Saturday, December 1, 2012

Menyapih Raul

Ditulis 22 Sept 2010 di rikariza.multiply.com

raul 2 thn

Tadinya mau menggenapkan 2 tahun sebelum memulai weaning. Tapi entah kenapa pas banget 1 bulan sebelum Raul 2 tahun, banyak teman sesama ibu yang sedang menyapih anaknya, dan ngga semua jg genap 2 tahun, ada yang kurang kurang dikit. Memang sih ngga ada aturan saklek mengenai plus minus-nya.

Ditambah mbaknya Raul dah ngga balik lagi, aku pikir this is the moment, Raul harus segera mandiri, dalam hal toilet training maupun weaning. Kalo nggak, repotnya akan berkepanjangan, im afraid. Masih agak agak ngga rela sih, selain Raul ‘butuh’ menyusu, ternyata sebagai ibu, aku jg merasa ketergantungan dengan proses menyusui. Selain merasa connected, menyusui adalah cara yang ampuh untuk menghentikan tantrum, mempercepat proses tidur, apalagi kalau ibu kelelahan. Kalau Raul lagi pecicilan ke sana sini lalu dia minta mimi, akupun senang karena bisa beristirahat, menyusui sambil rebahan, hehehe…

So… ngga berniat menyapih tiba tiba sih. Hanya ingin coba coba aja. Aku ngga punya teori macem macem tentang weaning. Cara orang orang pun ternyata berbeda, karena respon anak terhadap cara penyapihan jg berbeda (hasil baca baca sekilas pengalaman orang). Ada yang dengan cara ekstrem ‘brotowali’ manjur, ada yg ngga. Caraku? Hmmm… ntar diceritain di bawah, tapi hanya 1 hari dan kayanya kok berhasil ya.

Barusan sekilas juga baca tentang Weaning with Love. My personal opinion, weaning itu hal yang berbeda dengan yang lain. Ada yang bilang menggunakan cara tiba tiba itu akan jadi trauma untuk anak. Nah yang aku bingung, trauma terhadap apa? Beda halnya dengan memandikan bayi dengan air dingin, yang katanya bisa menimbulkan trauma juga.

Beda kan? Mandi dengan air dingin akan dialami manusia hingga akhir hidupnya. Ketika ia trauma saat bayi, tentu akan jadi masalah ketika dia besar, ga bisa mandi pakai air dingin. Tapi kalau air susu ibu? Lha setlah 2 taun dia gak bakal lagi nyicip ASI kan? Let’s say dia “trauma” terhadap menyusui, aku rasa bukan trauma lagi namanya, tapi penanaman kepercayaan di alam bawah sadarnya bahwa saat ini, menyusu bukan hal yang tepat. 2 hari ini aku menerapkan bberapa hal yang idenya muncul begitu aja. Salah satu caranya ekstrim, tapi I have my own reason.

1.       Bubuk cabe

Ini yang ekstrim. Raul udah sesekali nyicip makanan pedas sebelumnya, secara accidentally sih. Dan dia merespon rasa pedas itu dengan …. Cukup baik. Dia ngerasa gak nyaman dengan pedas dan langsung minta minum, tapi setelah itu…baik baik saja. Mamaku jg menyarankan mengenalkan pedas karena pedas itu bisa membangkitkan nafsu makan.

Mungkin terdengar kejam yah, mosok nyapih pake bubuk cabe, kalau HANYA bubuk cabe, dan memaksakan. Tapi pada dasarnya bubuk cabe ini hanya cara pelengkap, setelah aku berusaha menanamkan pengertian terus menerus, bahwa asi nya sudah ngga bagus lagi (memang kan). Pedas adalah rasa yang unik. Saat kita ngerasain rasanya mau udahan. Tapi begitu udahan, pengen lagi. Tidak ada trauma terhadap rasa pedas. AKu menerapkan ini hanya utk 2x permintaan menyusui. Setelah itu ngga.

2.       Pillow talk

Sbelum dia mulai tantrum meminta ASI (lebih baik jauh jauh hari sebelumnya sih), aku menerapkan pillow talk. Redaksinya kurang lebih begini “Raul anak pintar, Raul anak sehat, Raul sudah besar. Raul pinter kalau haus minum dari gelas/botol, bisa air putih, susu, atau jus”

Semacam itulah, diulangin terus menerus. Hindari kata “nenen”, atau “asi”, atau kata apapun yang buat dia identik dengan menyusu.

3.       Tapping metoda EFT (emotional freedom technique)

Metoda totok di titik meridian tubuh, biasa digunakan untuk masalah kesehatan dan emosional, misalnya menghentikan ketergantungan terhadap rokok. Di Indonesia sudah ada metoda baru yang mengadaptasi dari itu, namanya SEFT, tapi aku lebih suka menyebutnya EFT saja. Unsur S sebenernya penambahan nilai doa, and I don’t like the idea of membakukan ‘doa baru’ dalam suatu metode. Jadi aku menyebutnya EFT aja.  Tentunya di dalam melakukan tapping aku juga berdoa, doanya intinya memfokuskan bahwa kita menyadari sedang menghadapi suatu masalah, tapi kita memasrahkan masalah itu pada Allah. Let His hand works on it.

4.       Berdoa setelah shalat.

Waktu setelah hari pertama tuh aku doanya kenceng banget (memohon mohon dengan sangaat). Abis gimana, tantrumnya edan edanan, bener bener bikin sedih dan trenyuh. 1 jam lebih dia teriak teriak nangis sampe suaranya serak, memohon untuk disusuin.

5.       Komunikasi di saat main, di saat makan, kapan aja. Setiap saat dia nunjukin keinginan untuk menyusu, SEBELUM keburu tantrum, ajak bicara bahwa dia sudah besar dan kalau minum dari gelas atau botol. Fokusnya ke distraction-nya, karena anak kecil tidak mengenal kata negatif. Ketika kita bilang ‘jangan lari’, ‘jangan nakal’, yang dia rekam adalah lari, dan nakal.

Aku agak akan takjub dengan hasilnya. Entah metoda mana yang efektif, tapi ini semua kuasa Allah. Rasanya baru kemarin Raul addicted to ASI. Dikit dikit mimik, kalo lagi tantrum akhirnya minta mimi, kalo tiba2 mati gaya, yg diinget mimi. Pokoknya hampir seluruh hariku rasanya porsi menyusui sangat dominan. Hanya dalam tempo 1 hari lebih, dia tidak pernah mengucapkan kata ‘mimik’, sesekali sih keluar.. tapi slalu diikuti ‘mimik… adek…’ (aku mengenalkan sebuah dummy newborn sebagai adek). Ada situasi tertentu dimana biasanya Raul minta mimik, yaitu saat bosan, saat merasa insecure, saat ngantuk dan saat marah. Nah… 1 hari setelah menerapkan cara cara di atas, saat dia mengalami kondisi tersebut, dia langsung menghambur ke pelukanku, seperti biasanya kalo mau nyusu, tapi dia hanya bengong, seperti pengen.. tapi malu meminta. Ajaib banget lah pokonya. Sesekali dia tempelin wajahnya, tapi lalu udahan… seperti orang yang sedang menahan diri, seperti tahu kalau menyusui itu bukan untuknya lagi. Subhanallah. Aku bener2 takjub dari mana itu asalnya. Padahal aku ga bermaksud total menyapih dia bulan ini, rencananya sih total bulan depan. Tapi ya sudah, aku melihat dia sudah siap, jadi aku teruskan.

Hari kedua, Raul tidur tanpa ngamuk minta mimi, tp dia punya pelampiasan lain, yaitu melihat slide show foto di hp. Dan dia marah kalau fotonya dihentikan. Pokonya dia liat slideshow itu sampe ngantuk dan tertidur. Saat kebangun di tengah malam (yang biasanya teriak  mimiiik!!), ini teriakannya berganti menjadi “iat opooohhh” (maksudnya lihat foto), lalu agak2 ngamuk. Ngamuknya ga berhenti sampai aku kasih dia hp yang udah diset slideshow foto, ampe pegel meganginnya, hehe. Sejak lahir Raul selalu tidur denganku dan selalu menyusu sebelum tidur, dalam 1 hari tiba tiba berubah.

Hari ini, hari ketiga, Raul tidur siang sambil makan buah, tanpa liat foto (walopun kalau terjaga masi minta jg, dasar narsis, hihi). Tidur malam pun dia ngga lihat foto, tapi butuh ditimang. Raul memang blm bisa tidur sendiri, masih kaya orang bingung kalo ngantuk digeletakin di kasur. Tapi perubahan drastis ini buatku too cool to be true.

Pe-er nya tinggal toilet training nih, blm sukses2 juga, hehe…

Aku ngga menyangka masa penyapihan adalah masa yang sangat berkesan, butuh mencurahkan perhatian ekstra, kasih sayang ekstra, dan aku harus membentuk ikatan tanpa bantuan ASI,menenangkannya tanpa ASI, menidurkannya tanpa ASI. Apalagi pas banget momen mbak yang jagain Raul slama ini dah mudik ga balik lagi. This moment is uniquely beautiful.

raul 2 thn2

No comments:

Post a Comment