Thursday, November 15, 2012

Kunjungan ke Tunas Bangsa

Awalnya berniat berkunjung ke panti asuhan saat ultah Raul ke 4. Tapi yaa karena banyak agenda, nggak jadi jadi juga. Minggu ini, spontan si ayah ngajakin ke panti asuhan. Karena tidak banyak referensi mengenai panti asuhan, kami seisi rumah berkunjung ke panti asuhan balita tunas bangsa, tempat yang sama yang pernah aku kunjungi bersama teman teman milis popok kain (popok-kain@yahoogroups.com) saat sosialisasi popok kain.

Niatnya sih simply ingin mengajak bersama sama bersyukur terhadap kondisi diri sendiri, terutama mengajarkan Raul (dan Rara) untuk bersyukur, masih punya orangtua. Tapi emang jadi agak ribet sih karena kami cuma boleh mengintip dari balik jendela, itu pun pada jam besuk tertentu.

Beberapa jam sebelum jam besuk kami sudah sampai. Karena tidak bisa menengok dengan alasan anak anak sedang tidur (bisa gituhh bayi segitu bermacam macam diatur waktu tidurnya? aneh juga ya haha) Ya sudah kami nunggu deh. Sambil nunggu, kami belanja barang yang kira kira diperlukan anak anak itu. Suamiku tanya ke pengurusnya,... berhubung ini panti asuhan pemerintah, kami berasumsi segala hal relatif terpenuhi. Kami tanya apa kira kira yang kurang.

Pengurus bilang memang sumbangan banyak, tapi sesekali kekurangan juga, misalnya susu (formula) dan pampers. Oh sungguh sedih hatiku, kalau disuruh nyumbang kedua benda itu. Di akhir percakapan terkorek juga bahwa beberapa bayi alergi susu sapi sehingga harus minum susu soya. Walaupun sedih rasanya harus menyumbang susu soya, ya sudah... nggak mungkin juga aku sumbang asi untuk bayi sebanyak itu.

Sambil nunggu jam besuk kami pergi ke sebuah hipermarket, masuk ke  gang bagian sufor. Actually it was awkward for me. Aku menggendong bayi dan masuk gang sufor, lalu ditanya tanya anakku umur berapa, untuk memberikan saran susu yang tepat. Buat anak macem macem umur, begitu jawabku sekenanya. Aku dan suamiku terbengong bengong melihat itu susu susu kaleng yang harganya super super jleb maknyus deh. Kami akhirnya mengambil susu soya untuk usia di bawah 1 tahun saja, karena toh di atas 1 tahun susu sapi kan bukan hal krusial. Jumlah susu yang diambil cukup besar untuk kocek, tapi jumlahnya cuman sedikiiit. Ini juga sebentar habis, pikirku. Sedih juga ya. Sungguh bersyukur Allah memberi 2R rizki asi yang cukup, ahamdulillah wa syukurillah. Allah Maha Baik. Bukan hanya good for my babies, also good for my pocket, hwekekekek.

Hm.. teringat beberapa bulan lalu aku terpaksa membuang ASI yang kadaluarsa :((
(wahhhh baru inget kaga ada dokumentasi fotonya neehh)

Btw.. gedung tunas bangsa sedang direnov, jadi anak anak dan bayi sementara diungsikan ke panti jompo di sebelahnya. Wuih... sedih jg sepanjang jalur menuju kamar bayi lihat jompo jompo pada nongkrong di luar ruangan. Ruangannya itu kamar massal gitu deh isinya bed berjejer jejer. Huhu sedih aja liatnya, orang jompo tidur beramai ramai begitu.

*sedang menyadari banyak pengulangan kata 'sedih' di atas*

Memang bagian paling menyedihkan adalah melihat kamar bayi. Ituh 1 box bayi bisa diisi 3 bayi, kadang suka saling tumpang tindih, dan masing masing pada cuek (nindihin ataupun ketindihan) ! Apa coba yang dialami bayi bayi ini setiap hari? You can guess: mimik, pupup, pipis, ganti popok, bobo, mandi. Gitu aja kan tiap hari. Dan 1 kamar yang berisi 3-6 bayi hanya dijaga oleh satu orang pengasuh (atau 2 ya?). How on earth she can handle supplying psychological nutrition for those babies? Apakah beliau mengajak ngobrol bayi bayi ini? Apakah beliau bernyanyi dan membacakan buku untuk anak anak ini? Apakah dia selalu tersenyum?  I'm not sure, dan sejauh yang saya lihat, memang tidak demikian. Bayi kalo nangis disumpel empeng atau botol, lalu dilatih untuk memegang botolnya sendiri (ini bayi 0-3 bulan lho!) Yaaa aku tidak sedang menyalahkan pihak pemerintah ya. Kurasa pemerintah sudah melakukan yang baik untuk saat ini. Sudah ada PAUD, playgroup dan semacamnya. Tapi kurasa masih ada gap yah terutama buat yang masih bayi dan belum dimasukkan ke PAUD.

Penutup: Bayi bayi tersebut terbuka untuk diangkat. Syaratnya rumahtangga>5 tahun, usia suami istri minimal 30 tahun. I'm not eligible yet, belum 30 dan masih punya bayi bua diurus. Semoga ke depan rizki tambah banyak dan bisa mempertimbangkan mengasuh anak dari situ.

No comments:

Post a Comment