Saturday, May 26, 2012

Home Birth – Melahirkan Hemat Energi

Maaf kalau judulnya ‘mengundang’. Mungkin akan mengundang orang berpikir ‘jadi gue melahirkan ga hemat energi?’ Sebenernya bukan gitu yaa maksudnya. Hehehehe…

Energi, yang ujung ujungnya menjadi emisi karbon, adalah konsekuensi dari kegiatan manusia. Mau gimanapun juga kita kampanye hemat energi, tetep aja judulnya ‘hemat’, atau ‘ minimasi’, atau ‘mengurangi’, nggak mungkin menghilangkan. Jadi ya tidak bermaksud berlebihan, trus jadi anti naik mobil, ngga pake plastik sama sekali. Bukan gitu lho yaaa maksudnya..

Sebenarnya, belum tentu juga sih kalau melahirkan di rumah lalu pasti lebih kecil emisi karbonnya daripada melahirkan di RS.  The point is, dengan melahirkan di rumah, kita bisa mengatur banyak hal.. dalam hal ini, penggunaan energi. Banyak yang bisa diminimalkan, walaupun ada juga yang malah lebih tinggi. Selain itu, kerangka pemikiran melahirkan di rumah beda dengan di rumah sakit. Mindset persalinan di rumah biasanya adalah ‘semua akan baik baik saja’ sehingga jikapun ada sedikit penyulit yang sifatnya tidak darurat, penolong persalinan akan mengusahakan untuk memperbaikinya dengan cara yang alami. Sedangkan di RS*, ada sedikiiiiit saja indikasi yang di luar textbook mengenai skenario melahirkan normal, intervensi alat/obat pun lebih mudah untuk mengambil peran.

(*kita ngomongin RS secara umum ya, ngga semua)

Yuk kita bedah apa saja yang bisa dikurangi emisinya di rumah:

  1. Transportasi


Dengan melahirkan di rumah, paling tidak kita memerlukan 1-3 orang luar rumah untuk melakukan perjalanan bolak balik. Tentu konsumsi energinya akan sangat relatif terhadap kendaraan apa yang digunakan, seberapa jauh lokasi yang harus ditempuh. Tapi kasarnya, kalau bicara jumlah personil, yang di rumah lebih bisa ditekan bukan? Apalagi kalau unassisted alias ngga pakai pendamping, jadi zero emission deh dari aspek ini.

  1. Penggunaan listrik

    1. AC. Kita bisa lho mengatur mau pake AC hemat energi, atau mematikan AC sama sekali.

    2. Lampu. Jika kita mengacu pada proses kelahiran yang baby-centered, tentu kita akan memilih lampu yang redup, untuk mendapatkan transisi yang lembut dari dunia bayi sebelumnya menuju dunia baru. Hanya perlu 1 lampu saja, lampu dengan daya yang rendah. Atau mau pakai lilin? Boleh ajaa. Silahkan diatur atur.

    3. c.       Peralatan medis. Homebirth dilakukan sebaiknya dengan keyakinan bahwa tidak ada komplikasi pada kehamilan. Kelahiran di rumah menjadi tidak begitu membutuhkan peralatan peralatan yang membutuhkan listrik, maupun alat alat bantu seperti oksigen, CTG, perlengkapan support untuk infus, maupun pada proses sectio. The less equipment you use, the less carbon you emit. Tentu saja peralatan emergency lebih baik disiapkan untuk berjaga jaga.

    4. Perlengkapan

      1. Underpad: Bisa menggunakan material yang bisa digunakan kembali, misalnya handuk atau selimut kain. Disposable underpad mungkin akan perlu digunakan dalam kondisi terjadi pendarahan. Gampang kok, tinggal survey aja tempat terdekat yang menjualnya, dan pastikan akses mudah untuk membelinya.

      2. Popok bayi. Di RS kita terkadang tidak bisa memilih bayi kita mau dipakaikan popok seperti apa. Beberapa RS masih menggunakan popok kain. Tapi tidak sedikit juga yang menggunakan popok sekali pakai.






See? Selain punya kontrol terhadap skenario prosesnya sendiri, kita juga bisa punya kontrol terhadap penggunaan energi J

No comments:

Post a Comment