Saturday, January 18, 2014

Love you, Allah

Pada suatu saat, pada titik (yang kuanggap) terendah di mana aku sedih, merasa tidak berharga, kadang pengen mati aja (kalau dirunut ada gejala depresi), aku (sekarang) merasa, saat itu justru Allah sedang sayang sekali padaku. Jadi ketika itu, ketika aku benar benar merasa hilang pegangan, dengan sepenuuuuuhhhh hati, jiwa, dan raga, aku sujud, aku menangis sejadi jadinya, curhat habis habisan pada Allah, minta tolong pada Allah. Aku merasakan benar benar tidak bisa mengandalkan siapa siapa, merasa sendiri. Allah yang maha penyayang, dengan cara memberiku kejatuhan mental sedemikian rupa, di sisi lain justru membangkitkan rasa keberserahan yang total. Aku lemas. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Jadi aku serahkan hatiku, rasa sedihku, pada Allah.

Aku tidak tahu ada momen khusus apa sehingga aku merasa jauh lebih tenang. Makin ke sini, makin tenang, makin bersyukur, makin bahagia. Bersyukur sekali punya teman teman yang soleehaaah di grup whatsapp. Di grup makin sering saja membahas perenungan mengenai diri sendiri, betapa Allah sudah memberikan porsi peran kita di dunia, betapa kita sudah ditakdirkan dan diserahi peran sesuai kapasitas dan karakter kita, menjadi ibunya si A dan si B, menjadi istrinya C, menjadi anaknya D. Di saat yang sama juga aku mencoba ikut grup TDOJ, mengintensifkan tilawah, yang berasa juga punya peran mendamaikan hati, mulai mendoakan orang orang di sekitarku yang selama ini mungkin aku anggap berandil dalam penderitaanku, Allah pun mempertemukanku dengan orang yang belajar mengenai pembersihan hati. Selain itu Allah pun memunculkan seseorang yang membuatku ingat bahwa aku pernah belajar teknik self healing yang sebenarnya sudah lama aku pelajari tapi memang aku tidak pernah meluangkan waktu untuk praktek, sehingga akhirnya aku praktek lagi.

Aku yakin, karena kehendak Allah, karena resultan dari hal hal yang aku mulai lakukan untuk berdamai dengan diri sendiri, juga hal hal yang secara langsung Allah beri padaku,  things have changed. Bukan cuma aku yang menjadi lebih tenang menyikapi realita yang tidak sempurna, tapi... realita itu sendiri juga berubah, atas kehendak dan kasih sayang Allah, tentunya. Akupun mengambil kesimpulan, fokuslah dengan memperbaiki respon kita terhadap masalah, besarkan energi kita, dan lihatlah bagaimana lingkungan kita berubah. Syukurku pada Allah yang menjatuhkanku sehingga aku bisa tunduk dan berserah total. Syukurku pada Allah yang sayang dan mau mengangkatku dengan memberikan jalan jalan solusi untuk dilalui.

Laa haula wa laa quwwata illa billaah....

Surah ke-94. 8 ayat. Makkiyyah  (sumber tulisan di bawah: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-insyirah.html)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


Ayat 1-8: Kedudukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan ketinggian derajatnya, serta perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam agar terus berjuang dengan ikhlas dan tawakkal.


أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (١) وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (٢) الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (٣) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (٤) فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ   (٨)


Terjemah Surat Al Insyirah / Alam Nasyrah Ayat 1-8


1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?,


2. Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu,


3. yang memberatkan punggungmu,


4. Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.


5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,


6. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.


7. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan yang lain),


8. dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.



Tafsir bisa dilihat di  http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-insyirah.html  

No comments:

Post a Comment