Saturday, August 4, 2012

A Thought About Gentle Birth (1)

Akhir akhir ini mendapati fenomena kesan orang terhadap gentle birth (GB)agak agak mislead. GB memang identik dengan momen persalinan yang indah untuk ibu dan bayi, tapi lalu disambungkan dengan harus serba natural, harus normal, harus di air, harus menghindari intervensi medis dkk. Well, aku sebenarnya tidak heran, karena awalnya akupun berpikir begitu ketika membaca dokumen yang dibuat oleh promoter GB. Jujur aja, kesanku waktu itu, untuk mencapai GB, harus mengusahakan lotus birth, harus mengusahakan tidak digunting. Minimal mengusahakan. Kalau dari awal memilih yang tidak alami, maka tidak gentle, begitu lho pikirku dulu. Apalagi ketika aku sering mempertanyakan kapan sih harus mendapat penanganan medis, aku tidak pernah mendapatkan respon yang berarti, membuatku semakin berpikir bahwa penanganan medis itu tidak pernah jadi solusi, dalam konsep GB. Anyway, karena akhirnya aku jadi pelaku home birth¸aku pun jadi terusik dengan pandangan beberapa orang yang kupikir salah tentang homebirth. Tolong ya jangan keburu napsu bergosip. Bergosip itu memang asik tapi sih *lho*. Mereka pikir kalo home birth itu anti intervensi medis, mungkin berpikir pelakunya naturalist yang hardcore (nah yang ini nggak gue banget loh). Yang paling bikin gatel, kesan kalo pelaku HB itu kaum sok alami yang gak punya ilmu, sukanya googling sumber2 gak bisa dipercaya dan tidak mau menerima teknologi. Jangan jangan langsung identik ya kalo home birth itu biasanya nggak mau vaksinasi, nggak mau makan makanan kemasan, pelaku food combining yang saklek. Istilah pemberdayaan diri yang diusung pun kesannya jadi negatif. *sigh*. Aku jadi teringat mengenai pelaku pelaku kampanye lingkungan yang kemudian dianggap ‘berdosa’ karena ketahuan menggunakan plastik. Haduhhhh…. Manusia itu kan hidup juga perlu seimbang. Masak mau ramah lingkungan trus nggak mau naik mobil, kan repot itu, hakakakakk. Ya nggak papa tho make plastik, kan prinsipnya minimasi. *lhahhh jadi out of topic*

Dari sekian metoda yang identik dengan GB, banyak yang memang masuk akal buatku, dan patut diusahakan, seperti melahirkan di air yang bisa jadi peralihan yang lembut untuk bayi, sekaligus bonus nyaman buat ibu. Lalu misalnya lagi, berusaha mengambil posisi sesuai insting, memberikan kesempatan pada diri untuk bebas. Itu semua masuk akal kok, krn ketika mood kita bagus, melahirkan pun jadi lancar bukan? Tapi ada pula metoda yang katanya bermanfaat, tapi kubaca baca sampe jungkir balik juga aku merasa belum ada manfaatnya BUATKU, yaitu lotus birth. Bukan berarti tidak ada manfaatnya buat orang lain lho ya. Tapi segala macam alasan religius dalam lotus birth, tidak ada dalam pemahamanku.

Buatku plasenta hanya seonggok daging, yang memang sangatttt berjasa dan krusial dalam perkembangan janin, tapi statusnya ya sama saja dengan jantung, paru paru, hati, dll. Ketika keluar dari tubuh, it belongs to the ground. Lagipula tidak ada tuntunannya dalam keyakinanku kalau plasenta itu ‘saudara’nya bayi. Lotus birth is just not for me. Allah lah yang mengantarkan nutrisi kepada janin. Organ tubuh adalah ciptaanNya, yang harus disayangi dalam artian dirawat, olahraga, makan yang bagus, dll. Tapi kalau sudah di luar tubuh ya beda lagi urusannya. Oh well, mungkin ada manfaat lotus birth yang aku belum ketahui. Bukan tidak mungkin kok di kelahiran mendatang aku akan menerapkan lotus birth, jika sudah menemukan alasan yang cocok buatku.

Makanya.. waktu itu.. aku ngga mau terpaku pada GB yang harus begini dan begitu.(Maap iniii… bukan menyalahkan yang lotus lho ya, siapa tau punya alasan supaya tenang, bayi nggak dibawa2 kmana mana dll, monggo lhooo). I set my own limit. Maka dari itulah ngga berani melabeli diri ingin gentle birth. Pemikiranku waktu itu, kalau nggak gentle menurut pandangan ‘orang orang ini’, so what gitu lho. Makanya ketika aku memutuskan diri untuk home birth (dengan segala pertimbangan) dan ditawari untuk lotus birth oleh mbak bidanku yang cantik dan baik hati, akupun menolak dengan tanpa alasan yang panjang. Alasannya ya… nggak aja, hehehe. Nggak punya alesan untuk lotus, as simple as that kok.

(to be continued)

1 comment:

  1. Kalo menurut sy mba, lotus birth itu sealami2nya lepas plasenta. Belum baca2 banyak sih, tapi yg pasti tu tali pusat bakal lepas dengan sendirinya dalam waktu singkat (dibanding yg diklem potong) dan minim risiko (kayak infeksi, bernanah, dll). Tapi di jaman sekarang proses itu udah tergantikan sm alat yg steril n perawatan pasca potong yg baik. Jadi tinggal milih mau repot model apa. Selain itu ga ada keuntungan lain (IMHO y) karena ga ada transfer apa2 dr plasenta ke bayi setelah denyutnya berhenti. Dan sm, saya juga milih untuk ga lotus, cukup sampe penundaan aja.. :) :)

    ReplyDelete