Monday, December 3, 2012

Time

May 1, '10 3:53 PM
untuk semuanya

sand-40376_640
Rasanya waktu berjalan cepat, cepat sekali. Mamaku bilang konon kabarnya bumi berputar lebih cepat. 1 jam nya pun (walaupun tetap 60 menit dan 3600 detik) lebih cepat.

Dulu sering menyalahkan aktivitas yang seabrek untuk dijadikan kambing hitam tidak punya waktu. Dan ternyata, walaupun aktivitas itu berkurang, waktu tidak pernah bisa luang, bahkan menurutku semakin sempit, karena berbagai macam teknologi dan kemudahan.

Teknologi memang seharusnya memudahkan aktivitas manusia, menolong manusia. Yang aku lihat saat ini, arus aktivitas dan informasi memang luarbiasa cepatnya, akhirnya manusia dipaksa berlari dan mengejar teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Di tempat yang arus informasi dan teknologinya begitu cepat, pekerja cenderung bekerja dalam waktu yang lama, tidur hanya sebentar, ketemu keluarga sebentar, apalagi ditambah macet, boro boro mau nambah ilmu misalnya baca buku agama atau solat tahajud yang tenang. Badan capek. Pikiran capek. Karena teknologi.

Kalo diceritain tentang masa lalu di desa di mana anak anak selepas maghrib mengaji dengan lampu teplok sampai isya, main main dengan tetangga waktu bulan purnama (maksudnya padang mbulan kumpul2 silaturahmi gituu), belajar setiap hari, aku mikir..

‘ya iya lahhhhh tv cuman tvri doang siarannya gitu gitu aja, listrik belum bagus, acara radio juga gitu gitu aja.. paling sandiwara radio ½ jam yang rame, kaga ada internet, ga ada tempat tempat gaul, if I lived those times, I probably would do the same thing… mengaji dan silaturahmi setiap malam, santaiiiii….’

Pada suatu ketika aku mengomentari seorang kawan yang punya hp baru. Karena lagi hunting gadget, aku memang suka liat2 hp orang. Sebuah smart phone yang bisa dimasukin aplikasi untuk push email. Tapi bukan identik dengan smartphone push email yang itu. Lalu kami membanding2kan smartphone tersebut dengan B*.

“Wahhh ngg mau deh punya B*, kalo bos tau, kita nggak punya alasan lagi kenapa belum buka email”, begitu katanya, kata seorang karyawan yang bos nya terkadang mengirim email maut, sms maut, dan telepon maut di luar jam kerja (maksudnya disuruh kerja dan mikir ekstra gitu). Karyawan jadi kena imbas beban kerjaan baru, karena si bos juga makin banyak nerima orderan, via email tentunya.

Dulu juga sempet ketemu seorang researcher dari Korea yang bercerita tentang siklus hidupnya (dan rata rata orang Korea), di mana dia bekerja hampir setiap saat, tidur hanya sedikit, hampir setiap weekend pula dia harus bekerja, dan agak2 mengeluhkan siklus hidup itu tapi dia tidak mempu menghindar karena kalau dia tidak mengikuti siklus itu, she won’t survive the –whatsocalled- competition.

Barangkali pertengkaran rumah tanggapun cenderung makin banyak terjadi karena pasangan yang telat ngasih info apa yang terjadi dengan dirinya. Mungkin setiap saat harus lapor status yah, ym kek, status febuk kek…  telepon ato sms kek..

Di saat aku sudah berada di rumah dan menguasai waktuku sendiri, akupun ternyata memiliki daftar list thing to do yang semakin panjang dan ngga pernah selesai. Akselerasi penambahan kerjaan lebih cepat daripada task yang selesai. Aku akhirnya memiliki gadget yang terkenal itu dan… bener.. memang sangat memudahkan hidupku. Tapi di sisi lain tambahan pekerjaannya juga semakin banyak. At the end, walaupun katanya teknologi itu memudahkan, sebenernya hidup tidak pernah menjadi lebih mudah.

Kangen menanti surat berhari hari dari sahabat pena

No comments:

Post a Comment