saya mengkroscek dugaan saya ini ke grup whatsapp seorang laki laki yang sudah mengizinkan saya melihat isi grupnya. Saya masuk ke grup yang isinya laki laki semua, dan saya tidak hanya mendapati kata kata jorok khas lelaki, tapi gambar juga ada hard porn dan aneka macam gambar di mana perempuan hanya menjadi obyek mainan, obyek ketawaan.
Saya tahu, banyak teman teman beliau yang sudah berkeluarga, bahkan sudah punya anak. Asal tahu saja, walaupun gambar yang dibagikan itu bukan foto saya, menurut saya penyebaran gambar gambar tersebut adalah wujud pelecehan terhadap perempuan. Anda jadikan perempuan sebagai mainan, buat bahan cekikikan. Silakan ngeles kalau ‘ceweknya yang mau digituin’, tapi itu bukan cara seorang muslim berpikir. Perempuan itu bertugas menutup aurat dan menjaga pandangan. Laki laki juga punya tugas yang sama lho di dalam Quran. Kebayang ngga kalau ternyata foto yang Anda bagikan itu adalah foto lama seseorang yang kini sudah tobat? Tapi kalau belum tobatpun, tetap saja itu bukan hal yang benar untuk dilakukan. Wahai ayah, wahai bunda, please hentikan juga menyalahkan pihak lain atas terjadinya kekerasan seksual. Satu pihak bilang itu akibat perempuan yang tidak jaga auratnya. Pihak lain berang dan mengatakan itu otak laki lakinya aja yang ngeres dan rusak, jadi bukan salah perempuan. Please dong kerja sama: Laki laki tundukkan pandangan, perempuan tutuplah aurat. Oke kalau belum mau plek ngikutin Al Quran, paling tidak gunakan definisi ‘aurat’ yang Anda anggap universal.
Nah sekarang bagaimana mungkin mau ngimpi punya anak soleh solehah dan istri yang solehah menjaga diri dan kehormatannya, kalau kelakuan suami adalah nyebar nyebarin pornografi. Anda mau anak Anda terhindar dari pornografi dan terhindar dari kerusakan otak akibat pornografi, tapi Anda ga bisa jaga mulut dan jari Anda menuliskan hal hal jorok dan menyebarkan gambar tidak senonoh. Kapan mimpi Anda mau kesampean wahai para ayah?
Saat bekerja di kantor, saya sendiri pernah mendapatkan pelecehan verbal dari rekan kantor, hanya karena yang bersangkutan mulutnya memang sudah terbiasa menyangkutkan segala sesuatu dengan. Oke beliau memang tidak sengaja dan minta maaf. Saking terbiasanya sampai melecehkan saja bisa dilakukan tanpa sengaja. Terdengar familiar? Ya. Sayangnya banyak laki laki masih bersikap seperti ini dan menganggap ini hal biasa. Tidak jarang orang orang ini juga kelihatan soleh dan agamis. This gotta stop. Ok? Kalau memang otak Anda sudah ada kerusakan walaupun sedikit akibat pornografi, sehingga dikit dikit mikir ngeres, carilah pertolongan. Jangan teruskan kerusakannya ke anak Anda. Malu ketemu psikolog? Sekarang sudah banyak teknik self healing.
Lebay?
Tolong baca lagi baik baik
http://islamisfun.wordpress.com/2014/02/16/karena-bu-risma/
Anda adalah imam keluarga. Jaga dirimu baik baik wahai para ayah, dan calon ayah, dan laki laki manapun yang mimpi punya generasi masa depan yang sehat.
Disclaimer: Ini bukan curhatan tentang suami yaah, karena alhamdulillah beliau sangat memuliakan perempuan
Wednesday, March 5, 2014
Raul dan An Naba
Bunda: Raul, yukkk kita hafalan...
Raul: Yukk..
Bunda: Surat An Naba yaa..
Raul: Yaa
Sebetulnya si bunda belum hafal surat An Naba, sudah bertahun tahun ngafalin ga hafal hafal, haha. (otak orang tua)
Dan setau si bunda, hafalan Raul tepat sejauh hafalan bunda, kira kira setengah surat.
Bunda dan Raul (bersama sama):
Bismillâhir Rahmân ir'Rahîm
1- `Amma Yatasa'aluna
2- `Ani An-Naba'i Al-`Ažimi .
3- Al-Ladhi Hum Fihi Mukhtalifuna .
4- Kalla Saya`lamuna .
5- Thumma Kalla Saya`lamuna .
6- 'Alam Naj`ali Al-'Arda Mihadaan .
7- Wa Al-Jibala 'Awtadaan .
8- Wa Khalaqnakum 'Azwajaan .
9- Wa Ja`alna Nawmakum Subataan .
10- Wa Ja`alna Al-Layla Libasaan .
11- Wa Ja`alna An-Nahara Ma`ashaan .
12- Wa Banayna Fawqakum Sab`aan Shidadaan .
13- Wa Ja`alna Sirajaan Wa Hhajaan .
14- Wa 'Anzalna Mina Al-Mu`sirati Ma'an Thajjajaan .
15- Linukhrija Bihi Habbaan Wa Nabataan .
16- Wa Jannatin 'Alfafaan .
17- 'Inna Yawma Al-Fasli Kana Miqataan .
18- Yawma Yunfakhu Fi As-Suri Fata'tuna 'Afwajaan .
19- Wa Futihati As-Sama'u Fakanat 'Abwabaan .
20- Wa Suyyirati Al-Jibalu Fakanat Sarabaan .
21- 'Inna Jahannama Kanat Mirsadaan .
22- Lilttaghina Ma'abaan .
23- Labithina Fiha 'Ahqabaan .
24- La Yadhuquna Fiha Bardaan Wa La Sharabaan .
25. ................................
Sudah. Setelahnya si bunda belum hafal.
Tapi..... samar samar dengan suara lirih
Raul:
25- 'Illa Hamimaan Wa Ghassaqaan.
26- Jaza'an Wifaqaan .
27- 'Innahum Kanu La Yarjuna Hisabaan .
28- Wa Kadhdhabu Bi'ayatina Kidhdhabaan .
29- Wa Kulla Shay'in 'Ahsaynahu Kitabaan .
30- Fadhuqu Falan Nazidakum 'Illa `Adhabaan.
Masyaa Allah. Si bunda terbengong bengong. Bunda ga begitu menyimak Raul melantunkan sampai ayat yang mana, karena memang si bunda ngga hafal. Memang sih Raul belum menyelesaikan sampai akhir karena di tengah tengah dia bilang: ‘bantuin dong bunda, trus gimana lagi?’
He memorizes almost all the surah, seolah olah ‘out of the blue. Ngga diajarin. Di sekolahnya hafalannya juga belum sampai situ. Tapi si bunda ingat sekali saat Raul bayi dan batita, beliau ini tukang bangun subuh (yah, jam 4-5 sudah bangun dan minta perhatian si bunda yang masih kriyep kriyep). Akhirnya si bunda ngedorong Raul pakai stroller keliling komplek di pagi buta dan langit yang masih gelap, muter 3-4 lap, dengan HP si bunda ditaruh di bagian payung stroller dan murottal juz 30 on. Karena begitu play yang terdengar pertama adalah An Naba, jadilah dalam sepanjang sejarah mendengar murottal, An Naba lah yang paling sering didengar.
Alhamdulillah, smoga jd anak soleh ya, nak. Jd hafidz (pasang mimpi dulu yaa, walo gak kebayang caranya berhubung emaknya paspasan).
Sayangnya, kebiasaan itu belum dimulai lagi sejak Rara lahir, karena kondisi komplek rumahnya beda. Baiklahh, mari kita semangat lagi untuk mengkondisikan!
Sunday, February 2, 2014
Love for Allah
Bunda: Raul, Raul sayang sama Bunda?
Raul: Sayang...
Bunda: Sayang sama Adek Rara?
Raul: Sayang...
Bunda: Sayang sama Ayah?
Raul: Sayang...
Bunda: Sayang sama Allah?
Raul: Sayang. Raul sayang sama Allah
Bunda: Kalo ke Bunda sama ke Allah, lebih sayang ke yang mana?
Raul: Lebih sayang Allah...
Alhamdulillah
Friday, January 31, 2014
My Hijab Journey
Ini tahun 2014. Jadi, saya sudah berhijab konsisten selama kurang lebih 16 tahun. Alhamdulillah, sudah lama juga ya, dari 1998. Saya memutuskan untuk konsisten memakai, setelah sebelumnya Cuma kadang kadang pakai, yaitu sejak sekitar tahun 1992.
Yup. 1992. Angka yang jadul banget yah. Itu saat saya kelas 4 SD. Mungkin 1993 ya (kelas 5), saya tidak terlalu ingat pastinya.
Ada keluarga yang pakai jilbab? No
Bapak kyai? No
Ibu ustadzah? No
Sekolah di pesantren? No. Saya sekolah di sekolah umum yang multikultur multiagama. Dalam 1 kelas, saya punya teman teman Sasak, Bali, Jawa, Sunda, Bugis, Islam, Kristen, Katolik, Hindu. They are all great people. Love them
Saat saya kelas 4 SD, saya tinggal di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Saya tidak mengenal 1 orang pun yang sehari harinya pakai jilbab rapat. Jilbab sih sudah dikenal, buat dipakai kalau lebaran dan hari raya lain, atau waktu kasidahan. Tapi untuk sehari hari? Hmm agak agak lupa sih ya. Rasanya nggak ada. Mungkin ada sih anak IAIN, tapi saya tidak, terlalu ingat. Saya Cuma ingat papa mama saya agak agak melihat saya aneh. Tapi mereka ngga melarang sih, karena mereka orang tua yang sangat demokratis.
Jadi, 2 kali seminggu, datang guru ngaji. Awalnta guru ngaji saya adalah pegawai papa di kantor. Saya ingat saya memanggil beliau Pak Pah ( ternyata namanya Fachruddin), orang Sasak asli. Beliau yang mengenalkan saya dengan tajwid. Lumayan lah, karena bimbingan beliau saya juara 1 lomba tajwid di sekolah. Not bad , hei? Hihi. Pak Pah ini fokus di mengaji, membaca AlQuran. Membaca saja. Lalu entah apa sebabnya agak agak ngga ingat, guru ngaji diganti oleh seorang mahasiswa IAIN (Ya Allah, maafkan aku pak, aku melupakan namamu). Rupanya ilmu beliau tidak hanya di membaca saja, tapi kami juga sering mengkaji.
Dari pak mahasiswa IAIN ini lah saya dikenalkan dengan ayat hijab. Begitu jelas. Perintah Allah. Batasannya juga jelas. Bukan tipe tipe ayat yang butuh mikir apaa yaa ini maknanya. Ayat ini membuat saya mikir berhari hari (atau berbulan bulan ya). Ya, saya masih kelas 4 atau 5, saya lupa. Entah kenapa saya tidak mempertanyakan kenapa orang orang di sekitar saya tidak berhijab. Mama saya saja tidak tahu tentang ayat itu. Saya hanya fokus pada perintah Allah itu. Tidak lama kemudian saya sering ke mana mana pakai kerudung, dengan keterbatasan pakaian. Dulu fashion ngga seperti sekarang. Nyari padanan baju panjang aja susahh sekali. Saya ingat foto foto saya berjilbab di saat SD itu old-fashioned banget, bahkan untuk penilaian di jaman itu. Saya sendiri tidak pernah merasa PD dengan fashionnya. Saya sering merasa baju saya tabrak lari dan ngga ada bagus bagusnya. Saya bahkan ngerasa seperti ‘tante tante’. Tapi dari hati saya yang terdalam, saya lebih suka berpakaian seperti itu daripada tidak pakai kerudung rapat. Saat itu mama saya membebaskan saja. Papa saya malah berpikir ini Cuma emosi sesaat, haha.
Boleh saya ulang bahwa saat itu saya tidak mengenal siapapun yang berhijab rapat sehari hari? Saat itu belum ada dakwah intensif seperti sekarang. Tidak ada panggilan ana, anta, anti, ikhwan, akhwat, ucapan barakallah, jazakillah, dll yang sering terdengar sekarang. Tidak pernah pula sedikitpun pernah mendengar istilah salafi atau wahabi, yang konon kabarnya di masa kini ‘dipersalahkan’ sebagai penyebab terjadinya apa yang segolongan orang sebut arabisasi ini (jilbab dianggap budaya arab yah menurut pak Quraish Shihab? hihi. Hadeehh saya punya opini khusus soal yang satu ini, tp kapan kapan aja ah bahasnya). Saya hanya ditunjuki Al Quran. Itu saja. Jelas jelas perintahnya ditujukan ke wanita muslim, bukan orang Arab. Al Quran memang dari Arab. Yes. Kalo memang mengikuti Quran disebut arabisasi, well, ya sudahlah, pakai saja istilah itu. Let say im a victim of arabisasi. Hehehehe.. I’m an aware victim. So no problem.
Masuk SMP, saya menunjukkan keseriusan dengan mengajukan proposal pada papa untuk mengenakan jilbab di sekolah. Saat itu tidak direstui. Sebenarnya bukan karena tidak demokratis. Tapi papa belum mengerti bahwa ini kewajiban, dan papa takut ini masih gejolak kawula muda yang mencari jati diri. Rasanya mama malah sempat bilang, nanti saja pakai kerudung kalau sudah menikah. Tapi ya sudahlah. Saat itu saya sangat orangtua-minded, maksudnya saya sangat mengagungkan kepatuhan terhadap orang tua. Jadi saya nurut aja. Yaa memang nyatanya saya ternyata mengalami masa abg yang banyak gaya, ngeceng sana ngeceng sini, hihi. Dulu lagi musim nge gank, populer2an, ada pemilihan king queen segala di sekolah (zzzz ga penting banget deh penobatan itu). Tapi saya ngga pacar2an seperti yang lain. Bukan karena haram (blm tau apa apa tentang itu), tapi karena kata papa nanti aja pacarannya kuliah tingkat 2. Jadi ya sudah saya terima nasib saya ngeceng ngeceng saja. Lebih enak ngeceng, bisa banyak yang dikecengin. Haha.
Daftar SMA, lagi lagi saya mengajukan proposal untuk pakai jilbab. Alhamdulillah, melihat kesungguhan saya, papa restui. Yippiiiie. Masa MOS diwajibkan pakai baju SMP, so saya masih pakai setelan gaul itu. Begitu selesai MOS, pakai baju SMA yang tertutup. Alhamdulillah, i’m so relieved, walaupun –waktu itu-, saya lebih suka melihat muka saya tanpa jilbab daripada dengan jilbab, karena muka saya bulat, dan jilbab segiempat itu bikin muka saya terlihat tante tante. Tapi ya itu tadi, saya merasa ada kebebasan di dalamnya.
Alhamdulillah yaaa sekarang gampang banget cari baju. Mau pakai abaya polos aja ngerasa cukup pede, karena cuttingnya bagus, bahan kerudung juga bagus bagus. Thanx to fashion ;p Makin ke sini baju saya semakin longgar tapi ngga old fashioned, makin longgar saya merasa semakin bebas, selain bebas badan ngga jadi obyek pandangan/syahwat, saya juga jadi merasa bebas dengan keterikatan harus tampil jadi pusat perhatian, keterikatan dengan bagaimana orang melihat kita secara fisik. Potensi penyakit hati dengan berhijab makin longgar sih tetap ada, tapi potensinya sudah jauh dipangkas:) and i'm so happy with myself now.
Disclaimer: Sungguh saya baru tahu kalau hari ini adalah Hari Hijab Internasional. Tiada sedikitpun terbersit menjadikan hari ini spesial secara spiritual, karena memang tidak ada tuntunan apapun. Ini juga kayaknya baru baru dicanangkan ya, ga tau juga, kok tiba2 hari ini seliweran Hijab Day di newsfeed FB. Selama bukan terkait ritual, saya mengambil pilihan untuk membolehkan menjadikan hari hari tertentu sebagai 'momen khusus untuk menjadi reminder.
Friday, January 24, 2014
Tugas yang Sesuai dengan Usia Anak
Dapet ini dari sini: http://www.flandersfamily.info/web/wp-content/uploads/2013/11/Age-Appropriate-Chore-Chart-for-Children.pdf
Buat catatan pribadi
Saturday, January 18, 2014
Pede Bicara Seksualitas pada Anak
*prolog macam apa ini*
*kalo nunggu editing sempurna bisa gak kelar2 ini tulisan, nasib emak emak :D*
*abaikan*
Hari ini menghadiri seminar parenting mengenai PD Bicara Seksualitas pada anak, oleh Elly Risman.
Sepertinya sudah banyak ya peserta seminar beliau yang menjelaskan gambaran besar perhatian bu Elly Risman, yaitu masalah pornografi dan media.
Supaya nggak capek nulis (hehe dasar males), berikut ini salah satu blog yang membahas seminar Ibu Elly Risman http://sovianavratilova.wordpress.com/2012/09/03/anak-anakku-generasi-z-catatan-dari-tetralogy-seminar-supermoms/ (halo teh Ivaa, numpang masukin link yaah hiihi). Tadi ngga dibahas sih topik keseluruhan tetralogi supermoms. Tulisan tersebut buat intermezo tulisan saya aja :D Untuk pembuka, tadi juga dipaparkan fakta fakta baru, betapa anak anak tidak dibekali tentang bagaimana menjaga tubuh dan kehormatannya. Jangan salah, dengan rasa ingin tahu yang besar tentang apa yang mereka lihat dari tivi dan majalah, mereka akan meniru, walaupun ngga ngerti. Merinding gak sih diceritain ada anak kecil (lupa umur berapa, kayaknya 5-6 tahun?) dateng ke ibunya ngomong: “mamah mamah tadi aku sama temen main bercinta bercintaan doong”, apa coba yang mereka lakukan. Hmm.. ga tega menuliskannya di sini.
Fokus seminar yang saya ikutin lebih ke arah bagaimana membicarakan seksualitas pada anak. Emang sepenting apa sih? Kenapa harus dibicarakan? Tabu banget yaa bicara masalah giniaan.
Oh iya ketika ngomongin seksualitas, kita bicara jg mengenai totalitas kepribadian; apa yang dipercayai, dirasakan, dan bagaimana bereaksi ; bagaimana berbudaya, bersosial, dan berseksual ; bagaimana tampil ketika berdiri, tersenyum, berpakaian, tertawa dan menangis ; bagaimana menunjukkan siapa diri kita. So... bukan masalah yang ‘whatever you are thinking now’ aja yaa...
Nah, sudah nggak jaman lagi kita tabu tabu ngomongin ginian. Media aja udah ngga tabu nampilin yang begini. Adegan porno aja tersebar mudah di ujung buku jari, sinetron abg yang yah you know lah, isinya cinta cintaan, rebutan pacar, bullying, dll. Kalo kita masih aja malu malu ngomongin ini ke anak, ehhhh siap siap aja diambil sama media, diambil sama tayangan tayangan gak mutu di stasiun stasiun televisi kita, acara2 ga jelas yang isinya bullying, slapstick, penampilan alay, penampilan host yang melambai, dan joget joget kesurupan. Yahhh gimana anak2 kita gak makin banyak yang melambai kalo yang di tivi lihat begituan.
So... seminar ini ngasih petunjuk bagaimana berbicara pada anak, dengan memperhatikan karakter komunikasi anak juga, selain usia, kemampuan berpikir, dan perkembangan emosi.
MEMBUAT KURIKULUM
Oke pertama tama, kita harus siapkan ‘silabus’. Materi apa saja yang mau kita kasihin ke anak. Tulis ya ibu bapak. Pajang di tempat yang kita lihat setiap hari. Boleh cermin tempat kita dandan, boleh lemari baju, dll. Berikut ini contohnya yaa
Kegiatan | Mentor | Jadwal |
Penjelasan dampak TV, plus minus tv, i nternet, PS, HP, dll | Ayah Bunda | November |
Penjelasan persiapan Baligh | Ayah | Desember |
Bagaimana bergaul yang baik | Bunda, Kakak | Januari |
Konsekuensi menjadi orang dewasa | Ayah Bunda | Februari |
Okay, that schedule above sounds strict ya. Santai aja. Ini Cuma buat pengingat kok. Aplikasinya mah silahkan atur atur aja dan ngga harus saklek jadwalnya. Masalahnya, kalo ngga bikin ginian, kita banyak lupanya (haduhhh saya bangett hiks).
Tabel di atas hanya contoh, silahkan atur atur lagi hal apa yang ingin kita bicarakan ke anak. Lihat lihat usia anak juga yaa. Bahasan yang berat ya simpan untuk umur yang lebih besar. Kalo anak 4 tahun diajak ngomongin konsekuensi jadi orang dewasa, ya kayaknya rumit juga yah, haha.
PETUNJUK MENJAWAB PERTANYAAN ANAK
Bu Elly menunjukkan hasil survei ke anak SD, sekitar kelas 4-5, yang berisi pertanyaan apa saja sih yang mereka penasaran sama jawabannya, terkait seksualitas. Hasil surveinya mengagetkan, pertanyaannya... mengerikan mengerikan, kalo buat yang asalnya konservatif seperti saya. Nih contoh:
- ML itu apa sih?
- Malam pertama itu apa?
- Kenapa kok kondom ada rasanya?
Sulit dipercaya bukan. But hey, that’s the fact. Ya sudahlah kita harus melanjutkan hidup kita kan. Nyatanya anak anak kita memang mikirin hal itu. Mending kita fokus menghadapinya saja.
Berikut urutan menjawab pertanyaannya (urutan ini harus dilatih. Serius, kalo ga dilatih tetep aja gelagepan biarpun tahapan berikut sudah dihafal luar kepala)
- Tenang dan kontrol diri
- Tarik nafas panjang, santai ajaaaa.....
- Cek pemahaman anak
“yang kamu tahu tentang itu apa?”
Inget, jangan bertele tele nanya tau dari mana, bla bla.. fokus aja sama pemahaman anak sejauh apa, so kita bisa jawab tepat sasaran
- Kalo kita merasakan sesuatu, katakan (opsional)
Misalnya kita mau mengekspresikan kekagetan kita (karena sudah kadung berekspresi kaget misalnya, hihi). Contoh: “Waahhh bunda kaget nak, ga nyangka kamu nanya itu”
- Jawab pertanyaannya. Khusus point nomer 5 ini, ada tipsnya
- Tangkap inti pertanyaan. Bisa jadi anak nanyanya juga agak panjang. Kita sendiri yang perlu mencerna, intinya apa sih, supaya jawabannya juga bisa tepat sasaran
- Beri jawaban yang terbaik saat itu dan kaitkan dengan norma agama
- Kaitkan dengan seseorang yang dekat dan dikenal anak
- Pendek dan sederhana
Kalau tidak bisa jawab/belum tahu, tunda dengan jujur. Tapi kasih tenggat waktu, asal jangan kelamaan. Minta waktu 1 hari deh.
Kalaupun kita memang perlu menjelaskan dengan panjang lebar dan tinggi, jawabannya tidak usah diborong saat itu juga, karena otak anak anak ternyata tidak bisa mencerna informasi yang terlalu banyak. Rule of thumb nya, cukup jawab 15 kata. Singkat, padat, efektif. Kalau masih perlu menjelaskan, jelaskan di lain waktu. Jawaban penuh dibagi menjadi beberapa sesi, namun 1 sesi punya kesimpulan kunci. Bu Elly menyarankan kesimpulan kunci itu terkait dengan akidah, wujud taqwa pada Allah
ILUSTRASI PERCAKAPAN
.......
(tulis nggak yaaa.... spoiler dong buat anak anak remaja, hihi)
PERSIAPAN MENJELANG BALIGH
Buat anak laki laki yang mulai ada tanda tanda mau puber
- Jelaskan perbedaan mani dan madzi
- Jelaskan tentang mimpi basah
- Terangkan mengenai kewajiban menjaga pandangan dan kemaluan
- Kasih tau bahwa setelah puber, mereka sudah menjadi dewasa dan menanggung konsekuensi amalnya masing masing
- Jelaskan alat reproduksi laki laki
- Cara bersuci
Buat perempuan
- Jelaskan alat reproduksi perempuan
- Terangkan mengenai kewajiban menjaga pandangan dan kemaluan
- Jelaskan apa itu menstruasi, bagaimana terjadinya
- Kenalkan jenis jenis pembalut. Bekali anak dengan pembalut walaupun dia belum menstruasi, tapi sudah ada tanda tanda mau puber
- Cara bersuci
- Cara membersihkan darah haid pada pembalut, belajar bertanggungjawab atas yang keluar dari kemaluannya, termasuk ga jijik dan sembarangan buangnya.
Love you, Allah
Aku tidak tahu ada momen khusus apa sehingga aku merasa jauh lebih tenang. Makin ke sini, makin tenang, makin bersyukur, makin bahagia. Bersyukur sekali punya teman teman yang soleehaaah di grup whatsapp. Di grup makin sering saja membahas perenungan mengenai diri sendiri, betapa Allah sudah memberikan porsi peran kita di dunia, betapa kita sudah ditakdirkan dan diserahi peran sesuai kapasitas dan karakter kita, menjadi ibunya si A dan si B, menjadi istrinya C, menjadi anaknya D. Di saat yang sama juga aku mencoba ikut grup TDOJ, mengintensifkan tilawah, yang berasa juga punya peran mendamaikan hati, mulai mendoakan orang orang di sekitarku yang selama ini mungkin aku anggap berandil dalam penderitaanku, Allah pun mempertemukanku dengan orang yang belajar mengenai pembersihan hati. Selain itu Allah pun memunculkan seseorang yang membuatku ingat bahwa aku pernah belajar teknik self healing yang sebenarnya sudah lama aku pelajari tapi memang aku tidak pernah meluangkan waktu untuk praktek, sehingga akhirnya aku praktek lagi.
Aku yakin, karena kehendak Allah, karena resultan dari hal hal yang aku mulai lakukan untuk berdamai dengan diri sendiri, juga hal hal yang secara langsung Allah beri padaku, things have changed. Bukan cuma aku yang menjadi lebih tenang menyikapi realita yang tidak sempurna, tapi... realita itu sendiri juga berubah, atas kehendak dan kasih sayang Allah, tentunya. Akupun mengambil kesimpulan, fokuslah dengan memperbaiki respon kita terhadap masalah, besarkan energi kita, dan lihatlah bagaimana lingkungan kita berubah. Syukurku pada Allah yang menjatuhkanku sehingga aku bisa tunduk dan berserah total. Syukurku pada Allah yang sayang dan mau mengangkatku dengan memberikan jalan jalan solusi untuk dilalui.
Laa haula wa laa quwwata illa billaah....
Surah ke-94. 8 ayat. Makkiyyah (sumber tulisan di bawah: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-insyirah.html)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat 1-8: Kedudukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan ketinggian derajatnya, serta perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam agar terus berjuang dengan ikhlas dan tawakkal.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (١) وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (٢) الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (٣) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (٤) فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (٨)
Terjemah Surat Al Insyirah / Alam Nasyrah Ayat 1-8
1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?,
2. Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu,
3. yang memberatkan punggungmu,
4. Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.
5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
6. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
7. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan yang lain),
8. dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
NAFAS dan Pengelolaan Emosi
Hari ini menghadiri seminar parenting mengenai PD Bicara Seksualitas pada anak, oleh Elly Risman. Di situ beliau menyinggung tentang nafas. Apabila anak anak kita bertanya pada kita hal hal yang mengagetkan (biasanya yang terkait seksualitas itu serba mengagetkan), maka tips nya adalah mengambil nafas panjang dan hembuskan. Sapaaa yang ga kageet kalau anaknya yang masih 5-8 tahun nanya apa bedanya sotomie dan sodomi? Oh nooooo...
Menurut bu Elly, saat kita kaget, itu adalah saat gerbang bawah sadar terbuka (aduh beliau nyebutnya bawah sadar atau apa ya, mohon maap kalo salah ya bu Elly, huhu). Nah, dengan cara mengatur nafas, kita bisa melepaskan emosi batin kita (lagi lagi maaf kalo istilahnya salah, saya ingetnya ‘emosi batin’). Jadi sebelum menjawab dengan tenang, atur nafas dulu. Inhale..... exhale...
Saya mau nyambung nyambungin aja dengan ilmu yang saya pernah dapatkan sebelumnya dari guru yang berbeda. Saat ikut nonton bareng film Birth as we know it bersama mas Reza Gunawan (praktisi Holistic Healing), kami peserta nobar mendapatkan pesan untuk keep breathing saat melihat pemandangan yang mengagetkan. Sekedar info, di film tersebut banyak sekali adegan melahirkan tanpa sensor, dan kita pasti tahu banget bahwa image melahirkan selama ini adalah mengerikan, sakit, dan dengan image tersebut yang tertancap dalam di bawah sadar kita, kita disuruh nonton kepala bayi crowning lewat jalur lahir, mungkin ada darahnya pula, kebayang nggak gmn bakal mengagetkannya dan mengerikannya melihat adegan tersebut?? Beberapa mungkin akan melihatnya sebagai disturbing video. Ada juga yang melihatnya sebagai pemandangan yang indah dan menakjubkan (melihat awal perjalanan manusia melihat dunia). Disturbing atau menakjubkan, tergantung apa belief kita di awal mengenai melahirkan.
Sangat disadari mungkin trauma akan bermanifestasi ketika menonton adegan tersebut. Ketika dalam kondisi kaget itu kita malah menahan nafas, traumanya malah makin nancep deh. Justru dengan tetap bernafas, kita bisa melepas emosi batin yang jelek jelek (lagi lagi kalo istilahnya salah mohon maap yaa, ya intinya gitu deh hihi). Nyambung yaaa sama bu Elly :) Waahhh ternyata manfaat nafas itu begitu yaa..
Nahh nyambung lagi ke Reza Gunawan, beliau membahas nafas juga nih untuk pengelolaan stress, emosi, dll. Wawancara beliau di NET TV bisa dilihat di sini.
Baiklaaah. Selamat Bernafas:) Jangan lupa syukuri paru paru yang sehat dan karunia oksigen di alam buat kita;p
Alhamdulillaaaaah:)
Monday, January 13, 2014
Istri atau Asisten Rumah Tangga?
http://www.rumahfiqih.com/m/x.php?id=1389123555&istri-atau-pembantu-rumah-tangga.htm
Ngga usah disalin di sini yaa, silahkeun meluncur pada link di atas. Intinya... dalam islam, istri yang dianggap wajib mengerjakan pekerjaan rumah (ngepel, masak, nyuci, dll) itu sebenarnya salah kaprah, karenaa... ya memang tidak wajib, hehe.
Lalu berlangsunglah diskusi ini di grup liqo yang saya ikuti:
(sementara pake nama samaran dulu, kecuali nama saya sendiri, hhihi)
PART ONE. PROLOG
Tyas: Saya kok agak kurang sreg ya
Soalnya inget kisah yg fatimah lg giling gandum terus Rasulullah datang...terus fatimah minta pembantu..sama rasul ga boleh..krn pahalanya besar
Ada tetangga curhat istrinya tiba2 minta pembantu..minta rumah..kyknya istrinya abis baca artikel ini
rika | Rika: Tyas, imho, kalo blm punya art dan suaminya punya uang, kasih aja ART napa sih
Nah kalo ga punya uang buat hire art, kasihtau ke istrinya.. “kalo papi hire art, kudu potong uang belanja, mami mau?”. Suruh istrinya milih.
...Walopun aku jg masih tandatanya ttg hubungannya dgn fatimah n gilingan gandum
(bagi yang masih bingung apa maksudnya Fatimah dan gilingan gandum, monggo browsing aja yaa.. bisa kepanjangan kalo dishare di sini)
Kira2 ada maksud apa rasul sampe membiarkan anaknya keletihan seperti itu
Apa mungkin krn 'menghormati Ali sebagai suami, sebagai wali dari fatimah?
Saat itu kan Ali memang termasuk tidak punya ya, so istrinya harus bersabar
Tp itu kesimpulan saya sdiri yaa, jgn dijadikan rujukan, ehe
Dian: Yg fatimah n gilingan gandum mkn lebih ke ngajak fatimah utk pengertian dgn kondisi suami yg pas2an
rika | Rika: Kayaknya akan lebih imbang kalo kesimpulan fatimah n gilingan dimasukkan ke penjelasan ust sarwat ya
Jd gak dipelintir oleh oknum istri
Dian: Yg kurang sreg dari artikel itu yg bagian kewajiban istri hanya di urusan melayani kebutuhan seksual.
rika | Rika: Krn ini yg sifatnya halal haram, dosa, gt kali ..
Tyas: Nah yg saya sesalkan tuh..artikel ini mungkin bikin sebagian istri yg tadinya ikhlas..mengerjaan pekerjaan rumah krn berharap pahala teteskeringat krn mengrjakan keewajibannya sebagai seorang istri..jd "oooh jd ngga wajib toh..pahalanya ga pol dong..bukan pahala wajib"..dan jd nuntut macem2 ke suaminya..selain tetangga..gurunya sodara saya...dia bahas artiukel ini dr sudut pandang gitu...jd dia baru tau dan merasa selama ini rugi..
Dian: Iya mmg artikel ini harus dipahami hati2. berpotensi salah persepsi. Jujur kmrn stlh baca artikel ini sy sempet bbrp detik kepikiran 'wah alhamdulillah brarti gpp/ga dosa kl ga masakin sarapan suami, ternyata bkn kewajiban'. Jd tergoda buat nyantai pagi2 ga masak sarapan hehe.
Adya: Sy mah klo baca artikel macam gini, bukan ikjlas ga ikhlas sih jdnya, tp ceritanya bertekad ngajarin ketrampilan ngurus rumah, baik ke anak cewe maupun anak cowo dengan tanggungjawab yg sama. Karna itu kebutuhan hidup. Karna ini kebutuhan hidup. Klo mau makan ya hrs bikin dulu dll... Bukan layan melayani
Tyas: Buat yg sekedar baca..tidak sampai merenungkan hikmah, dsb..emang jd provokatif sih artikel ini
PART TWO. WEJANGAN SERIUS
Wejangan bu Elma Fitria (yang ini namanya beneran)
Setuju urusan rumah tangga adalah tentang memenuhi kebutuhan, bukan hubungan ordinat dan subordinat. Kata "melayani" suami dalam Islam , setau saya konteksnya di kamar.
Lalu kenapa seringnya istri yang menyediakan kebutuhan suami ? imho, paradigma yang tepat adalah bagi tugas, dan karena saya mencintai suami saya, i want to make everything easier for him karena suami sudah berlelah lelah menyediakan kebutuhan sekeluarga uang suami adalah uang keluarga. uang istri adalah milik istri sendiri.
Suami harus siap dihisab atas kesalahan anak istrinya, sementara istri dan anak tidak perlu menanggung hisab atas salah suaminya. Urusan rumah tangga, kalau wajib mah ya memang engga. Rasulullah juga pernah, bbersih rumah, masak sendiri, jahit sendiri, dll. Jadi ini tentang bagi tugas dalam memenuhi kebutuhan keluarga, dan ekspresi cinta untuk masing2 pasangan.
Ini tentang bermain secara tic tac, mana yang dioper sebagai tugasmu, mana yang dioper sebagai tugasku. and together we’ll reach our purpose, mendapat ridha Allah SWT
Kalau yang fatimah, setau saya, fatimah itu minta khadimat ke Rasulullah saw yang baru saja pulang perang dan bawa orang2 semacam "rampasan" perang, jadi biasa diperbantukan sebagai budak
Fatimah pun meminta atas persetujuan Ali
Rasululullah menolak permintaan Fatimah
Lalu Rasulullah mendatangi Fatimah dan Ali. Melihat sendiri kondisi mereka yang teramat sederhana. Alas tidur hanya tikar, selimut hanya nutup setengah badan, dll.
Lalu Rasulullah bersabda, "maukah engkau aku tunjukkan yang lebih baik daripada yang kau minta"
"tasbih sekian kali, tahmid sekian kali, tahlil sekian kali, setiap selesai shalat. Sungguh itu lebih baik bagimu"
oia kalau ga salah itu teh setelah Rasulullah meminta si penggilingan menggiling sendiri ya ?
hadeuh harus baca shirah lagi, rada campur aduk ingatan
mungkin ada yang bisa bantu cari link nya ?
yang penggilingan itu berputar sendiri, Rasulullah kan bilang tentang begitu banyaknya pahala yang mengalir dari setiap butir gandum yang digiling, diolah, lalu dinakan, dari setiap helai rambut anaknya yang disisir, dst ...
jadi pahala urusan rumah tangga dan merawat anak itu sangat besar
Wejangan Teh Patra (namanya beneran juga)
Berikut ini penjelasan Ibu Mentor:
Begini begono buibu...kewajiban istri itu yang disebut langsung dalam Islam 'Hanya' masalah seksual ini.
Wajib itu artinya : kalau dikerjakan mendapat pahala, kalau tidak dikerjakan hukumnya Dosa
Karena satu2nya kebutuhan laki2 yang hanya bisa dipenuhi dengan menikah ya kebutuhan seksual itu.
(Brarti masalah ini sebenernya masalah yg besar dan penting ya
Iya si, soalnya zina tu hukumanny Rajam
Kebutuhan makan, nyuci, dll mah jadi bujangan juga oke)
Setelah menikah, pemenuhan hal2 lain itu bisa didelegasikan..kecuali satu. Ya kebutuhan biologis itu
Berbeda dengan wanita, laki2 yang kebutuhan biologisnya tidak tersalurkan, akan mengganggu ibadahnya. Bahkan akan menggiringnya pada dosa besar.
(Hmnmm.. tugas pria dan wanita itu memang sudah ada porsinya masing masing yaa. Please see… setara ibu bukan sama, setara itu sadar dengan hak dan kewajibannya masing masing)
Bayangkan betapa menderitanya suami yang tidak terpenuhi kebutuhannya oleh istri. Sudah lelah bekerja, uangnya dihabiskan pula oleh keluarga. Kebutuhannya malah tidak terpenuhi.
Istrinya obsesif lagi..boro2 ngasih jalan poligami. Kalo cuma mau dapet rumah rapi sih bayar pembantu aja..murah. Nyuci kiloan..murah. Makan beli jadi..apalagi istrinya juga ga jago masak..heu..
(Bukan 'hanya' ya klo gt.... Menjaga dr dosa besar)
Dalam Islam, zina itu haram. Hukumnya rajam. Bahkan harus menundukkan pandangan. Maka tugas istri adalah menyediakan semua kebutuhan yang seperti itu dan halal. Dan itu sebetulnya tugas yang berat.
Harus selalu siap kapanpun diperlukan. Bahkan kata Rasul walaupun di atas punggung onta.
Kata Rasul..seorang laki2 yang tergoda di jalan hendaklah segera pulang dan menemui istrinya. Tentunya bukan utk bantuin cuci piring kaan?
(Jdaaang…. Wikikikik)
Nah..istri itu harus standby dengan kondisi suami begitu.
Btw itu perumpamaan paling ekstrim..di atas onta. Meureuuun..dulu waktu para kafilah dagang pergi perjalanan berminggu2..kalo butuh ya harus bisa di atas onta..hehehe
Ini yg kebanyakan istri ga ngerti. Ini yg menyebabkan banyal perselingkuhan dan perceraian
Istri sibuk mengurus rumah..ketika suami butuh kabur...alasannya lelah. Lalu suami harus bagaimana? Bersabar??
Jadi, frame kewajibannya kita harus tau dulu. Kewajiban ini prioritas utama.
Selanjutnya hanya bumbu cinta...masak enak, rumah rapi, baju harum, pekarangan indah berbunga.
Ga perlu disuruh, itu bukan kewajiban. Tapi itu tambahan pahala yang Allah sediakan untuk para istri sholihah. Semuanya dilakukan untuk menambah rasa cinta dalam rumah tangga..menambah mood juga untuk bercinta. Nah..kalo kebalikannya ya jadi salah. Pekerjaan sampingan menguras energi untuk melakukan hal yang wajib..
Intinya..kenapa laki2 mau nikah? Utamanya karena kebutuhan bioligisnya harus terpenuhi.
Untuk itu dia harus membayar mahal : menafkahi istrinya lahir batin
Kalau anak kan asset ya, invest ...laki2 ngurus anak..nanti yang ngurus dia kalo tua kan anaknya. Tapi istri ini biaya, cost.
Nah..ketika laki2 dapat pemenuhan ini tanpa harus menikah, tentunya mereka bersuka cita..enak bisa makan sate ga usah miara kambing..heu..
Makanya pernikahan makin lama makin ga laku.
Yang paling diuntungkan dengan gerakan para feminis itu ya para lelaki..
Perempuan bisa cari duit sendiri..laki2 enak.
Perempuan ga mau nikah..tapi mau nyodorin tubuhnya gratis yaa bagaikan kucing ditawarin ikan asin. Kucing persia aja tergoda.
Dalam islam, cerai itu di tangan suami. Mengapa? Salah satunya karena secara finansial yang paling dirugikan dalam cerai itu ya suami. Udah banyak keluar duit, bayar mahar, nafkahin istri..trus masih harus bayar gono gini.
Kalo istri kan mau cerai tinggal pake perasaan aja..hehehe..
PART THREE. EPILOG
Apaan yahh penutup dan kesimpulannya?
Kesimpulan saya ini ya:
1. House chores memang bukan kewajiban siapa siapa (suami atau istri), tapi secara umum itu memang kebutuhan pribadi manusia, so ya kerjasama dan atur atur aja dehh. Kalo istri ga mau ngerjain rumah tangga ya gapapa, artinya siap uang nafkah dipotong buat ngebayar ART. Hihi..
2. Ajarin anak laki untuk survive mengerjakan urusan rumah tangga juga, karenaa…. Bukan kewajiban istri :D Sooo ini modal buat teamwork saat menikah nanti.
3. Urusan pemenuhan biologis itu adalah hal yang serius. Bukan HANYA. Apalagi buat laki laki.
4. Artikel Pak ustadz itu membicarakan strict mengenai masalah hak dan kewajiban, fokus terhadap yang disebut sebagai ‘kerjaan pembantu’. Okee? Belio hanya membicarakan 1 aspek saja dalam pernikahan. Tentu tidak salah, krn memang artikelnya fokus membahas itu. Tapi sebagai suami istri, yang membina rumah tangga, please see it in a bigger frame. Pernikahan itu bukan sekedar suami wajib ini istri wajib itu, pernikahan jg mengenai memberi dan menerima, mengenai cinta, komunikasi, kerja sama, semua itu pake SENI, juragan. Yang lain lain ini dibutuhkan sekali dalam rangka kompak beribadah pada Allah.
Demikiaaaaannnn ringkasan liqo kali iniiih.
Wassalam:)